Ketika saya menghadiri sebuah acara Festival Budaya Situ Sipatahunan yang digelar di Situ Sipatahunan, Jl. Situ Sipatahunan, Baleendah, Kec. Baleendah, Kab. Bandung, Jawa Barat. Adanya festival ini sehubungan dengan memperingati hari jadi Kabupaten Bandung ke-378. Festival Budaya Situ Sipatahunan menampilkan beberapa rangkaian acara bertema kebudayaan Sunda. Selain itu, terdapat beberapa workshop kesenian khas Sunda seperti workshop wayang golek dari Putra Giri Harja 3 dan workshop Karinding dari Komunitas Rimba Jagad. Karinding, merupakan salah satu alat musik tradisional khas Sunda. Tentunya masyarakat Sunda sudah mengetahui karinding. Karinding terbuat dari bambu tua dan kering atau bisa juga terbuat dari pelepah aren. Dalam proses pembuatannya, yang menjadi kendala adalah bambu. Cara memainkannya dengan memukul secara pelan-pelan bagian ujung karinding lalu meniup bagian tengahnya. Menurut salah satu narasumber, alat musik semacam karinding juga telah ada sejak masa peradaban N...
Semar adalah nama tokoh punakawan paling utama dalam pewayangan Jawa dan Sunda. Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan wiracarita Mahabharata dan Ramayana dari India. Meski demikian, nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua wiracarita tersebut (berbahasa Sanskerta), karena tokoh ini merupakan ciptaan tulen pujangga Jawa. emar merupakan tokoh pewayangan ciptaan pujangga lokal. Meskipun statusnya hanya sebagai abdi, tetapi keluhurannya sejajar dengan Prabu Kresna dalam kisah Mahabharata. Jika dalam perang Baratayuda menurut versi aslinya, penasihat pihak Pandawa hanya Kresna seorang, maka dalam pewayangan, jumlahnya ditambah menjadi dua, dan yang satunya adalah Semar. Semar dalam karya sastra hanya ditampilkan sebagai pengasuh keturunan Resi Manumanasa, terutama para Pandawa yang merupakan tokoh utama kisah Mahabharata. Namun dalam pementasan wayang yang bertemakan Ramayana, para dalang juga biasa menampilkan Semar sebagai peng...
Drestharastra merupakan Adipati Gajahoya, yg berwajah warna kuning untuk adegan di Keraton, sedangkan bermuka hitam saat adegan murka/marah. Saat tokoh Trigantalpati dikejar Gandamana sampai hilang ketampanannya, Trigantalpati marah lalu mengadu ke Adipati Drestharastra, kakak iparnya. Adipati tersebut kemudian marah ke Prabu Pandhu karena pengikutnya bertindak tidak benar; hanya karena punya kekuatan, berani melampaui wewenang raja, menghukum Trigantalpati sampai cacat. Prabu Pandhu berganti marah pada Patih Gandamana yang bertindak di luar batas tersebut. Gandamana diusir, tidak boleh berada di Ngastina. Kedudukan Patih Ngastina lalu diberikan pada Trigantalpati, yang kemudian bergelar Patih Arya Sengkuni. Gandamana kembali ke Pancala
Wayang golek merupakan salah satu dari ragam kesenian wayang yang terbuat dari bahan kayu yang merupakan hasil perkembangan wayang kulit dari keterbatasan waktu supaya dapat ditampilkan pada siang atau malam hari. Pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kudus di daerah Kudus (dikenal Wayang Menak), Cirebon (dikenal Wayang cepak) lalu Parahyangan. Wayang golek sangat populer di wilayah Jawa Barat, daerah penyebarannya terbentang luas dari Cirebon hingga Banten.
Kebudayaan wilayah Bekasi ternyata tidak kalah menarik denganwilayah lainnya. Berbagai macam kesenian tradisional yang ada di wilayah Bekasi diantaranya adalah tanjidor, lenong, gambang kromong, ujungan, musik gambus, wayang kulit, wayang golek, dan tari topeng. Kali ini, saya akan mencoba untuk membahas sedikit tentang Tari Topeng Bekasi. Tari Topeng Bekasi adalah pertunjukan teater rakyat yang telah berkembang di pinggiran wilayah Betawi selama lebih dari setengah abad atau 500 tahun. Di wilayah Pasundan, khususnya daerah Karawang, kesenian ini bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk kesenian Banjet. (Adeng, 2014) Berdasarkan asal-usul tarian Topeng Bekasi, saat itu Mataram masuk dalam penaklukan Belanda saat bangsa Belanda menduduki Batavia. Pada saat yang sama, Mataram dengan sangat ambisius menguasai pulau Jawa. Untuk mencapai ambisi tersebut, Mataram yang diduduki oleh Belanda kemudian menyerang Batavia. Namun di dalam penyerangan ini, Mataram tidak mampu menguasai Batavia da...
Dahulu kala ada seseorang yang bernama Ki Sutaarga. Ia berniat menyelenggarakan tontonan wayang. Peran yang diinginkan olehnya untuk di tampilkan, yaitu peran yang paling di larang oleh dalang. Peran itu di tampilkan, tetapi tidak boleh sampai akhirnya. Karena jika sampai akhir biasanya selalu ada kejadian yang tidak diinginkan. Tapi Ki Sutaarga ngotot ingin tahu peranan itu sampai akhirnya. Walaupun harus bayar berapapun, bukan burung bayaran asal peranan itu di tampilkan sampai ke akhirnya. Ki Dalang pun berkata “Baik akan di tampilkan sampai ke akhirnya, asal ongkosnya di bayar duluan?”. Tidak banyak cerita, Ki Sutaagra bayar atas permintaan dalang tersebut. Karena didorong dengan ongkos yang besar, diselenggarakan tontonan wayang yang sangat ramai. Penyanyi yang akrab disapa Nyai Astrakembang yang bersinar terang, kalau kata anak-anak sekarang seperti enyoy-enyoyan, menyanyikan lagu-lagu yang sangat membahagiakan. Para penonton pun tiba dari suklakna dari siklukna. Ramai...
Tak ada yang tahu pasti tentang Kuhlan, namun ada segelintir orang yang mengatakan bahwa ia adalah Willem Hermanus Hooghland, pemilik Borderij N.V. Almanak. Ia adalah seorang kaya raya pemilik lahan di Pangalengan pada masa tersebut. Kala itu, Kuhlan tinggal menetap di Pangalengan. Namun, demi alasan memenuhi kebutuhan listrik dan cadangan air bersih untuk warga Bandung, akhirnya kawasan tersebut kemudian dijadikan danau atau dikenal pula sebagai Situ. Pembangunan Situ Cileunca memakan waktu yang cukup lama, yakni sekitar tujuh tahun. Tepatnya sejak 1919 hingga 1926 silam. Tempat wisata di Pangalengan itu dibangun dengan membendung aliran Sungai Cileunca. Ini pula yang menjadi alasan penamaan bagi danau buatan tersebut. Sementara bendungannya kini diberi nama Dam Pulo. Lantas apa istimewanya? Keistimewaannya adalah mengenai alat yang digunakan untuk membangun Situ Cileunca dan membendung sungai. Konon, pembangunan Situ Cileunca dikomando oleh dua orang pintar yang dikenal seba...
Mainan gogolekan kembang adalah jenis mainan yang menirukan bentuk dari golek atau wayang. Gogolekan ini berbeda dengan gogolekan sebelumnya yang dibuat lebih rumit. Gogolekan kembang dibuat lebih sederhana dan biasanya diperuntukan bagl anak yang lebih muda usianya jika dibandingkan dengan memainkan gogolekan dari pelepah ketela pohon. Mainan ini dibuat dari "kembang sapatu" yang banyak ditanam dihalaman rumah. Cara membuatnya sangat mudah hanya memakai lidi yang ditusukan dari kembang dan memakai kembang yang masih muda untuk bagian kepalanya. Cara memainkannya berbeda dengan mainan gogolekan sebelumnya, gogolekan ini dimainkan dengan imajinasi seorang anak, dan gerakannya pun sederhana hanya menggerakan leher kekiri dan ke kanan. Dan umumnya dibuat dua buah agar seorang anak dapat berimajinasi seolah-olah sedang berhadap-hadapan dan berbicara atau juga sedang perang, Mainan ini digunakan hanya sekali pakai, karena akan layu, rapuh dan termasuk cepat rusak. Mainan ini be...
"Bhinneka Tunggal Ika! Ungkapan ini sungguh tepat untuk menggambarkan kekayaan budaya Indonesia. Tanah air kita, Indonesia, tidak dapat dipisahkan dari tradisi dan kebudayaan yang tumbuh subur di setiap daerahnya. Ketika kita berbicara tentang kearifan lokal dan kebudayaan, salah satu elemen yang tak bisa dilewatkan adalah seni. Indonesia memiliki beragam jenis seni yang telah diwariskan turun-temurun dari nenek moyang kita, dan keindahan seni ini tetap abadi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Di Kabupaten Purwakarta, juga ditemukan berbagai bentuk seni lokal yang terus dilestarikan dan dijaga dengan tekun untuk diserahkan kepada generasi mendatang." Kesenian yang Khas di Purwakarta Dibawah ini beberapa kesenian maupun kebudayaan yang berasal dari kabupaten Purwakarta yang perlu kalian ketahui, sebelum itu liat juga info-info OK di situs Wisatpurwakarta . Ok lanjut gays! Kesenian Genye "Kesenian Genye merupakan sebuah seni pertunjukan khas yang...