Dikisahkan hiduplah dua gadis kakak beradik. Si sulung bernama PUTRI ANAM, sedangkan adiknya bernama PUTRI BUSSU. Keduanya mempunyai sifat yang berbeda. Putri Anam gadis pemalas, serakah, dan tidak sabar, sedangkan Putri Bussu adalah gadis yang rajin, sabar, cerdik, dan luhur budi pekertinya. Suatu siang yang terik, Putri Bussu sedang duduk di teras rumah sambil mengipas-ngipas wajahnya karena kepanasan. Tanpa diduga, tiba-tiba kipasnya diterbangkan angin hingga tersangkut di atas pohon jeruk di halaman rumah PAK HARTAWAN, tetangganya. Maka, cepat-cepatlah ia mengejar kipas itu. Rupanya, kipas itu tersangkut di dahan pohon jeruk yang paling tinggi. Karena ia tidak kuat memanjat, ia pun bermaksud untuk meminta bantuan kepada Pak Hartawan. “Permisi…! Permisi… Pak Hartawan !“ teriak Putri Bussu di depan pintu rumah Pak Hartawan. Tak berapa kemudian, Pak Hartawan pun keluar dari dalam rumahnya. “Ada apa, Putri Bussu? Ada yang bisa saya bantu?&rd...
Patih Gumantar adalah pemimpin Kerajaan Mempawah berkedudukan di dekat pegunungan Sidiniang, Sangking, Mempawah Hulu yang berdiri kira-kira tahun 1340 Masehi. Konon Patih Gajahmada adalah saudara dari Patih Gumantar ini, salah satu peninggalan Patih Gajahmada di kerajaan Mempawah ini adalah sebuah keris Susuhan yang diberikan Patih Gajahmada sesudah ia melakukan lawatannya ke kerajaan Muang Thai untuk membendung serangan pasukan Mongol. Patih Gumantar dikenal sebagai raja yang berjaya dan sangat kaya raya, sehingga banyak juga yang ingin merebut kekayaan ini. Pasukan dari kerajaan MIAJU nekad menyerangnya dengan kekuatan yang besar sehingga mengalahkan kerajaan Patih Gumantar dan terkayaunya kepala Patih Gumantar, karena memang saat itu adalah masa tenang dimana masuk musim berladang. kemudian dibawa oleh pasukan MIAJU ini ke kerajaannya. Tengkorak kepala Patih Gumantar diyakini memiliki khasiat yang luar biasa bagi kerajaan MIAJU ini sehingga kepala ini jaga dengan ketat da...
Dalam adat Dayak Kenayatn dikenal Dukun atau disebut Belian / Barian – yaitu seorang tokoh masyarakat yang dipanggil untuk melakukan upacara supaya roh-roh yang tinggal di hutan, ladang, pohon dan tempat lain agar tidak disakiti hatinya, dalam prosesi ini para balian akan mengalami trance atau kesurupan. Dalam setiap upacara ini diperlukan kurban binatang berupa ayam, babi dan anjing. Didalam adat Dayak Kenayatn dikenal dua jenis BARIAN atau dukun ini yaitu PEMBARI dan BALENGGAUNG. Pembari adalah dukun yang berhubungan dengan roh-roh suci atau malaikat baik dan memiliki asisten disebut payampang atau mandega. Sedangkan BALENGGAUNG akan menggunakan bantuan hantu, iblis dan setan untuk mengatasi masalah dan memiliki asisten yg disebut juga payampang atau mandega, serta dilengkapi dengan ANAK SAMANG untuk berbalas pantun dengan para hantu, iblis dan pujut. Jika terjadi suatu kesialan atau hal yang tidak baik terjadi misal sakit-sakitan maka PEMBARI akan dipanggil oleh pem...
Pada zaman dahulu sebelum ada teknologi fotografi untuk mendokumentasikan orang yang berjasa atau pahlawan maka orang-orang Dayak terutama rumpun Kenayatn akan membuat sebuah patung untuk menghormati tokoh-tokoh atau pahlawannya, patung ini disebut PANTAK. PANTAK umumnya terbuat dari kayu ulin namun ada juga yang dipahat di sebuah batu berbentuk manusia lengkap dengan tangan dan kaki dengan ukuran paling kecil sebesar betis orang dewasa dan yang paling besar bisa sampai satu setengah meter tingginya dengan diamater 20-30 cm. Selain sebagai figurative dari tokoh, panglima, atau orang sakti jaman dahulu, Pantak juga dibuat sebagai batas kampung dan pelindung kampung diyakini sebagai penjaga kampung dari musuh atau wabah penaykit, .jika ada orang luar yg berniat jahat masuk dikampung maka dia tidak akan selamat. Terdapat 3 jenis Pantak, yaitu; Pantak Panyugu Diperuntukkan bagi pemimpin pertanian, Pantak Padagi diperuntukkan bagi tokoh perang dan pengobatan (Pangalango...
Suku Dayak Pesaguan adalah sub-suku Dayak yang mendiami Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Indonesia. Masyarakat Dayak Pesaguan adalah kelompok masyarakat asli yang mendiami wilayah pehuluan aliran Sungai Pesaguan di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Kelompok ini tersebar di wilayah tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Tumbang Titi di bagian paling timur, Desa Lalang Panjang di bagian tengah, dan Kecamatan Sungai Melayu Raya di bagian barat. Untuk acara pemakamannya Dayak Pesaguan memiliki ritus yang disebut BATUNU – suatu acara pembakaran jenazah biasanya seorang tokoh adatnya sebelum abunya dipindahkan kedalam SANDONG atau dikenal sebagai prosesi NYANDUNG. Pada prosesi BATUNU ini akan dikumpulkan Kayu Tunu untuk bahan membakarnya, biasanya pada wanita jumlah kayu tununya akan lebih banyak sebagai bentuk penghormatan bagi kaum wanita. Mengingat biaya upacara ini sangat mahal karena memerlukan kurban hewan yang tidak sedikit, maka seringkali jenazah akan dikuburk...
Dayak Embaloh adalah termasuk rumpun Dayak Tamanic dan berada didaerah Kapuas Hulu. Dayak Embaloh terkenal sebagai suku pengerajin manik-manik & perak, senjata, kain dan juga dikenal sebagai suku pedagang. Oleh sebab itu Dayak Embaloh banyak menjalin hubungan yang erat dengan suku-suku Dayak sekitarannya seperti Dayak Iban. Dalam masyarakat Dayak Embaloh, strata manusia dibagi dalam lima tingkatan: 1. Kaum Bangsawan atau disebut SAMAGAT – Keturunan kerajaan 2. Kaum Perantau / pedagang atau orang kaya disebut PABIRING 3. Rakyat biasa disebut BANUAKA – Masyarakat yang tinggal didalam rumah betang. Namun saat ini istilah BANUAKA dipakai oleh Suku Dayak Taman untuk menunjukkan mereka suku asli di Banua 4. Rakyat dengan derajat rendah atau disebut ULUN 5. Kaum budak atau disebut PANGKAM – apabila sang pemilik budak ini meninggal maka para budaknya juga harus ikut mati bersama tuannya. Dayak Embaloh terkenal akan sistem pertah...
Konon menurut cerita orang-orang, nun dahulu kala di Gunung Pelanjau berdiamlah sebuah keluarga yang rukun dan bahagia. Sang suami bernama Nek Jage, sedangkan istrinya bernama Nek Sari. Mereka tinggal bersama anak dan menantunya. Anaknya bernama Amat dan menantunya bernama Minah. Di dalam keluarga itu, terdapat seorang cucu laki-laki yang lucu dan teramat manja, namanya Maman. Nek Jage dan istrinya sangat sayang pada cucunya itu. Begitu besar perhatian Nek Jage terhadap cucunya yang manis dan imut itu. Sehingga apa saja yang diminta oleh cucunya, Nek Jage selalu berusaha mencarinya demi kebahagiaan cucu satu-satunya itu. Orang bilang cucu semata wayang memang disayang. Pada suatu hari Nek Jage akan pergi berburu ke hutan. Ia bangun pagi-pagi sekali (dini hari sekitar jam 02-an), sebelum burung-burung berkicau dan ayam berkokok, dan sebelum sang surya mengintip di balik Gunung Pelanjau. Segala peralatan berburu segera disiapkan oleh Nek Jage. Sedangkan Nek Sari mempersiapkan bekal...
Seringkali dalam cerita epic kepahlawanan Suku Dayak tidak hanya dibatasi oleh gender, tidak sedikit pula kaum wanita Dayak mengangkat senjata demi membele kehormatan kaumnya. Didalam budaya Dayak memang tidak mengenal permasalahan strata gender – semua memiliki hak dan tanggungjawab yang sama. Salah satu pahlawan yang dikenal kaum Sabah utamanya Dayak Kadazan adalah GAYATAS. GAYATAS ini adalah seorang pemimpin wanita suku Dayak Kadazandusun Liwan di kawasan pergunungan Crocker. Setiap kali ia dan kelompoknya melakukan pengayauan (perburuan kepala) maka ia akan memberi tanda pada sebuah “menhir” atau tugu batu, jika dihitung di batu Gayatas ini terdapat sekitar 75 tanda yaang artinya ada kira-kira 75 pahlawan yang sudah dikalahkan dan dipenggal kepalanya. Cerita deitail tentang kepahlawanannya dan masa hidupnya tidak banyak diketahui. sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/11/22/gayatas-kesatria-wanita-dayak-kadazan/ #SBJ
Dange adalah upacara adat yang tertinggi dan sakral dalam deretan upacara lalii’ (peraturan dan larangan dalam simbol adat berdasarkan keyakinan; Mikhail Coomans, 1987) pada sistim perladangan suku Kayaan. Karenanya upacara sakral ini mesti dilakukan setiap tahun. Dange yang dilakukan setelah panen padi yang jatuh sekitar bulan April-Mei setiap tahun ini, bermakna positif bagi masyarakat Kayaan. Yakni selain digunakan sebagai moment untuk bersyukur atas hasil perladangan, juga untuk meminta hasil perladangan yang berlimpah untuk tahun berikutnya, melalui Savit Puyaang Lahe alang hipun kenap sayuu’ nite (Tuhan pencipta langit dan bumi yang memiliki sifat murah hati) agar memberikan rejeki pada umatnya. Dalam upacara dange, selain mengadakan tarian pejuu’ lassah, yang merupakan simbol dan media bagi masyarakat Kayaan untuk menyampaikan doanya dan permohonan pada Tuhan, juga mengadakan ritual neguk (neguk; asal kata dari mengetuk. Ritual ini bertujuan untuk meminta...