Rujak Cingur merupakan salah satu hidangan tradisional yang berasal dari Kota Surabaya, Jawa Timur. Dalam bahasa setempat, “cingur” atau “congor” memiliki arti “mulut”, hal ini sejalan dengan bahan utama yang digunakan dalam Rujak Cingur, yaitu irisan mulut atau moncong dari sapi.
Sesuai dengan namanya, Rujak Cingur merupakan gabungan antara dua jenis makanan, yaitu rujak buah dan cingur atau mulut sapi yang kemudian ditambahkan bumbu dengan bahan utamanya berupa petis udang.
Umumnya, Rujak Cingur memiliki isian yang sama seperti rujak buah pada umumnya, yaitu buah buahan, antara lain; irisan timun, bengkoang, mangga muda (atau pencit jika warga Surabaya menyebutnya), nanas, dan kedondong. Hal yang membedakan dari isian Rujak Cingur dengan rujak buah ialah terdapat pada irisan tambahan berupa tempe, tauge, tahu, lontong, kangkung, dan kacang panjang.
Sementara itu, saus atau bumbu dari Rujak Cingur terbuat dari bahan-bahan berupa; gula merah, kacang tanah goreng, garam, bawang goreng, dan cabai. Kemudian, untuk melengkapi cita rasa khas Jawa Timur, bumbu tersebut ditambahkan dengan petis udang yang memiliki warna hitam pekat. Bumbu-bumbu yang telah disebutkan tadi, lalu disatukan dan diulek pada cobek besar yang sesekali ditambahkan dengan air agar tidak terlalu kental, tetapi juga tidak terlalu encer. Setelah bumbu selesai diulek, isian dari rujak dicampurkan dengan bumbu dan diaduk bersama hingga bumbu terlihat cukup meresap dan merata.
Walaupun terdengar ekstrem karena rasa dari Rujak Cingur yang beragam, mulai manis, gurih, asin, dan masam dalam satu suapan, tetapi rasa yang dihasilkan cukup menarik dan menggugah selera. Sebagai anak yang lahir dan tumbuh di Surabaya, Ibu saya selalu bilang “Jangan pikirin mulut sapinya!”, karena pada awalnya saya merasa kurang yakin dengan rasa yang dihasilkan dari olahan mulut sapi tersebut. Tapi, setelah mencoba, rasanya sungguh unik dan anehnya, terasa enak. Bumbu yang disajikan ternyata cocok dengan lidah saya. Hingga saat saya sedang mengetik artikel ini, ingin rasanya lari ke Surabaya dan mencicipi hidangan unik tersebut.
Lucunya, terdapat sebuah guyonan warga Surabaya mengenai asal usul Rujak Cingur yang kemudian dipercayai sebagai sejarah asli dari asal usul Rujak Cingur tersebut. Dalam guyonan tersebut, diceritakan bahwa Rujak Cingur berasal dari Mesir, bahwa Raja Firaun Hanyokrowati, raja pada saat itu, sedang melakukan sayembara untuk siapa saja yang berhasil membuat masakan lezat untuknya, maka Raja akan mengabulkan segala permintaannya. Kemudian, seseorang bernama Abdul Rozak datang dengan hasil masakannya yang terbuat dari cingur unta. Mengejutkannya, Raja sangat senang dengan hasil masakan dari Abdul Rozak tersebut.
Setelahnya, Abdul Rozak, sang pemenang tersebut berlayar menggunakan kapalnya dan berlabuh di Surabaya. Abdul Rozak disebut-sebut menyebarkan resep dari rujak cingur tersebut tetapi mengganti cingur unta dengan cingur sapi karena populasi sapi yang mudah ditemukan di Surabaya. Bahkan, istilah “rujak” berasal dari nama Abdul “Rozak” yang menjadi pencetus dari resep masakan tersebut.
Dilansir dalam laman berita detikfood, sejarah yang sesungguhnya mengenai Rujak Cingur, ialah bahwa makanan tersebut adalah hasil buatan dari masyarakat Surabaya, khususnya di sepanjang Sungai Brantas atau Kalimas dan tercipta atas hasil kreativitas masyarakat Surabaya, Tionghoa, Arab, dan Madura yang pada saat itu menempati di Surabaya
Pada saat ini, eksistensi Rujak Cingur masih cukup familiar ditelinga warga Surabaya. Masih dapat ditemukan beberapa kedai atau warung kecil yang menjual Rujak Cingur. Biasanya, penjual tersebut adalah penjual yang sudah berpengalaman serta terampil dalam mengulek dan mengolah Rujak Cingur tersebut. Harga yang ditawarkan pun cukup bervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp30.000, tergantung besaran porsi dan letak penjualan rujak tersebut.
Referensi:
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...