Grebeg Suro merupakan acara tradisi kultural masyarakat Ponorogo dalam wujud pesta rakyat Ponorogo. Puncak pentas seni, budaya, dan tradisi ditampilkan pada saat itu yang meliputi Festival Reog Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel. Nilai-nilai luhur tersebut tercermin dalam gerak tubuh, simbol, sikap dan tindakan yang tampak dalam pertunjukan seni dan tradisi tersebut. Nilai luhur ini tentu berbeda dengan daerah lain karena kesenian dan tradisi yang ditampilkan juga berbeda. Kirab ini merupakan bagian dari rangkaian Grebeg Suro Ponorogo. Tradisi kirab dan Jamasan Tiga Pusaka, dirayakan setiap tahun pada tanggal 1 Suro atau Tahun Baru Islam. Kirab Pusaka dilakukan setiap Suro adalah dalam rangka mengenang perpindahan pusat pemerintahan dari kota lama ke kota tengah. Sebuah simbol perpindahan pusat kota Ponorogo yang dulunya berada di daerah Setono dan sekarang pusat kota Ponorogo berpindah di kota tengah, berdekatan dengan a...
Pecel Madiun menjadi kuliner khas Madiun, Jawa Timur. Kuliner khas Madiun yang satu ini oleh masyarakat sekitar sering disebut sebagai " salad Jowo with coconut sausage ". Ketika berkunjung ke Madiun, akan sangat mudah menemui warung atau kedai yang menjual kuliner khas Madiun yang satu ini. Harga yang ditawarkan untuk satu porsi nasi pecel ini juga sangat ekonomis. Satu porsi nasi pecel lengkap dengan lauk tempe dan rempeyek dibanderol sekitar tujuh ribu rupiah. Pecel Madiun sendiri berdasarkan cerita dari orang tua zaman dahulu sudah ada dari zaman kerajaan. Hal tersebut didukung dengan tertulisnya makanan pecel dalam prasasti Siman dari Kediri yang ditulis tahun (865 SM - 943 Masehi). Dalam prasasti tersebut pecel dituliskan sebagai sayuran rebus yang diolah secara khusus serta dipadukan dengan bumbu rempah. Hal pendukung lain makanan "pecel" ini dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi edisi Meinsma. Dalam kisah edisi tersebut, Ki Ageng Karanglo dari Taji menjamu Ki...
Dalam mengungkapkan rasa syukur, setiap orang memiliki cara masing-masing. Begitu pun dengan para petani di setiap daerah yang mempunyai caranya tersendiri dalam mencurahkan rasa syukurnya pada Tuhan dan alam. Berkaitan dengan hal tersebut, dikenal tradisi methil yang merupakan salah satu produk kebudayaan berupa ritual perwujudan rasa syukur petani atas hasil panen padi yang didapat. Tradisi methil masih cukup banyak dijumpai di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terutama di desa-desa di Kecamatan Sine, Widodaren, Ngrambe, Kasreman, dan lain-lain. Selain itu, pelaksanaan tradisi ini juga dapat ditemukan di beberapa wilayah di Magetan, Madiun, dan Karanganyar. Spesifiknya, prosesi methil ini akan dilakukan di sawah yang siap panen. Banyak dari masyarakat yang masih melestarikan budaya ini karena ingin meminta keselamatan dan hasil panen yang melimpah, melestarikan warisan kearifan lokal, menghindari hal-hal buruk, serta masih mempercayai keberadaan Mbok Sri atau Dewi Sri (Septi...
Soto Lamongan adalah sajian makanan soto ayam yang khas dari daerah Lamongan, Jawa Timur. Salah satu ciri khas dari Soto Lamongan ini terletak pada serbuk krupuk udangnya yang sering disebut koya atau poya. Soto Lamongan memiliki kuah yang sedikit kuning dengan rasa ayam yang sangat terasa. Soto Lamongan mudah ditemui di berbagai tempat mulai dari pedagang kaki lima, warung pinggir jalan, di gang-gang perumahan, pedagang keliling, restoran hingga hotel. Menelusuri sejarah, Soto Lamongan sendiri mulai muncul dan terkenal sekitar tahun 1980 sampai 1990-an. Mayoritas masyarakat Lamongan adalah perantau. Mereka berjualan soto di berbagai tempat di Indonesia dan ternyata ini berhasil. Masyarakat Lamongan yang bermata pencaharian sebagai penjual soto ayam turut dipengaruhi oleh unsur budaya. Soto Lamongan disajikan saat lebaran tiba, karena itu sudah menjadi ciri khas makanan yang selalu ada saat lebaran. Namun, tidak hanya disajikan saat lebaran saja dijadikan menu harian juga bisa, ka...
Rujak Cingur merupakan salah satu hidangan tradisional yang berasal dari Kota Surabaya, Jawa Timur. Dalam bahasa setempat, “cingur” atau “congor” memiliki arti “mulut”, hal ini sejalan dengan bahan utama yang digunakan dalam Rujak Cingur, yaitu irisan mulut atau moncong dari sapi. Sesuai dengan namanya, Rujak Cingur merupakan gabungan antara dua jenis makanan, yaitu rujak buah dan cingur atau mulut sapi yang kemudian ditambahkan bumbu dengan bahan utamanya berupa petis udang. Umumnya, Rujak Cingur memiliki isian yang sama seperti rujak buah pada umumnya, yaitu buah buahan, antara lain; irisan timun, bengkoang, mangga muda (atau pencit jika warga Surabaya menyebutnya), nanas, dan kedondong. Hal yang membedakan dari isian Rujak Cingur dengan rujak buah ialah terdapat pada irisan tambahan berupa tempe, tauge, tahu, lontong, kangkung, dan kacang panjang. Sementara itu, saus atau bumbu dari Rujak Cingur terbuat dari bahan-bahan berupa; gula merah, kacang tanah goreng, garam, bawang g...
Dalam memperingati hari kemerdekaan Indonesia, terdapat banyak hal yang bisa dilakukan oleh generasi sekarang. Sebagai penerus para pahlawan yang telah gugur, banyak hal yang dapat dilakukan seperti menghargai dengan saling menjaga serta menghormati keanekaragaman budaya yang berbeda antara satu dengan yang lain. Beberapa hal yang menjadi bagian dari menghargai perjuangan para pahlawan di era ini adalah ikut serta dalam melaksanakan upacara bendera memperingati kemerdekaan Indonesia atau mengikuti lomba tujuh belas Agustus yang biasanya diadakan di berbagai tempat dalam berbagai daerah di Indonesia. Dikutip dari Media Indonesia (2022) makna kemerdekaan bagi negara Indonesia adalah momen pernyataan proklamasi kemerdekaan dengan tegas dalam memperjuangkan hak untuk mencapai kebebasan tanpa terjajah oleh bangsa lain. Sehingga rasa Nasionalisme dan Patriotisme harus ada bagi setiap individu. Keanekaragaman budaya antara daerah satu dengan yang lain menjadi bagian dari persatuan bangsa...
Malang - Candi Sumberawan dulunya bernama Kasurangganan sebuah nama yang terkenal dalam Kakawin Negarakretagama, dan ditemukan pada tahun 1845 oleh arkeolog Hindia Belanda, dan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur. Candi Sumberawan terukur panjang 6,25 meter, lebar 6,25 meter, dan tinggi 5,23 meter. Candi Sumberawan yang terletak di Desa Toyomarto, Singosari, Malang, menjadi salah satu ikon budaya di Bumi Ken Arok. Bangunan berlatarbelakang Budhisme, memiliki ciri khas tersendiri, yaitu wujud stupa tunggal, tanpa tangga menuju bangunan atas. Garis-garis cahaya matahari pagi, mampu menembus celah-celah dedaunan pohon yang tumbuh begitu rapatnya di lereng Gunung Arjuno. Cahaya-cahaya putih itu, menyatu dengan lembut kabut tipis yang turun menyapa setumpuk batu andesit hitam tersusun dalam bentuk stupa. Kawasan ini disucikan, karena memiliki sumber air suci, sehingga candinya difungsikan untuk pemujaan. Pensucian, dan pensakralan kawasan sumber air, oleh masyar...
Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamongan. JOKO TINGKIR, MAS KAREBET, SULTAN HADIWIJAYA Joko Tingkir adalah salah satu legenda yang paling dikenal oleh masyarakat. Joko Tingkir memiliki nama asli Mas Karebet yang diambil ketika sang ayah Ki Kebo Kenongo sedang menggelar pertunjukan wayang beber dan dalangnya adalah Ki Ageng Tingkir. Namun suara wayang yang tertiup angin membuat suara "kemebret” membuat Joko Tingkir diberi nama "Mas Karebet”. Dilahirkan tahun 1549 dari pasangan Ki Kebo Kenongo dan Nyi Ageng Pengging. Joko Tingkir adalah pendiri sekaligus raja atau sultan pertama dari kesultanan atau Kerajaan Pajang dengan gelar Sultan Adiwijaya atau Sultan Hadiwijaya. Joko Tingkir adalah cucu Adipati Andayaningrat yang dikenal dengan nama Syarief Muhammad Kebungsuan. Joko Tingkir putra dari Ki Kebo Kenongo yang merupakan putra dari Ki Ageng Pengging Sepuh...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...