Alat Musik
Alat Musik
Pengetahuan tradisional Jawa Barat Sunda
Karinding, Alat Musik Khas Sunda yang Melegenda
- 19 Maret 2020 - direvisi ke 2 oleh Erliani Silvina pada 19 Maret 2020

Ketika saya menghadiri sebuah acara Festival Budaya Situ Sipatahunan yang digelar di Situ Sipatahunan, Jl. Situ Sipatahunan, Baleendah, Kec. Baleendah, Kab. Bandung, Jawa Barat. Adanya festival ini sehubungan dengan memperingati hari jadi Kabupaten Bandung ke-378. Festival Budaya Situ Sipatahunan menampilkan beberapa rangkaian acara bertema kebudayaan Sunda. Selain itu, terdapat beberapa workshop kesenian khas Sunda seperti workshop wayang golek dari Putra Giri Harja 3 dan workshop Karinding dari Komunitas Rimba Jagad.

Karinding, merupakan salah satu alat musik tradisional khas Sunda. Tentunya masyarakat Sunda sudah mengetahui karinding. Karinding terbuat dari bambu tua dan kering atau bisa juga terbuat dari pelepah aren. Dalam proses pembuatannya, yang menjadi kendala adalah bambu. Cara memainkannya dengan memukul secara pelan-pelan bagian ujung karinding lalu meniup bagian tengahnya. Menurut salah satu narasumber, alat musik semacam karinding juga telah ada sejak masa peradaban Neolithikum (masa prasejarah sebelum memasuki zaman logam). Pada jaman penjajahann Belanda, konon katanya karinding ini bernama “kareng” berasal dari “reng” sebagai bahan yang digunakan untuk membuat karinding.

Tidak hanya di suku Sunda, beberapa daerah di Indonesia dan beberapa Negara di Benua Asia juga memiliki alat musik yang bentuknya menyerupai karinding tetapi tidak sama persis seperti karinding. Bantul memiliki alat musik yang menyerupai karinding bernama rinding, dan di Bali bernama genggong. Sedangkan Jepang mempunyai alat musik yang bernama mukkuri dan Vietnam dengan nama danmoy, bedanya danmoy terbuat dari logam. Bentuknya memang serupa tetapi tak sama. Persamaannya terletak dalam cara memainkannya serta terletak pada kemiripan bunyi yang dihasilkan.

Di Sunda, karinding memiliki 2 jenis yaitu karinding buhun dan karinding “toel”. Diberi nama karinding toel karena kata toel berarti mencolek karena dalam memainkannya ujung karinding tidak dipukul secara keras tetapi dipukul pelan-pelan menggunakan jari tangan seolah-olah kita sedang mencolek sesuatu atau dalam Bahasa sunda disebut di toel. Dalam kebudayaan masyarakat Sunda sendiri, karinding dipercaya dapat menjadi alat untuk mengusir hama. Sehingga biasanya, para petani jaman dahulu selalu membawa karinding dan memainkannya di sawah mereka agar tidak ada hama. Mungkin sebagian orang akan beranggapan bahwa karinding mengandung hal-hal mistis sehingga dapat mengusir hama. Namun sebenarnya, karinding memiliki beberapa nada yang membuat hama merasa tidak nyaman. Itulah alasan mengapa karinding dijadikan sebagai alat untuk mengusir hama.

Di Bandung, terdapat beberapa komunitas yang terdiri dari seniman-seniman yang ikut menyemarakan bagaimana pertumbuhan karinding. Salah satunya komunitas Rimba Jagad bersama seorang seniman yang bernama Man Jasad melalui grup musiknya yang bernama Karinding Attack. Mereka menyemarakan bagaimana proses pertumbuhan karinding di kalangan masyarakat yang dikemas melalui karya seni mereka, hal itu dilakukan agar para masyarakat tertarik mempelajari karinding. Kawan-kawan penggiat seni biasanya menggambil karinding yang berasal dari Baduy dan Tasik. Sedangkan untuk penggiat karinding di daerah Kab. Bandung ada Abah Ntang dan Abah Olot.

Secara personal, salah satu anggota komunitas Rimba Jagad yang juga sebagai narasumber bercerita mengenai proses perkembangan karinding di komunitas Rimba Jagad. Beberapa anggota dari komunitas Rimba Jagad berasal dari ISBI Bandung diantaranya Bapak Asep Nata dan Bapak Dodi (Ayah Dodi) selaku dosen musik bambu. Seiring dengan fenomena munculnya karinding, beberapa anggota komunitas Rimba Jagad dahulu dibelakang kantin STSI (sekarang ISBI) selalu coba-coba meraut bambu. Kemudian bertemu dengan Bapak Asep Nata, menurut Bapak Asep Nata membuat karinding menyerupai karinding buhun dari sangat sulit. Oleh karena itu, ia menggabungkan antara beberapa karakter karinding sehingga menjadi karinding toel seperti yang ada pada saat ini.

Setelah terbentuk karindinng, dimulai proses pengaturan nada dari karinding itu sendiri atau yang disebut sebagai proses penadaan. Proses ini terdiri dari 2 bagian yaitu studi bunyi yang dikelola oleh Bapak Asep Nata selaku Musikolog dan studi musik karinding dari Bapak Dodi (Ayah Dodi). Setelah proses penadaan dilanjutkan dengan membuat penotasian pada karinding. Proses penotasian pada karinding masih dilakukan hingga saat ini.

Namun, kawan-kawan kelompok pecinta karinding belum ada yang mau memenuhi ranah karinding secara seni musiknya yang terdiri dari penadaan dan penotasian. Mereka enggan belajar dan memahami secara mendetail tentang penotasian dan penadaan pada karindinng yang penting mereka dapat menggunakan dan dapat mengeluarkan bunyi karinding sehingga menghasilkan instrument secara saporadis. Bentuk-bentuk musik yang mereka hasilkan dari bunyi karinding itu hanya berupa pola dari penadaan dan penotasiannya saja sehingga terkesan hanya pada ritmenya saja (ritmis). Jika mereka masuk ke ranah musik dari karinding, bunyi yang dihasilkan dapat membentuk melodi (melodis). Hal ini terjadi karena masih kurangnya upaya dari para penggiat karinding, hingga saat ini belum ada yang khusus dan tegas yang memfokuskan kearah pemusikan karinding.

Para penggiat karinding khususnya dari komunitas Rimba Jagad berharap lebih banyak lagi masyarakat yang terterik mempelajari karinding terutama kepada generasi-generasi milenial. Karena bagaimana pun karinding merupakan alat musik tradisional khas sunda yang harus kita lestarikan dan karinding juga dapat menjadi identitas bagi masyarakat sunda menurut keseniannya selain suling, kacapi, dan kendang. Untuk mengajak generasi milenial agar tertarik mempelajari karinding, biasanya komunitas Rimba Jagad mengadakan workshop seperti yang diadakan di acara Festival Budaya Situ Sipatahunan. Dalam workshop itu banyak sekali yang tertarik untuk mempelajari karinding dari bagaimana karinding dibuat hingga bagaimana cara memainkan karinding. Selain itu, beberapa karinding dijual didalam workshop tersebut. Ada jenis karinding yang dijual yaitu karinding yang digunakan untuk tampil pada saat pementasan dijual dengan kisaran harga Rp 250.000 dan karinding biasa yang digunakan pemula untuk belajar berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 50.000. Tujuan penjualan karinding ini agar orang-orang yang tertarik mempelajari karinding tidak hanya mengandalkan melihat workshop saja tetapi dapat mempelajari membuat melodi melalui karinding miliknya dimana pun dia berada.

  • Sumber Foto : Dokumen Pribadi
  • Sumber Materi: Melakukan observasi ke lapangan dan melakukan wawancara dengan salah satu narasumber yang bernama Bapak Sutajaya (anggota komunitas penggiat seni dan penggiat Karinding Rimba Jagad)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline