Pada jaman dulu terdapat sepasang suami istri yang hidup di sebuah desa kecil di daerah Jambi. Walaupun hidup dalam kemiskinan, mereka tetap rukun dan bahagia menjalani aktitas sehari-hari. Namun kebahagiaan mereka tidak lengkap karena mereka belum mempunyai anak. Meski demikian mereka tidak putus asa, hampir setiap hari sepasang suami-isteri itu berdo’a kepada Tuhan memohon dianugerahi putra. “Ya, Tuhan! Karuniakanlah kami seorang anak, walaupun sebesar kelingking!” Itulah do’a yang selalu mereka panjatkan. Doa mereka terkabul. Tidak berapa lama kemudian sang istri mengandung. Sang suami senang bukan kepalang. Sebentar lagi dia akan menimang anak. Ia membayangkan betapa bahagianya bisa bermain dengan anaknya. Beberapa bulan kemudian, sang istri pun melahirkan. Alangkah terkejutnya mereka, ketika melihat bayinya terlahir hanya sebesar kelingking. Rasa gembira yang awalnya terpancar di wajah sepasang suami istri itu berubah jadi kesedihan. Me...
Bahan-bahan 8 porsi 2 ekor ikan patin, potong pendek 7 buah cabe merah 8 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 cm kunyit 2 cm jahe 2 cm laos, memarkan 2 buah kemiri, sangray 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 2 sendok makan air asam jawa 1 batang serai, memarkan 2 buah tomat, potong2 1 buah jagung, pipilkan 2 lembar daun bawang, potong 2 cm...
Bahan-bahan 250 gram kopi lampung asli segenggam beras 1/8 butir kelapa muda 3 butir bawang merah 2 siung bawang putih Langkah 1. Kupas baput dan bamer, lalu iris jangan terlalu tipis. Iris agak tipis kelapa juga. 2. Cuci bersih semua bahan dan tiriskan dahulu lalu sangrai di wajan tanah hingga matang kopinya (tandanya jika dipukul hancur tidak keras). Matikan api dan aduk terus hingga dingin. 3. Haluskan dengan grinder hingga benar2 halus. Simpan dalam wadah kedap udara. Siap diseduh. 4. Happy cooking dan selamat mencoba. See you! Sumber : https://cookpad.com/id/resep/2452861-kopi-lampung-rempah-jawa
Bahan-bahan 3 ekor ikan nila 2 sdm tempoyak durian 2 bh cabe lombok segar, boleh ganti cabe rawit (iris2) 1 bks kecil santan kara Secukupnya gula merah/jawa Secukupnya gula pasir Secukupnya asam jawa Secukupnya garam Bumbu halus: 4 siung bawang merah 3 siung bawang putih 3 butir kemiri 1 sdt ketumbar 10 bh cabe keriting kering 2 ruas jahe 3 ruas...
Bahan-bahan 5 porsi Bahan utama : Daging ayam atau jerohan ayam 1/2 kg (opsional, boleh skip) Rebus ayam atau jerohan, kemudian iris kecil2 1/2 kg wortel (iris tipis) 1/2 kg jagung muda/janten/putren (iris tipis) 1 butir kecil sawi putih (potong2 pisahkan daun dan batang) 1/2 kg pokcoy (potong2, pisahkan daun dan batangnya) secukupnya Daun bawang dan seledri Bahan tepung : 1/4 kg terigu 2 butir telur secukupnya Garam Bumbu halus capcay :...
Alkisah, di sebuah kampung di daerah Lampung, Indonesia, tinggallah suami-istri bersama dengan tujuh orang putrinya. Untuk menghidupi keluarganya, sang Ayah mencari kayu bakar di hutan dan menjualnya ke pasar. Namun, hasil yang didapatkan tidak cukup untuk mereka makan bersama. Mereka tidak pernah makan sampai kenyang. Agar bisa makan kenyang tanpa diganggu oleh anak-anaknya, sang Ayah dan sang Ibu sering menyisihkan makanan untuk mereka makan pada malam harinya, di saat ketujuh putrinya sedang tertidur lelap. Pada suatu malam, sang Ayah dan sang Ibu sedang asyik menikmati makan malam berdua. Tanpa disadarinya, si Bungsu Tujuh Bersaudara terbangun dan melihat mereka sedang makan. Si Bungsu pun segera membangunkan kakaknya yang sedang tertidur pulas. “Kakak-kakak…!” ucap si Bungsu dengan pelan. Keenam kakaknya pun terbangun. Saat melihat kedua orang tuanya makan, mereka pun ikut makan, sehingga membuat kedua orang tua mereka tidak kenya...
Alkisah, di suatu daerah di Lampung hidup sebuah keluarga kaya raya. Mereka hanya memiliki seorang anak yang diberi nama Buyung. Oleh karena menjadi anak semata wayang, Buyung sangat dimanja kedua orang tuanya. Apapun yang diinginkan selalu saja dituruti, sehingga dia tumbuh menjadi anak pemalas dan manja. Sifat ini terus dibawanya hingga dewasa, dan bahkan hingga dia kawin. Buyung masih selalu bergantung pada kedua orang tuanya. Namun, seperti kata pepatah, hidup bagaikan roda yang berputar. Terkadang ada di atas dan suatu saat di bawah. Begitu pula dengan hidup Si Buyung. Suatu saat orang tuanya terserang penyakit aneh yang membuat mereka meninggal hampir bersamaan waktunya. Kejadian ini tidak berimbas sama sekali pada perilaku Buyung. Pikirnya, sebagai anak tunggal pewaris seluruh harta kekayaan, tentu dia tidak akan kelaparan hingga tujuh turunan. Oleh karena tidak ada lagi orang yang melarang, dihamburkanlah harta warisan orang tuanya itu. Dia teta...
Dalam bahasa Lampung, dadi mengandung arti sindiran dan makna yang sangat mendalam. Di samping menggunakan bahasa yang halus, ia bisa mengandung dua atau lebih makna. Dadi biasanya dilantunkan saat pergantian tahun, panen raya, pertemuan bujang-gadis, sebelum atau sesudah acara Gawi, bahkan disiapkan dalam pertemuan khusus untuk mengadakan dadi. Dadi biasa dilantunkan oleh beberapa pasang gadis dan bujang. Di belakang gadis dan bujang ada guru yang mengajarkan jawaban-jawaban, sehingga mereka menirukan lagi kosakata yang diajarkan dari belakang tadi. Di antara pengajar dan barisan bujang-gadis dibatasi dengan lelit/kebung (tirai pembatas), sehingga yang mengajarkan tidak tampak. Jika dua kelompok sedang beradu dadi, salah satunya pindah pematang (makna bait yang baru dilantunkan tidak sesuai dengan bait sebelumnya), maka ia dianggap kalah. Terdapat enam macam irama dadi, yaitu: lagu dibi (irama senja), lagu tengah bingi (irama tengah malam), lagu kuwasan (irama menjelang pagi),...
Mekhatin adat adalah musyawarah mengenai urusan yang berkenaan dengan adat, yang dilakukan oleh para penyimbang adat dan dipimpin oleh penyimbang adat tertinggi (penyimbang marga, Bandar) atau penyimbang yang ditunjuk mewakili. Menurut sebagian penyimbang adat, Perwatin diartikan sebagai pelaksana musyawarah adat; sedangkan Merwatin diartikan sebagai warga non-penyimbang sbg pelaku musyawarah. Pendapat ini juga dapat diterima kebenarannya sesuai dengan pemahaman maknanya bagi kepenyimbangan adat dan para kelompok masyarakat setempat (lokal). Merwatin juga dapat diartikan sebagai tokoh/pemimpin/jakhu/pimpinan warga di luar struktur adat yang melakukan (me=kata kerja, predikat) kegiatan musyawarah. Pada dasarnya istilah Merwatin menunjukkan pada kegiatan peppung/buhippun (musyawarah), baik dari para penyimbang adat, maupun dari tokoh-tokoh masyarakat setempat. Sedangkan mekhatin warga di luar struktur adat dalam kehidupan sosial sehari-hari sering diartikan sebagai kegiatan peppun...