|
|
|
|
Kulit Tatah Sungging Tanggal 11 Jan 2021 oleh Widra . |
Seni Kriya Kulit Tatah Sungging adalah kelompok seni kriya kulit yang menggunakan bahan utama ( bahan baku ) kulit mentah (perkamen) dari kulit binatang dengan teknik ditatah (ukir) dan disungging dalam mewujudkan suatu karya. Jadi walaupun dengan mnenggunakan bahan baku kulit mentah, tetapi dalam mewujudkan karya tidak menggunakan teknik ditatah dan disungging bukanlah kriya kulit Tatah Sungging. Tatah diartikan sebagai aktivitas memahat dan Sungging diartikan sebagai aktivitas mewarnai. Jadi Tatah Sungging adalah proses untuk memahat dan mewarnai objek wayang tertentu. Makna yang terkandung pada Tatah Sungging adalah agung dan berwibawa. Maksudnya adalah sebuah gagasan tentang penciptaan karya seni yang memberi kiasan agung dan berwibawa dari penokohan atau karakter-karakter wayang yang akan ditatah sungging.
Tatah Sungging mempunyai suatu yang istimewa bila dibandingkan dengan teknik lainnya, sedangkan teknik yang khusus ini akan menghasilkan suatu karya kriya yang khusus pula ( Suatu yang tidak mungkin dicapai dengan teknik lainnya). Dalam berkarya kriya kulit memerlukan ketekunan, ketelitian dan kecermatan lebih agar menghasilkan suatu kriya kulit Tatah Sungging bernilai tinggi. Seperti yang telah dilakukan oleh kriyawan kulit pada masa lampau, di samping penguasaan teknik namun dilandasi kemauan yang keras dan rasa pengabdian yang murni dapat menghasilkan karya yang bermutu hingga mencapai tataran klasik, yang sampai sekarang masih dapat dinikmati.
Bila ditelusuri sejarahnya keberadaan kriya kulit Tatah Sungging telah lama dikenal oleh bangsa Indonesia, pada masa lampau digunakan untuk membuat suatu karya seni yang berkesan agung dan berwibawa. Umumnya dapat dijumpai di pusat – pusat pemerintahan pada masa kerajaan – kerajaan yang berkuasa dibumi nusantara ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan para raja pada masa lalu hingga kini tampak jelas pengaruhnya, misalnya adanya gaya dalam seni hias, seni pertunjukan, seni rupa lainnya yang memberikan gambaran betapa kuatnya pada masa itu dalam membentuk suatu budaya.
Kerajinan Tatah Sungging yaitu Kerajinan membuat Wayang Kulit kerajinan ini di lakukan oleh masyarakat Dusun Pucung, Desa Wukirsari, Kec.Imogiri, Kab. Bantul, Prop. DIY. Cikal bakal kerajinan Tatah Sungging bernama Atmokaryo Glibo. Ketrampilan yang di miliki tersebut kemudian di tularkan pada masyarakat sekitarnya. Akhirnya pada tahun 1920, hampir sebagian besar penduduk Dusun Pucung bisa membuat Wayang Kulit. Kerajinan tersebut dapat menambah income dan dapat menyerap tenaga kerja cukup banyak. Pendokumentasian kerajinan Tatah Sungging dapat sebagai media pelestarian, penyebarluasan informasi kakayaan budaya. Pelopor kerajinan ini bernama Atmokaryo Glibo. Ia seorang penjual kayu bakar. Ia belajar membuat kerajinan ini pada priyayi yang tinggal di sekitar Kepatihan Yogyakarta. Setelah bisa, kemudian pulang ke Dusun Pucung dan menularkan ilmunya pada orang yang di anggap berbakat, yaitu Atmorejo. Lama-kelamaan perajin Tatah Sungging semakin bertambah dan kemudian di wadahi dalam suatu organisasi bernama Koperasi Maju Lestari sehingga membuat tatah sungging terkenal hingga ke mancanegara.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |