|
|
|
|
Kopi Tuan Flores Manggarai Tanggal 28 Oct 2017 oleh Fennec_fox . |
Seluruh kopi di nusantara memang diperkenalkan oleh Belanda pada masa penjajahan. Dimana pada awal mulanya kopi di uji coba ditanam di Jawa di sekitar Batavia pada waktu itu. Setelah mengalami beberapa kegagalan dan keberhasilan, tanaman kopi akhirnya disebarluaskan ke seluruh wilayah nusantara, salah satunya ke Manggarai Flores. Dimana kala itu masyarakat Flores dipaksa mengikuti kemauan Belanda menanam kopi sejak tahun 1920. Dengan demikian banyak muncul perkebunan kopi yang luas di Manggarai raya yang terletak di kecamatan Poco ranaka Timur Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Wilayah Manggarai tepatnya di wilayah adat Colol merupakan sebuah dataran tinggi dengan ketinggian 1300 hingga 1500 meter dpl sehingga kabut sering kali muncul di kawasan ini, yang mana merupakan wilayah yang cocok untuk perkebunan kopi. Disisi lain, wilayah ini juga terdapat beberapa gunung yang masih aktif maupun non aktif terbentang di sepanjang pulau sepanjang 450 km. Berkat kondisi lahan perkebunan yang sesuai untuk penanaman tanaman kopi serta keahlian para petani kopi setempat, perkebunan Kopi Floress Manggarai tersebut memperoleh kemenangan atas sayembara pertandingan Keboen Kopi yang di adakan oleh pemerintah Belanda. Dimana perkebunan Kopi Floress Manggarai mendapatkan selembar bendera tiga warna sebagai bukti keberhasilan para petani lokal manggarai dalam membudidayakan kopi.
Perkembangan Perkebunan Kopi Floress Manggarai Pasca Hengkangnya Belanda
Walaupun terbilang sukses pada masa pemerintahan belanda masih menguasai Indonesia, hal tersebut tidak berlaku lagi dengan perkebunan Kopi Floress Manggarai. Dimana setelah hengkangnya Belanda dari Indonesia, perkebunan kopi di Manggarai Flores ini mengalami masa keterpurukan. Hal tersebut dikarenakan terkendala modal. Hal tersebut diperparah oleh para tengkulak yang memanfaatkan ketidakmampuan para petani dalam hal keuangan. Para tengkulak tersebut biasanya datang membeli kopi dengan sistem ijon. Sistem tersebut adalah membeli kopi ketika harga kopi dalam harga paling murah yaitu saat dua bulan akan menjelang panen raya. Dengan terpaksa para petani pun menyetujui para penawaran tengkulak untuk bisa balik modal tanpa mendapatkan keuntungan. Hal berbeda dirasakan oleh tengkulak, dimana saat panen raya, tengkulak akan menjual kopi dengan harga yang lebih tinggi.
Kondisi tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama walaupun produktivitas Kopi Floress Manggarai banyak namun petani merasa masih belum sejahtera. Hingga akhirnya pada tahun 2010, petani kopi mulai bangkit dengan menyadari akibat keterpurukan perkebunan kopi yang digarapnya. Dimana banyak beberapa hal yang menjadikan perkebunan kopi floress manggarai tersebut hanya berjalan di tempat, salah satunya adalah budidaya yang terbilang buruk begitu juga dalam hal mengolah kopi serta ketergantungan pada tengkulak menjadikan perekonomian para petani menjadi memburuk.
Masa kebangkitan perkebunan Kopi Floress Manggarai juga ditandai dengan pembentukan asosiasi (ANISKOM) yang merupakan badan yang mendukung kemajuan hasil Kopi Floress Manggarai. Asosiasi tersebut juga berupaya dalam mencari pasar dengan penawaran harga yang kompetitif. Pada saat itu ketika kopi dihargai dengan harga jual diantara Rp 20.000 hingga 30.000, asosiasi petani tersebut mampu menjual Kopi Floress Manggarai dengan harga yang lebih tinggi. Dimana pembelinya berasal dari kafe-kafe dalam negeri seperti jakarta, Bali dan Surabaya. tidak hanya itu penjualan Kopi Floress Manggarai juga telah mampu menembus pasar internasional walaupun masih dalam skala kecil yaitu di beberapa negara seperti Taiwan, jerman dan Amerika yang digunakan untuk di kedai-kedai ataupun cafe kopi. Disisi lain asosiasi tersebut juga menjembatani untuk terselenggaranya pelatihan pengolahan kopi di Pusat Pelatihan Kopi dan Kakao di Jember bagi petani-petani kopi di Manggarai Flores. Petani Kopi Floress Manggarai juga mendapat pembinaan dan dikawal terus dalam mengembangkan produktivitas kopi
Dengan semangat yang terbarukan petani kopi di Manggarai Flores mulai bangkit dengan langkah awalnya adalah meremajakan tanaman serta mempelajari perbaikan pola perawatan tanaman kopi yang berkelanjutan. Tidak hanya itu petani kopi di Manggarai Flores juga berupaya untuk hanya memanen buah kopi yang telah merah, hal tersebut dilakukan untuk memenuhi syarat biji kopi yang baik untuk di ekspor.
Dulunya para petani hanya menerapkan cara pasca panen hanya dengan cara tradisonal yaitu memetik biji kopi, menumbuk dan menjemurnya di tanah mulai di tinggalkan dikarenakan para petani mulai menyadari bahwa cara tersebut merupakan langkah yang salah dan juga dapat menurunkan kualitas kopi. Tidak hanya itu kebiasaan menggembalakan hewan ternak di perkebunan kopi juga mulai tidak dilakukan karena tanaman kopi memiliki sensitivitas bau yang tinggi.
Selain terdapat ANISKOM sebagai asosiasi yang membantu dalam meningkatkan produktivitas Kopi Floress Manggarai terdapat beberapa lembaga yang mendukung Kopi Floress Manggarai untuk semakin laku dipasaran Internasional. Pengembangan Kopi Floress Manggarai didukung secara intensif oleh pemerintah setempat, organisasi dan lembaga swadaya masyarakat internasional seperti VECO Indonesia yang mencanangkan program AIP-PRISMA (Australia Indonesia Patnership for Promoting Rural Income through Suport for Market in Agriculture). Dimana melalui program tersebut petani Kopi Floress Manggarai bisa bergabung dengan koperasi termasuk Unit Pengolhan hasil (UPH) yang bisa mengikuti pelatihan untuk perbaikan teknologi budidaya di Pusat Pelatihan Penelitian Kopi dan Kakao di Jawa Timur.
Keunggulan dan Citarasa Kopi Floress Manggarai
Cita rasa Kopi Floress Manggarai terbilang cukup unik. Dimana keunikan Kopi Floress Manggarai adalah cita rasa dan aroma yang kuat. Selain itu Kopi Arabika Floress Manggarai ini kaya akan perpaduan herbal, floral, spicy dan terdapat rasa manis layaknya madu serta bernuansa rasa lemon. Sedangkan untuk jenis kopi robusta yang dimiliki perkebunan kopi manggarai lebih didominasi rasa buah yang memiliki rasa asam tersendiri. Di tinjau dari biji kopinya memiliki tampilan fisik yang berbeda dibandingkan biji kopi dari daerah lainnya. dimana biji Kopi Floress Manggarai ini memiliki ukuran yang besar, dengan warna hitam kecoklatan agak berkilau. Saat di hirup biji kopinya akan tercium aroma coklat yang kuat.
Terdapat prestasi yang berhasil ditorehkan Kopi Floress Manggarai. Jenis kopi robusta manggarai flores menempati posisi no 1 sebagai kopi terbaik. Begitu pula dengan kopi arabika Manggarai Flores yang menempati posisi ke empat setelah kopi Toraja, kopi gayo Aceh dan kopi Bandung. Disisi lain Kopi Floress Manggarai ini juga telah diakui dunia. Hal tersebut terbukti melalui sebuah acara pameran kopi di Boston Amerika Serikat. Kopi Floress Manggarai mendapat undangan mewakili Indonesia pada acara tersebut yang diselenggarakan pada tahun 2015 yang mana kopi asal bagian Timur Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai Kopi Indonesia terbaik. Tidak hanya berhenti sampai disitu, kualitas Kopi Floress Manggarai semakin diakui pada Festival Kopi di Atlanta yang meraih juara kedua.
Pemasaran Kopi Floress Manggarai
Kopi Floress Manggarai ini telah menjadi salah satu andalan ekspor dari hasil perkebunan. Dimana kopi Floress Manggarai ini telah menembus pasar internasional dengan harga yang tinggi karena mutunya telah terjamin. Pemasaran Kopi Floress Manggarai di tingkat internasional ini telah menembus pasar kopi di Amerika Serikat, Jerman, Australia, Jepang dan beberapa negara di kawasan Timur Tengah. Berdasarkan Direktorat Jenderal pengelolaan dan pemasaran hasil Panen Kementrian Pertanian menyatakan bahwa belakangan ini Asosiasi Petani Kopi Manggarai telah berhasil mengekspor Kopi Arabika Speciality Green Been. Dimana harga pembelian di tingkat petani dihargai uang sebesar Rp 55.000 per kologram. Dengan luas perkebunan Kopi Floress Manggarai yang mencapai 2,76 juta hektar memiliki tingkat produktivitas yang mencapai 36.753 kg per hektar. Sedangkan untuk perkebunan kopi jenis robusta memiliki lahan sekitar 4.261 dengan produktivitas 353 kg per hektar. Tentunya angka tersebut semakin ditingkatkan untuk menuju dijadikannya Kopi Floress Manggarai sebagai jenis speciality kopi yang memiliki harga jual yang lebih tinggi.
Sumber: http://www.lintaskopi.com/si-kopi-tuan-kopi-floress-manggarai/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |