wayang
60 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tarian Beksan Kudha Gadhingan
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beksan Kuda Gadhingan merupakan Yasan Dalem (karya) Sri Sultan Hamengku Buwono V (1823-1855). Diciptakan pada 29 September 1847, beksan ini terinspirasi dari karya Sri Sultan Hamengku Buwono I, seperti Beksan Lawung, Guntur Segoro, dan Tugu Waseso . Beksan Kuda Gadhingan merupakan salah satu karya unggulan Sri Sultan Hamengku Buwono V selain Srimpi Renggawati. Berikut ini sepenggal bait dari kandha (narasi) yang dibawakan sebagai pembuka beksan dan menggambarkan awal mula penciptaan Beksan Kuda Gadhingan. Punika pemut amemukti kala awit sinerat Kagengan Dalem Serat Kandha, Klangenan Dalem Beksan Kuda Gadhingan, Yasan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana, Senapati Ing Ngalaga, Ngabdurahman Sayidin Panatagama Kalipatullah ingkang kaping V, saha kumendur sangking bintang leyo Nendrelan, ingkang angrenggani kadhaton nagari ing Ngayugyakarta Hadiningrat, marengi ing dinten Rebo Kliwon wanci jam 11. Tanggal kaping 18 wulan sawal taun Dal 1775, mongsa kasa lambang l...

avatar
Widra
Gambar Entri
Tarian Beksan Panji Sekar
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beksan Panji Sekar diciptakan pada era kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792). Beksan Panji Sekar diciptakan dalam kurun waktu yang sama dengan lahirnya beksan-beksan lain seperti Tr unajaya, Guntur Segara, Nyakrakusuma dan Tugu Wasesa. Dalam masa sepuluh tahun (1755-1765), Sri Sultan Hamengku Buwono I menggarap tarian-tarian tersebut bersama Putra Mahkota, Patih Dalem dan seorang Abdi Dalem (setingkat bupati) kepercayaan sultan. Tarian ini bertemakan peperangan atau kepahlawanan. Tarian ini juga merupakan seni latihan perang para prajurit pada masa itu. Jiwa patriotik Sri Sultan Hamengku Buwono I memberi sentuhan khas pada karya seni tari masa itu, yaitu penggunaan senjata. Jemparing (panah) dan keris menjadi properti yang digunakan dalam tari Panji Sekar. Beksan Panji Sekar dibawakan oleh empat penari putra (kakung), oleh karena itu tarian ini masuk dalam kategori beksan sekawanan. Dua penari berperan sebagai Jayakusuma dan dua lainnya berperan sebagai Jayale...

avatar
Widra
Gambar Entri
Tarian Beksan Lawung Ringgit
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beksan Lawung Ringgit merupakan tarian karya Sri Sultan Hamengku Buwono I yang naskahya berbentuk serat Kandha. Naskah tarian ini adalah salah satu naskah yang baru saja dikembalikan oleh Inggris ke Kraton sejak peristiwa Geger Spehi. Beksan ini merupakan salah satu beksan yang unik, yang memadukan lawung sebagai properti dan lampahannya seperti dalam ringgit (wayang) dimana keenam penarinya merupakan 6 tokoh dalam ringgit gedhog yang membawakan cerita Panji. Enam penari tersebut terdiri dari 2 penari alus berkarakter impur, 2 penari gagah berkarakter bapang, 2 penari alus berkarakter kinantang. sumber: warisanbudaya.kemendikbud.go.id

avatar
Widra
Gambar Entri
Kulit Tatah Sungging
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Seni Kriya Kulit Tatah Sungging adalah kelompok seni kriya kulit yang menggunakan bahan utama ( bahan baku ) kulit mentah (perkamen) dari kulit binatang dengan teknik ditatah (ukir) dan disungging dalam mewujudkan suatu karya. Jadi walaupun dengan mnenggunakan bahan baku kulit mentah, tetapi dalam mewujudkan karya tidak menggunakan teknik ditatah dan disungging bukanlah kriya kulit Tatah Sungging. Tatah diartikan sebagai aktivitas memahat dan Sungging diartikan sebagai aktivitas mewarnai. Jadi Tatah Sungging adalah proses untuk memahat dan mewarnai objek wayang tertentu. Makna yang terkandung pada Tatah Sungging adalah agung dan berwibawa. Maksudnya adalah sebuah gagasan tentang penciptaan karya seni yang memberi kiasan agung dan berwibawa dari penokohan atau karakter-karakter wayang yang akan ditatah sungging. Tatah Sungging mempunyai suatu yang istimewa bila dibandingkan dengan teknik lainnya, sedangkan teknik yang khusus ini akan menghasilkan suatu karya kriya yang khusus pula (...

avatar
Widra
Gambar Entri
Wayang Kulit Purwa Gagrak Pakualaman
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wayang Kulit Purwa Gagrak Pakualaman ini mungkin jarang didengar oleh masyarakat umum, secara memang wayang ini dianggap kurang disosialisasikan dengan masyarakat sekitar. Wayang Kulit satu ini terkesan lebih familiar di area Keraton Pakualaman, Yogyakarta. Namun, dikarenakan keberadaannya yang kurang disosialisasikan, wayang kulit satu ini perkembangannya sedikit terhambat dan menjadi langka (sulit ditemukan). Wayang Kulit Purwa Gagrak Pakualaman ini bisa disebut sebagai wayang gaya Yogyakarta yang mengenakan keris dan wayang ini menjadi ciri khas di wilayah Keraton Pakualaman. Gagrak sendiri bermakna corak atau dapat juga disebut gaya. Wayang kulit ini cenderung mengikuti gaya Mataraman hingga terjadinya peralihan ke jaman Surakartan, salah satu ciri perubahan wayang gaya Surakartan adalah bentuknya yang dirampingkan supaya memudahkan dalang melakukan olah wayang. Sekilas mengenai sejarah dari Wayang Kulit Gagrak Pakualaman yang diawali dari Perjanjian Giyanti, yang menyangkut pe...

avatar
Kala Tara
Gambar Entri
Kue Apem, Representasi Ritual Makanan Saat Lebaran
Makanan Minuman Makanan Minuman
Daerah Istimewa Yogyakarta

Apem (apam) merupakan hidangan kue tradisional yang dimasak dengan pemanggang atau penggorengan. Bentuknya mirip serabi, tetapi lebih besar dan tebal. Warna apem pun beragam, ada yang memberi warna merah muda hingga hijau sesuai selera. Apem digunakan dalam berbagai kenduri dalam masyarakat Jawa. Istilah apem diyakini berasal dari kata bahasa Arab, yaitu afwan atau affuwun. Maknanya adalah maaf atau ampunan. Karena masyarakat Jawa kesusahan untuk menyebutkan kata dalam bahasa Arab itu, mereka pun menyebutnya apem. Apem merupakan simbol permohonan ampun kepada Tuhan atas berbagai kesalahan. Hal itulah yang menjadikan apem sebagai representasi ritual saat lebaran pada masyarakat Desa Sumberejo, Gunung Kidul. Mereka meyakini bahwa apem sebagai lambang makanan untuk membersihkan hati dari perbuatan salah maupun khilaf dengan saling bersilaturahmi maaf memaafkan saat hari raya tiba. Biasanya di penghujung Ramadhan atau saat malam takbiran, masyarakat di sana membuat hidangan apem untuk d...

avatar
Haha_akbarsyafanugraha_21