Tembakau asli dari Lembah Baliem ini dapat pula dijumpai di tempat lain di wilayah Pegunungan Tengah Papua, khususnya di kabupaten-kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten induk yaitu Kabuapaten Jayawijaya. Tembakau ini berupa tembakau yang diolah dari tumbuhan atau tanaman tembakau yang dapat dijumpai sebagai tumbuhan yang sengaja ditanam maupun tumbuh liar. Diambil daunnya sebagai bagian yang dipakai untuk dijadikan bahan tembakau dan sebagai daun gulungan tembakau untuk dihisap. Cara Pengolahan: Melalui proses tradisional, tumbuhan tembakau diolah untuk kemudian dapat dikonsumsi sendiri maupun dijual dipasar tradisional atau sebagai alat barter anatar individu dan kelompok masyarakat. Daun tembakau diambil yang baik lalu dikeringkan atau diasapi di dalam honai dalam wadah kayu yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat diletakkan diatas perapian dan tidak terbakar, tetapi hanya diasapi hingga dirasa cukup kering untuk dapat diolah sebagai tembakau siap pakai. Tembakau ke...
Makanan pokok atau makan tradisional suku moni yaitu keladi. Cara Pengolahan: Keladi ini dikonsumsi oleh keluarga Cara mengolahnya yaitu dengan dibakar dan direbus. Keladi ini digunakan untuk acara-acara adat yang itu biasanya digunakan untuk bakar batu. Selain itu juga untuk saat ini dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=3212
Pisang bakar atau dalam bahasa suku Me adalah kugou, merupakan salah satu makanan tradisional masyarakat Paniai, selain petatas, keladi, dan lain-lain. Cara Pengolahan: Pisang bakar atau kugou, adalah makanan yang di konsumsi oleh penduduk Paniai, dengan cara pisang dibakar. Pisang bakar atau kugou, dahulu tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak yang telah masuk sekolah, akan tetapi untuk saat ini, pisang bakar atau kugou, dikonsumsi untuk semua kalangan. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=3208
Wati adalah salah satu minuman tradisional yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Malind Animn di pesisir pantai selatan mulai daratan Selatan Kondo pertabatasn RI-PNG sampai di daratan pulau Kimaam, di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Wati (piperaceae misthycum) merupakan salah satu jenis tumbuhan, bagian yang digunakan adalah Akar dan batang. Wati dalam masyarakat Marind Anim mempunyai fungsi yang beragam antara lain; sebagai pembayaran mas kawin, sarinya disuguhkan dalam acara adat, upacara adat. Dalam acara ini mereka boleh menyediakan untuk tamu terhormat dan orang boleh minum dalam jumlah besar. Dahulu sarinya diperas lewat mulut gadis-gadis yang ditumpahkan dalam tempurung kelapa lalu diminum oleh laki-laki dan bisa tidur untuk beberapa hari lamanya. Sekarang wati bisa minum atau diolah oleh masing-masing individu. Keberadaan Magna Wati pada masyarakat Malind Anim merupakan salah satu benda yang sangat berharga, dapat dikatakan Wati sebagai maskawin orang Malind sel...
Makanan tradisional masyarakat Napan dan masyarakat Yaur adalah sagu. Sagu dalam bahasa orang Napan adalah Fi sedangkan untuk orang Yaur adalah Moore. Sagu adalah makanan pokok dan termasuk salah satu hal utama dalam setiap upacara adat masyarakat Napan dan masyarakat Yaur. Sagu diolah menjadi beraneka ragam makanan dan mempunyai sebutan yang berbeda sesuai dengan bahan yang campur atau digunakan. Sagu yang dikelola sering dikombinasikan dengan buah-buahan, Biji-bijian, kacang-kacangan dan daging babi, ikan, udang, daging penyu dan siput laut, makanan ini disebut Tananoko atau Papedah Biji-bijian. Masyarakat Napan dan masyarakat Yaur tidak mengenal bakar batu sebagai cara pengolahan makanan. Mereka mengolah makanan dengan cara dipanggang diatas bara atau diasar dan direbus. Bahan: Bahan yang digunakan untuk pembuatan Tananoko adalah tepung sagu dan air. Cara Pengolahan: Kemudian Tepung sagu yang sudah disiapkan dicampur dengan air hingga mencair lalu diendapkan s...
Brim adalah jenis makanan tradisional masyarakat pada beberapa suku bangsa di kabupaten Supiori yaitu olahan Brim (keladi bte). Cara Pengolahan: Keladi bte yang dibersihkan dari tanah (dicuci) kemudian mereka menggali lobang ditungku dimana tempat mereka memasak makana yang lain sebelumnya kemudian brim dimasukan kedalam lobang yang telah di gali dan di tutup kembali dengan abu panas yang ada di atas tungku tersebut Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5199
Petatas Tumbuk adalah jenis makanan tradisional masyarakat dari kampong waryei kabupaten Supiori provinsi Papua. Cara Pembuatan: Pertama petatas direbus sampai masak, kemudian ditumbuk sampai halus, masukan bawang goring putih dan merah, gula pasir dan garam secukupnya, masukan kelapa parut dan ditumbuk sampai semuanya halus dan siap untuk dihidangkan di diatas meja makan. Masakan petatas tumbuk ini biasanya disajikan di rumah-rumah sebagai makana sehari-hari dan juga disajikan diacara-acara pembayaran adat (pembayaran mas kawin). Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5201
Mot Nafder adalah jenis makanan tradisional masyarakat dari kampong Goni kabupaten Nabire provinsi papua. Yaitu olahan sagu dengan daging babi, motnafder ini biasanya dimasak pada siang hari dan malam hari karena paling enak makan pada siang dan malam hari. Proses masak mengunakan kompor tradisional yaitu tungku api yang bahan dasarnya adalah kayu. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5203
Sayur garnesun adalah jenis makanan tradisional masyarakat dari kampong waryei kabupaten Supiori provinsi papua. Bahan: Sayur yaitu sayur daun petatas Sayur daun papaya Bunga papaya Cara Pembuatan : Olahan 3 jenis sayur yaitu sayur daun petatas, sayur daun papaya, dan bunga papaya yang dimasak jadikan satu. Sayur ini biasanya dimasak pada siang hari dan malam hari karena paling enak makan pada sinag dan malam hari. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5204