Istilah menghadiri hajatan pernikahan pada tiap daerah tentu berbeda-beda, bahkan dalam satu desa bisa jadi memiliki lebih dari satu istilah, salah satunya dapat dijumpai di desa Gemaharjo, kec Tegalombo, kab Pacitan Jawa Timur. Istilah nyumbang dan mbecek (e = bebek) adalah dua istilah yang biasa digunakan masyarakat untuk menyebut tradisi kondangan / menghadiri pernikahan di desa tersebut. Hal pertama yang mudah dijumpai saat ada hajatan pernikahan masyarakat di desa Gemaharjo ini adalah adanya janur kuning melengkung di depan rumah, tenda, dekorasi dan musik gending Kebo Giro yang sengaja diputar dengan suara sangat keras sebagai penanda adanya rumah yang sedang mengadakan hajatan pernikahan. Ketika satu keluarga akan berangkat mbecek ada beberapa persiapan yang harus dilakukan selain mengenakan baju yang pantas untuk menghadiri pesta pernikahan. Persiapan pertama yang harus dilakukan bapak selaku kepala keluarga adalah mengisi...
Udara sejuk semilir mengalir saat memasuki Dusun Sobo Desa Pakis Baru Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan. Rumah bersejarah markas gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman sepi, tertutup rapat. Lokasinya di daerah perbukitan jauh dari permukiman, hanya sebuah rumah di samping bangunan. “Sudah sore, tak ada pengunjung,” kata penjaga atau juru kunci markas, Padi, 76 tahun. Lokasi markas sejauh 40 kilometer dari pusat Kota Pacitan. Jalan berkelok dan naik turun perbukitan sepanjang ditempuh selama satu jam. Bangunan rumah joglo khas Jawa ini berlantai tanah, berdinding papan berbahan kayu jati dan sebagian berdinding anyaman bambu. Menghadap utara, bangunan terdiri dari dua bagian dan belakang. Bagian depan berupa ruang tamu, terdiri dari sebuah meja dan tiga kursi yang terbuat dari papan kayu. Serta tiga kamar tidur, salah satunya menjadi kamar tidur Panglima Soedirman, dua kamar lain ditempati dua ajudan, Soepardjo Roestam dan Tjokro Pranolo. “Kamar Pa...
Upacara bersih desa merupakan salah satu warisan budaya lokal yang perlu dilestarikan, dan masyarakat desa di lereng Gunung Bromo ini telah membuktikannya. Hal tersebut memang perlu, sehingga masyarakat tetap dapat menangkap semangat kebersamaan dan gotong-royong, serta rasa peduli dengan budaya sendiri tanpa harus mengorbankan keyakinan yang mereka anut. Lokasi Tradisi Bersih Desa Desa Pusungmalang termasuk wilayah Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, terletak di lereng Gunung Penanjakan salah satu anak Gunung Bromo. Dari kota Pasuruan menuju ke desa tersebut akan melewati beberapa desa antara lain, desa Gondangwetan, desa Pasrepan, desa Puspo dan kemudian naik menelusuri bukit-bukit yang ber kelok-kelok dan terjal kurang lebih selama dua jam perjalanan, barulah sampai ke Desa Pusungmalang ini. Desa Pusungmalang terdiri atas lima Dusun yaitu: Dusun Mangu, Wonogriyo, Kenongo, Jagungsromo, dan Dusun Pusungmalang. Tim Balai Arkeologi Yogyakarta sudah empat tahap (sa...
Salah satu yang menjadi keunggulan masyarakat Jawa adalah semangat gotong royongnya yang tinggi, dan selalu dipupuk dalam setiap kesempatan dan kegiatan yang ada. Seperti yang dilakukan oleh sekelompok nelayan di Desa Worawari, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Warga yang tergabung dalam serikat nelayan Kebonagung menyelenggarakan tradisi eret atau eretan. Eret adalah mencari ikan dengan metode jaring panjang yang dipasang melingkari teluk. Kedua ujung jaring ada di daratan dan kemudian ditarik bersama untuk menggiring ikan kearah pesisir. Ikan yg berhasil digiring nantinya akan terperangkap ke dalam jaring panjang tersebut, atau biasa disebut menangkap ikan jaring keruk. Filosofi yang muncul dalam tradisi eret ini adalah "Eretan Ngupaya Mina", yang merupakan kalimat bahasa Jawa dengan makna saling bergandengan mencari ikan. Nilai yang mungkin sulit didapat dalam zaman yang serba pragmatis dan mementingkan kepentingan sendiri. Selain agenda inti eretan, budaya unik...
Terletak di Desa Sukoharjo Kecamatan Pacitan tradisi yang telah ada sejak zaman nenek moyang tersebut, selain sebagai bentuk rasa syukur juga sebagai gambaran saling berbagi kepada sesama warga. Acara dimulai dengan kirab keliling kampung untuk mengambil hasil olahan hasil panen masyarakat seperti, nasi tumpeng, urap, pisang dan berbagai jajanan tradisional. Semua makanan itu kemudian dibagikan kepada warga khususnya yang tidak memilik lahan kebun maupun sawah. Tradisi Entas-Entas ini sudah ada sejak zaman mbah-mbah dulu. Dalam perjalananya tradisi tersebut mengalami berbagai inovasi, termasuk penambahan unsur hiburan seperti Wayang Beber dan pertunjukan musik untuk menarik warga datang berkumpul. Di setiap suguhan hiburan-hiburan itu mengandung pesan dan wejangan kepada kita untuk gotong royong menjaga alam dan lingkungan, supaya tidak ada balak. #DaftarSB19 http://halopacitan.com/read/entas-entas-tradisi-bersyukur-dan-saling-berbagi-warga-dusun-nitikan
Song osong lombhung merupakan istilah gotong royong yang ada di lingkungan masyarakat Madura. Gotong royong dapat terwujud dalam semangat kebersamaan. Gotong royong juga menunjukkan akan adanya kehidupan yang rukun dan damai dalam masyarakat. Kehidupan gotong royong yang masih kental dapat ditemukan pada masyarakat Desa Patereman Madura, Bangkalan. Dalam kehidupan masyarakat ini terdapat berbagai bentuk gotong royong yang meliputi berbagai bidang kehidupan. Latar belakang munculnya song osong lombhung di Desa Patereman, Madura adalah rasa persaudaraan yang sangat kental, serta tingginya rasa sosial yang ada di lingkungan masyarakat Desa Patereman. Prinsip gotong royong yang ada di Madura adalah tanpa adanya upah, untuk kepentingan pribadi atau bersama. Song osong lombhung dalam masyarakat Desa Patereman dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan yang meliputi empat bidang. Pertama adalah bidang ekonomi dan mata pencaharian, yaitu...
Muharram merupakan bulan islam yang menduduki urutan pertama di tahun hijriyah. Dalam kalender jawa, datangnya bulan spesial berupa muharram adalah pertanda masuknya bulan suro atau sura karena memang penanggalannya merujuk pada kalender hijriyah atau tahun islam. Di bulan pertama tahun islam ini khususnya tanggal 10 atau dikenal dengan hari asyura, sebgaian warga muslim ada yang memperingatinya dengan menghadirkan hidangan makanan bernama jenang suro. Makanan khas ini masih sering ada di Banyuwangi, Jawa Timur. Jenang Suro khas Banyuwangi ini disediakan dengan : jenang/bubur yang terbuat dari beras perkedel kentang sambal goreng kering tempe dengan kacang telor dadar yang diiris Jenang suro ini selalu ada pada saat bulan Muharram di daerah Banyuwangi, biasanya jenang suro ini akan dibagikan kepada tetangga sekitar. dan sesuai namanya jenang/bubur ini biasanya selalu ada hanya di bulan muharram saja. Tradisi Jenang Suro dilakukan warga Banyuwangi atas dasar kisah pada saat p...
" Macapat dan gotong royong Purna, I Made and Astuti, Renggo and Wahyuningsih, Wahyuningsih (1996) Macapat dan gotong royong. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. [img] Text Macapat dan Gotong Royong.pdf Download (17MB) Official URL: http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.ph ... Abstract Masyarakat indonesia yang majemuk ini memiliki berbagai ragam kesenian. baik kesenian tradisional maupun kesenian non tradisional Beraneka bentuk dan Jenis kesenian tersebut mencerminkan betapa kayanya perbendaharaan kesenian indonesia. Kesenian sebagai salah satu perwujudan kebudayaan merupakan sarana integratif yang tidak dapat diabaikan. Para pendukung kcsenian. para peminat kesenian bergaul dan bermasyarakat. berkomunikasi dan berintegrasi di dalam kesenian. ITEM TYPE: Book SUBJECTS: Pendidikan > Kebudayaan Pendidikan > Kebudayaan > Alat Musik Tradisional Pendidikan > Kebudayaan > Kampung Adat Pendidikan >...
Dalam era globalisasi yang semakin berkembang pesat, tantangan yang dihadapi oleh sebuah bangsa menjadi semakin kompleks. Bangsa-bangsa di seluruh dunia saling terhubung melalui berbagai aspek kehidupan, seperti perdagangan, teknologi, dan budaya. Dalam konteks ini, Pancasila dan konsep kebinekaan menjadi landasan yang kuat untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, telah terbukti mampu menjadi perekat yang mengikat berbagai suku, agama, budaya, dan etnis yang ada di dalamnya. Nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, persatuan, dan gotong royong, menjadi pedoman dalam menghadapi perbedaan dan konflik yang mungkin timbul akibat keberagaman tersebut. Salah satu aspek penting dari Pancasila adalah kesetaraan dan non-diskriminasi. Dalam konteks kebinekaan, ini berarti menghargai dan menghormati perbedaan dalam segala aspek kehidupan. Pemerintah dan masyarakat Indonesia harus memastikan bahwa semua warga negara memiliki hak yang sama dan...