Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Lampung Lampung
Dongeng Si Kelingking Berkekuatan Hebat
- 24 November 2018

Pada jaman dulu terdapat sepasang suami istri yang hidup di sebuah desa kecil di daerah Jambi. Walaupun hidup dalam kemiskinan, mereka tetap rukun dan bahagia menjalani aktitas sehari-hari. Namun kebahagiaan mereka tidak lengkap karena mereka belum mempunyai anak. Meski demikian mereka tidak putus asa, hampir setiap hari sepasang suami-isteri itu berdo’a kepada Tuhan memohon dianugerahi putra.

“Ya, Tuhan! Karuniakanlah kami seorang anak, walaupun sebesar kelingking!” Itulah do’a yang selalu mereka panjatkan.

Doa mereka terkabul. Tidak berapa lama kemudian sang istri mengandung. Sang suami senang bukan kepalang. Sebentar lagi dia akan menimang anak. Ia membayangkan betapa bahagianya bisa bermain dengan anaknya. Beberapa bulan kemudian, sang istri pun melahirkan. Alangkah terkejutnya mereka, ketika melihat bayinya terlahir hanya sebesar kelingking.

 Rasa gembira yang awalnya terpancar di wajah sepasang suami istri itu berubah jadi kesedihan. Mereka menyesal mengapa doa yang mereka panjatkan hanya mengharap anak sebesar kelingking. Meski demikian, mau tak mau mereka harus menerima Si Kelingking dengan lapang dada. Itulah anugerah Tuhan untuk mereka. Karena bentuknya yang sebesar kelingking, suami istri itu lantas memberi nama putra mereka Si Kelingking.

Si Kelingking mempunyai kebiasaan aneh dibanding anak-anak seusianya. Walaupun badannya berukuran sangat kecil, tetapi si Kelingking mampu menghabiskan makanan yang jumlahnya banyak. Orang tuanya jadi sering kerepotan memenuhi kebutuhan makan Si Kelingking. Mereka miskin dan untuk makan sehari-hari saja susah. Lalu ditambah kerakusan si kelingking maka kesabaran mereka jadi hilang.

Gagal Menyingkirkan Si Kelingking

Setelah berunding secara diam-diam, sepasang suami istri itupun memutuskan untuk membuang jauh-jauh si Kelingking dari kehidupan mereka. Hingga pada suatu hari, sang ayah mengajak si Kelingking ke hutan untuk mencari kayu. Setibanya di tengah hutan, sang ayah segera menebang pohon besar yang diarahkan kepada anaknya. Sang ayah berharap beban berat pohon itu dapat membunuh Si Kelingking sehingga masalah besar dalam hidupnya bisa terselesaikan. Beberapa saat kemudian, pohon besar itu pun roboh menimpa tubuh si Kelingking. Si ayah tersenyum gembira menyaksikan Si Kelingking tertimpa pohon besar. Setelah memastikan dan yakin anaknya sudah mati, sang ayah segera kembali ke rumahnya.

Mendengar cerita suaminya, sang istri pun menjadi lega. Kini tidak ada lagi tukang makan yang menghabiskan jatah nasi mereka. Sayangnya mereka lupa bahwa perbuatan membunuh termasuk perbuatan dosa. P

ada saat suami istri itu sedang bergembira merayakan terbunuhnya Si Kelingking, dari luar terdengar panggilan. “Ayah…! Dimana aku harus meletakkan batang pohon ini?” Kiranya itu suara Si Kelingking yang mencari ayahnya.

 Suami-isteri itu terkejut saat mendengarnya. “Bukankah itu suara Si Kelingking. Ayo, kita keluar melihatnya!” seru sang suami penasaran.

Mereka sangat terkejut melihat si Kelingking sedang memikul sebuah pohon besar di pundaknya. Setelah meletakkan kayu itu di belakang rumah, si Kelingking langsung mencari makanan di rumahnya. Karena merasa kelaparan, ia pun menghabiskan sebakul nasi. Sementara ayah dan ibunya hanya duduk terbengong-bengong melihat anaknya yang sedang makan. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menyingkirkan Si Kelingking selamanya.

Si Kelingking Memanfaatkan Tenaganya

 Waktu terus berjalan. Sepasang suami istri itu tak lelah berusaha membuang Si Kelingking jauh-jauh. Meskipun sudah beberapa kali disingkirkan, tetapi Si Kelingking tetap kembali lagi. Mereka kehabisan akal untuk menyingkirkan si Kelingking.

 Ketika melihat si Kelingking begitu lahapnya makan dan seolah tak pernah tahu niat jahat orang tuanya, akhirnya mereka sadar. Si Kelingking adalah darah dagingnya, sudah seharusnya ia dipelihara dengan baik. Bukankah mereka sendiri yang berdoa kepada Tuhan agar dikaruniai putra, walaupun sebesar kelingking.

Sejak saat itu, mereka menerima keadaan si Kelingking dengan ikhlas. Tenaga si Kelingking yang sangat besar dan kuat itu ternyata sangat berguna. Dengan tenaganya yang besar, si Kelingking mampu melakukan pekerjaan yang berat. Banyak tetangga yang memerlukan bantuannya. la mendapat imbalan yang pantas.

Akhimya kehidupan mereka menjadi lebih baik berkat tenaga Si Kelingking. Mereka tidak lagi kekurangan, si Kelilingking sudah bisa rnakan atas usahanya sendiri, bahkan juga bisa membantu kedua orang tuanya. Sepasang suami-istri itu pun hidup bahagia bersama Si Kelingking.

sumber : http://agussiswoyo.com/sejarah-nusantara/cerita-rakyat-jambi-dongeng-si-kelingking-berkekuatan-hebat/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline