Ritual
Ritual
Ritual Papua Biak
Tradisi Unik Pelaku Apen Bayeren
- 18 November 2018

DENGAN bangga, dua pria itu mengangkat kaki. Lalu memperlihatkan telapak kaki mereka. ”Lihat, tak ada bekas luka bakar, ’kan?” kata Frans Yakob Rumbrapuk, salah seorang di antara dua pria itu, kepada Cenderawasih Pos (Jawa Pos Group).
    Dicermati sekali lagi, memang tidak ada. Begitu pula di telapak kaki Korinus Arwam, pria satunya. Padahal, sudah tak terhitung berapa kali dua pria paro baya dari Kampung Bosnabraidi, Distrik Yawosi, Kabupaten Biak Numfor, Papua, tersebut berjalan dengan kaki telanjang di atas batu yang dibakar.
    Bertahun-tahun, sejak mereka masih muda. Terakhir, keduanya tampil pada kegiatan Sidang Sinode GKI (Gereja Kristen Indonesia) di Tanah Papua yang digelar di Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Maret lalu. Agenda terdekat, Frans dan Korinus bakal tampil pada Festival Biak Munara Wampasi pada 1 Juli. Ya, Frans dan Korinus adalah segelintir pelaku Apen Bayeren yang tersisa. Apen Bayeren merupakan atraksi berjalan di atas batu yang dibakar pada acara Barapen (bakar batu). Meskipun sudah jarang ditampilkan, Apen Bayeren masih masuk nominasi kategori sepuluh atraksi budaya terpopuler versi Anugerah Pesona Indonesia 2017 yang diadakan Kementerian Pariwisata.
    Kelangkaan pelakulah yang membuat salah satu kekayaan budaya Papua itu jarang ditampilkan. Di seantero Biak, misalnya, hanya di sedikit kampung bisa ditemukan pemain atraksi berbahaya tersebut. Salah satunya di Kampung Bosnabraidi yang berjarak sekitar 42 kilometer arah utara Biak, ibu kota Kabupaten Biak Numfor. ”Selain kami, di sini cuma ada Yowen Arwom yang masih bisa melakukannya,” kata Korinus dalam bahasa Biak yang diterjemahkan secara bergantian oleh Kepala Kampung Bosnabraidi Yonas Rumbrawer dan Dance Warnares, pegawai di Dinas Pariwisata Biak Numfor.
    Menurut Frans, Apen Bayeren bermula dari adanya ritual bakar batu. Ini semacam pesta adat atau kegiatan memasak bersama-sama warga satu kampung. Ritual tersebut bertujuan untuk kegiatan syukuran atau pesta adat. Mengutip situs Wisata Papua, selain untuk memanjatkan syukur, bakar batu diadakan guna menyambut tamu agung, upacara kematian, atau setelah terjadi perang antarsuku.
    Tiap kawasan di Papua memiliki nama sendiri-sendiri untuk ritual itu. Masyarakat Paniai, misalnya, menyebutnya dengan Gapii atau Mogo Gapii. Di Wamena disebut Kit Oba Isago, sedangkan masyarakat Biak menyebutnya dengan Barapen. Barapen inilah yang belakangan menjadi istilah yang paling umum digunakan.
Masih mengutip Wisata Papua, prosesi pesta bakar batu biasanya terdiri atas tiga tahap, yaitu persiapan, bakar babi, dan makan bersama. Tahap persiapan diawali dengan pencarian kayu bakar dan batu yang akan dipergunakan untuk memasak. Pada bagian paling bawah ditata batu-batu berukuran besar.
    Bagian atasnya ditutupi dengan kayu bakar, kemudian ditata lagi batuan yang ukurannya lebih kecil dan seterusnya hingga bagian teratas ditutupi dengan kayu. Kemudian, tumpukan tersebut dibakar hingga kayu habis terbakar dan batuan menjadi panas. Semua itu umumnya dikerjakan kaum pria.
    ”Kalau sekali bikin Barapen luasnya bisa 3 x 5 meter,” ungkap Frans. Nah, luasnya area atau tempat Barapen itu, lanjut Frans, menyulitkan kaum pria untuk mengambil batu panas yang sudah dibakar. Khususnya yang berada di tengah. ”Karena kesulitan ambil batu yang di tengah, saat itu leluhur kami dikenalkan dengan daun sindia. Daun ini yang diminta dioleskan di kaki supaya tidak ada rasa panas,” kata Frans. Itulah, tambah Frans, rahasia yang membuat para pelaku Apen Bayeren bisa berjalan di atas batu yang panas tanpa merasa sakit atau kaki melepuh. ”Jadi, tak ada mantra-mantra atau harus berpuasa sekian hari dulu,” ungkapnya.
    Tapi, itu baru salah satu rahasia. Masih ada syarat lain yang harus dipenuhi. Yakni, pemain Apen Bayeren tidak boleh berselingkuh atau melakukan hubungan layaknya suami istri dengan perempuan yang bukan istri sahnya. Syarat lainnya, tidak boleh sombong, berbohong, dendam, atau iri hati. ”Kalau pantangan-pantangan itu kita langgar, pasti kaki akan terbakar dan melepuh,” sebut Korinus.
    Bisa jadi, jumlah pemain Apen Bayeren kian susut karena sulitnya mencari sosok yang kuat untuk tidak melanggar pantangan-pantangan tersebut. Apalagi, kemampuan berjalan di atas batu membara itu memang tidak bisa sembarangan diwariskan. Hanya boleh diwariskan kepada salah seorang anak laki-laki yang sudah menikah. ”Jadi, setiap keluarga hanya bisa mewariskan kepada satu anak laki-laki. Itu pun hanya kepada yang sudah berkeluarga,” jelas Frans.
    Frans, Korinus, maupun Yowen pun melihat dan memilih langsung siapa anak keturunan mereka yang siap diwarisi berjalan di atas batu membara tersebut. Prosesnya butuh waktu. Karena itulah, sampai kini mereka belum menentukan generasi pengganti. ”Kami melihat dari keberanian sang anak dalam menghadapi masalah,” tambahnya. Selain berupaya keras agar tradisi tersebut bisa bertahan, Frans dan Korinus berharap bisa lebih banyak menggelar atraksi Apen Bayeren di kampung mereka sendiri. Sebab, selama ini keduanya justru lebih sering tampil di luar Kampung Bosnabraidi. Korinus bahkan pernah beratraksi di Bali. ”Kampung kami jadi kurang dikenal. Mudah-mudahan kelak wisatawanlah yang datang ke sini untuk menonton kami atau anak-anak pengganti kami,” harapnya.

sumber: https://www.radarbangka.co.id/rubrik/detail/budaya/15415/tradisi-unik-pelaku-apen-bayeren-di-papua-langgar-pantangan-selingkuh-kaki-langsung-terbakar

#SBJ

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya