Jambi adalah salah satu provinsi yang tergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di sana ada sukubangsa yang disebut sebagai Kerinci. Mereka mendiami salah satu kabupaten yang tergabung dalam provinsi Jambi yang namanya sama dengan sukubangsa tersebut, yaitu Kabupaten Kerinci. Melalatoa (1995:402) menyebutkan bahwa mereka adalah keturunan bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) karena banyak persamaannya dengan ciri-ciri manusia tipe mongoloid, yaitu tubuh relatif pendek dari rata-rata ukuran tubuh sukubangsa lainnya di Jambi. Kemudian, rambut lurus, kulit putih, dan mata agak sipit. Di kalangan orang Kerinci ada satu tarian yang disebut sebagai rangguk. Rangguk adalah dialek orang Kerinci Hulu. Orang Sungai Penuh menyebutnya “ranggok”, sedangkan orang Pulau Tengah menyebutnya “rangguek”. Adanya berbagai dialek itu akhirnya memunculkan beberapa pendapat mengenai kata “rangguk”. Pendapat pertama mengatakan bahw...
Dahulu kala di daerah Teluk Pandak terdapatlah sebuah padi sebesar buah kelapa. Masyarakat setempat tidak pernah tahu dari mana asalnya. Padi itu ditemukan oleh seorang penduduk di sekitar rumahnya. Padi yang ditemukan itu bukanlah padi lengkap dengan batangnya, namun hanya sebuah biji padi sebesar kelapa lengkap dengan cangkangnya. Penduduk Teluk Pandak percaya bahwa padi itu merupakan titisan dari Dewi Sri. Mereka seperti mendapatkan berkah dengan turunnya padi itu ke tempat mereka. Saat musim tanam tiba, masyarakat membawa padi sebesar kelapa tersebut ke sawah yang akan ditanami. Setelah padi di tanam, masyarakat berkumpul untuk melakukan doa bersama agar padi yang ditanam mendapat berkah dari Tuhan. Sekelompok muda-mudi membawakan tari Dewi Sri. Tarian itu diiringi oleh lagu yang bersyair doa dan pujian kepada Tuhan. Lagu itu mereka namakan dengan Nandung. Kulit padi mereka pukul-pukul sebagai gendang pengiring tarian Dewi Sri. Waktu terus berjalan. Musim pane...
“Tuah Tengkuluk” adalah sebuah karya tari dari Seni Budaya Khatulistiwa (SBK) yang ditampilkan dalan event Festival Tari Kreasi Nusantara (FTKN) tanggal 15 Juni 2015, yang melibatkan para koreografer muda dalam berkarya. Dalam karya ini menampilkan sejarah tentang di gunakannya “Tengkuluk” yaitu penutup kepala yang digunakan para wanita saat Islam masuk di Jambi. Tarian ini ditampilkan pula pada saat Telisik Tari Melayu yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta.
Sebuah tarian yang diciptakan oleh Tom Ibnur atau yang biasa akrab disapa Omi. Tarian ini berasal dari perkataan Arab yaitu “Zaffan” yang artinya penari dan “Al-Zafn” yang artinya gerak kaki. Tarian ini diilhamkan oleh peranakan Arab dan diketahui berasal dari Yaman. Setelah dibawa dari Yaman oleh para pedagang Arab pada awal abad ke-16, Tarian Zapin ini kemudian merebak ke negeri-negeri sekitar Johor seperti di Riau, Singapura, Sarawak dan Brunei Darusalam.
Tutup Kepala Daun Kuluk ini juga dipakai dalam kegiatan sehari-hari oleh para wanita yang sudah menikah. Biasanya dikenakan bersama kebaya katun pendek yang kedua ujungnya diikatkan di perut. Pandanannya adalah sarung yang dikenakan betis. Fungsi penutup kepala ini adalah melindungi kepala dari sengatan matahari. Cara mengenakan: sehelai selendang batik (+/-2 meter)pada sisi panjang diletakkan di tengkuk sama panjang kiri kanan. Ditarik kedepan kening lalu disilangkan, dilipat ke belakang sampai tengkuk,kemudian disimpulkan dan bagian ujungnya dibiarkan tergantung seperti daun. Sumber Dalam Buku" Kuluk Penutup Kepala Warisan Luhur dari Jambi" penggagas Ratu Munawwaroh Zulkifli Nurdin
Kuluk Duo Kain Penutup kepala ini sangat sederhana dan biasa dikenakan oleh para wanita yang berada di seberang Sungai Batanghari ketika keluar rumah. Saat malam hari hanya bagian mata saja yang tampak. Sedangkan pada siang hari wajah boleh diperlihatkan. Cara menggunakan: 1. Sehelai Kain Batik Jambi ditutupkan di kepala. 2. Salah satu sisi lebar di selipkan di belakang bahu dengan ketat. 3. Tarik sisi yang lain ke depan menutupi wajah (kecuali mata) Sumber: Dalam Buku" Kuluk Penutup Kepala Warisan Luhur dari Jambi" penggagas Ratu Munawwaroh Zulkifli Nurdin
Ini dia masakan khas dari propinsi Jambi : Kelia Hati Ayam. Paduan bumbu yang komplit membuat masakan ini terasa sedap, gurih dan segar dengan sentuhan sedikit asam jawa. Mirip sajian sambal goreng kentang ati dari Jawa tapi dengan sentuhan sedikit jintan membuat aromanya semakin sedap menggugah selera. Catatan : Hati ayam juga bisa anda ganti dengan hati sapi. Jika suka kentang juga bisa anda ganti dengan ampela. Bahan: 3 buah kentang 10 hati ayam (kurang lebih 250 gr)) 1 batang serai, potong jadi 2, memarkan 2 lbr daun jeruk purut, buang tulangnya 2 lbr daun salam 200 ml santan sangat kental 1 sdt asam (dilarutkan dengan 3 sdm air) 2 sdt garam atau sesuai selera 1 sdt gula (jika suka) minyak goreng untuk menumis bumbu Bumbu Halus: 6 bh cabe merah ( Buang biji jika tidak suka pedas) 6 bh bawang m...
Salah satu variasi Mie Rebus tradisional dari Pulau Sumatra: Mi Jambi. Bumbunya sederhana tetapi paduan daging sapi dan udang segar membuat kuahnya terasa lezat dan istimewa. Ditambah sentuhan bahan pelengkap yang beraneka ragam mulai dari taoge, telur rebus, perkedel, irisan daun bawang, seledri dan taburan bawang merah goreng. Bahan untuk 4 porsi: 250 gr udang segar 300 gr daging sapi lekas lunak (pakai minutesteak atau daging sukiyaki) 1 liter air 50 gr tongcai (jika ada) 1 sdm terigu, larutkan dalam 3 sdm air dingin 200 gr mi kuning (tambah jika perlu) 100 gr taoge 1 sdt bubuk kaldu rasa daging 2 butir telur ayam, rebus 4 buah perkedel kentang, jika ada 1-2 batang daun bawang, iris halus Bumbu Halus: 4 siung bawang putih 1/2 sdt merica butiran 1 sdt garam atau sesuai selera gula secukupnya (jika su...
Paduan sayur dengan komposisi yang lengkap : daging, rebung, ubi merah dan tahu. Bahan: 300 gr rebung, rebus (bisa diganti dengan sediaan rebus jadi) 150 gr ubi merah (ganti dengan wortel jika suka) 150 gr tahu, iris2 sesuai selera 250 gr daging tetelan/daging sup 800 ml air untuk merebus daging 1 iris/1 cm lengkuas, memarkan 2 lbr daun salam 2 sdm air asam ( 1 sdt asam larutkan dengan 2 sdm air) 150 ml santan sangat kental 1 sdt garam atau secukupnya 1 sdt gula pasir (jika suka) Bumbu Halus: 5 bh/50 gr bawang merah 3 siung/8 gr bawang putih 3 butir kemiri, tumbuk kasar 2 cm kunyit atau 1/2 sdt kunyit bubuk 1 sdm ketumbar atau 1 sdt ketumbar bubuk Cara Membuat: Potong2 rebung, ubi/wortel, tahu dan tetelan dengan ukuran serasi. Panaskan 800 ml air bersama lengk...