|
|
|
|
Tauh Lempur Tanggal 24 Dec 2018 oleh Sri sumarni. |
Tari Tauh (masyarakat setempat terkadang menyebut dengan istilah Kesenian Tauh) sudah ada di Desa Lempur Tengah sejak lama, dan selalu ditampilkan pada saat selesai pesta panen padi (kenduri sko setelah tuai). Di mana tari tauh merupakan sebuah ungkapan rasa syukur masyarakat setempat atas hasil panen yang diperoleh – sesuai dengan kehidupan masyarakat yang agraris. Selain itu juga, tauh sebagai sebuah ungkapan rasa terima kasih kepada leluhur yang dipercaya ikut menjaga dan menghindari desa mereka dari bencana. Tauh juga dipergunakan untuk penghormatan dalam menyambut tamu yang dianggap penting.
Menurut sejarah, tari tauh yang ada di Desa Lempur, Kabupaten Kerinci sudah ada sejak 1817 (sejak zaman Pamuncak), bahwa tauh telah dipakai oleh seluruh pamuncak untuk mengisi acara pesta panen serta acara penyamputan tamu yang dihormati, dan kehadiran tauh sendiri bersamaan dengan asal-usul Desa Lempur tersebut. Hingga kini keberadaan tauh terus dipertahankan, dan terus dilestarikan oleh generasi penerusnya, bahkan tauh tetap ditampilkan pada saat pesta adat, pesta panen dan penyambutan tamu.
Gerak-gerak tari tauh seperti: elang beperang, samang bejabat, seleudang di balek batu, dan kedidi mudik kaaie. Tari tauh diiringi oleh musik tradisi, awalnya menggunakan gendang bambu, tetapi saat ini penggunaan gendang dari bambu dirubah dengan menggunakan gendang Dap/Redap sebanyak 2 buah yang dimainkan oleh 2 orang. Gendang dap tersebut dibuat sendiri oleh masyarakat setempat, serta gong dan vokalia biasa disebut Mantau. Lirik yang disampaikan atau dinyanyikan biasanya diambil dari hukum atau ketentuan adat setempat. Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat Lempur selalu ingat akan ketentuanketentuan adat yang ada telah telah diyakini dari dulu hingga sekarang, dari generasi ke generasi berikutnya. Pada zamannya tari tauh menggunakan busana harian, kemudian berkembang menggunakan baju kurung hitam (tetap mengacu pada busana tradisi), kain sarung dan penutup kepala yang biasa disebut kuluk kecipung.
Sumber : Buku Penetapan WBTB 201
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |