Remidu dan Remayu Gadis Silam ~ Konon kabarnya di zaman bahari ada sebuah dusun yang letaknya di hulu sebuah sungai. Dusun itu baik sekali letaknya, penduduknya padat dan kaya raya. Hasil pertaniannya melimpah dan dapat dikatakan rakyat di susun itu hidup sejahtera, aman, damai dan ramah tamah. Di dalam dusun itu tinggal dua orang gadis cantik jelita, merekalah gadis yang tercantik diantara gadis-gadis yang ada di susun itu. Konon Remidu dan Ramayu namanya. Selain wajahnya yang cantik molek, budinya pun baik dan pandai pula berdendang. Suaranya merdu tak ada bandingannya. Gadis yang cantik ini semampai, wajahnya ayu bagaikan bulan purnama, suaranya merdu bagaikan buluh perindu. Berbudi baik berwajah ayu dan bersuara merdu. Rambutnya hitam panjang terurai, bibirnya merah seperti delima merekah matanya seperti bintang timur dan kulitnya seperti kemang masak. Tiada cacat tiada celah, dua gadis jelita ini idaman setiap pemuda. Demikianlah kira-kira gambaran d...
Penghuni Gua Suruman ~ Pada zaman dahulu tersebutlah empat orang pengembara yang keempatnya berasal dari kaki gunung Dempo. Mereka mengembara mengelilingi daerah-daerah di sekitar pantai Selatan pulau Perca. Tujuan mereka mengembara ialah mencari tempat yang baik untuk menetap, karena dikaki gunung Dempo telah padat penduduknya. Mereka akan membangun dusun yang baru untuk tempat tinggalnya. Itulah tujuan mereka mengembara yang berbulan-bulan lamanya untuk memilih tempat yang sesuai. Setelah pengembara itu berjalan kian kemari berbulan-bulan lamanya, telah banyak tempat yang dilihat, akhirya sampailah mereka berempat di suatu daerah, daerah dataran tinggi yang luas dan subur, lalu kempatnya bermusyawarah dan tempat inilah yang mereka anggap baik. Memang daerah itu selain keadaaan tanahnya disamping itu dekat dengan sungai yang cocok benar untuk berlandang, berkebun dan beternak. Para pengembara itu bernama Sindang Bersi, Mate Abang, Ngawak baju...
Alkisah Rakyat ~ Pada waktu dulu, ada sebuah dusun yang terletak di Kabupaten Bengkulu Selatan, dusun tersebut bernama dusun Demak. Di dusun tersebut ada sebuah pauak. Perigi ini oleh penduduk setempat dinamakan Pauak Demak, jadi oleh penduduk dusun tersebut diberilah nama dusun itu Pauak Demak. Asal mulanya terjadi pauak tersebut asalnya dari Kerajaan Demak di Jawa Tengah. Dulu pada zaman nenek moyang, pada suatu tempat di bagian bawah dari desa Padang Lebar sekarang, memerintahlah seorang raja yang gagah dan sakti. Beliau cukup terkenal, karena sangat arif dan bijaksana. Oleh karena itu, beliau sangat dicintai oleh semua rakyatnya. Raja ini, bernama Puyang Agung Negara. Raja Agung Negara ini kesenangannya adalah belajar. Sudah banyak pelajaran-pelajaran dan ilmu-ilmu yang dipelajarinya. Terdengar saja oleh beliau ada ilmu baru, walaupun tempat itu jauh beliau pasti akan datang buat berguru. Pokoknya dalam satu bulan saja beliau tidak belajar, beliau mer...
Cerita 4 Orang Bersaudara Menyelamatkan Putri Hilang ~ Ada seorang raja, yang alim dan bijaksana. Ia mempunyai anak empat orang. Anak raja tersebut laki-laki semuanya. Sedangkan raja ini isterinya telah lama meninggal dunia. Adapun yang mengurus rumah tangga mereka adalah dayang-dayang pengasuh. Pada suatu ketika disaat raja duduk melamun seorang diri, datanglah anaknya yang tertua menghampirinya sambil berkata: "Hai Ayah izinkanlah kami empat bersaudara untuk merantau. Di sana nanti kami akan menuntut ilmu untuk bekal di masa depan. Andai kami ini hanya tinggal di negeri ini selama-lamanya sudah pasti kita akan ketinggalan dari pada daerah-daerah lain." Raja berkata: "Hai anak-anakku, ayahanda izinkan kalian pergi merantau, asalkan saja kalian bisa menjaga diri masing-masing dan carilah ilmu yang berguna dan bermanfaat." Ada satu lagi pesan ayahanda; "Apabila nanti kalian kembali, harapan ayahanda kembalilah semuanya secara serentak...
Asal Mula Simbur Menjangan ~ Simbar Menjangan dikenal oleh rakyat pedalaman Kuro Tidur dengan nama Krikip. Tumbuh di hutan-hutan sebagai hiasan hutan yang cukup membuat pesona tersendiri. Bentuknya indah dan sejuk dipandang mata. Sering dibuat hiasan oleh orang-orang yang menyenangi seni. Memang kalau kita pandang, sangatlah sayang Krikip Simbur Menjangan itu dibiarkan menghiasi hutan. Dan alangkah baiknya, jika dipindahkan di halaman rumah untuk hiasan di kebun bunga. Akan tetapi Krikip Simbur Menjangan ini, kabarnya pernah berkata, bahwa ia berkeberatan sekali untuk dipindahkan ke halaman rumah. Apa sebabnya? Inilah ceritanya. Dahulu kala lahirlah seorang anak perempuan yang cantik sekali. Krikip namanya. Ia anak tertua dari keluarganya. Perangainya baik. Budinya halus dan tegur sapanya sopan, serta penurut pada kata ayah bundanya. Setelah berumur tiga tahun. Lahirlah adiknya. Seorang anak laki-laki. Sejak itu sang putri Krikip dipanggil oleh...
Cerita Biawak Sepiak ~ Pada zaman dahulu kala di sebuah desa yang terpencil tinggallah seorang ibu yang sangat miskin hidupnya. Ia mempunyai seorang anak laki-laki. Biawak Sepiak (Biawak Sebelah) namanya. Kenyataan nantinya Biawak Sepiak ini setelah dewasa bukanlah Biawak Sepiak, akan tetapi ia adalah seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa. Sang ibu tidak berputus asa dan ia tetap menyayangi anaknya walaupun berupa Biawak Sepiak Lama Kelamaan Biawak Sepiak ini bertambah dewasa ia sudah mempunyai cita-cita untuk berumah tangga. Pada suatu hari ketika sedang makan bersama-sama dengan ibunya, ia berkata; "Oh ibu, tolonglah ibu pinangkan anak putri raja yang tak jauh dari kampung kita ini." Jawab ibunya: "Hai anakku, dimanakah ibu akan menghadapkan muka, kita orang miskin, sedangkan kau adalah Biawak Sepiak. Ibu merasa malu menghadap tuan raja." Akan tetapi Biawak Sepiak terus mendesak ibunya untuk melamar putri raja. Maka...
Cerita Gadis Ambai ~ Gadis Ambai adalah sebuah cerita rakyat dari Sungai Ipuh yang suatu daerah terpencil sebelah utara dekat perbatasan Kerinci. Cerita ini sebenarnya seirama dengan cerita Malim Deman atau pun cerita Nawang Wulan. Hanya saja perbedaannya, kalau Malim Deman dan Nawang Wulan pelakunya berasal dari bumi dan kayangan, maka cerita rakyat ini, kita akan menjumpai pelakunya berasal dari negeri bawah air. Yang lazim disebut rakyat sebagai hantu air. Nah beginilah ceritanya. Di Sungai Ipuh suatu daerah sebelah utara dekat perbatasan Kerinci, hiduplah seorang bujang yang bernama Lelo. Perawakan badannya cukup perkasa dan tampan untuk ukuran pemuda masa itu, bujang Lelo ini sudah agak tua, belum juga disinggahi jodoh. Manakala teman sebayanya mengejeknya sebagai bujang tua, ia dengan tersenyum menjawab, "belum ada jodoh." Demikian olok-olok temannya itu semakin santer saja. Karena tidak tahan menahan olok-olok itu bujang Lelo memutuskan untu...
Batu Amparan Gading ~ Pada suatu masa, hiduplah seorang raja bernama Raja Muda. Permaisurinya bernama Putri Gani. Mereka dikaruniai oleh Yang Maha Kuasa dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Kehidupan rumah tangga mereka sangat bahagia. Halaman istana mereka sangat luas dan dihiasi taman bunga yang tertata rapi. Di halaman depan terdapat sebuah batu besar yang datar permukaannya, berwarna kuning gading, bernama Batu Amparan Gading. Dikala sore hari, sangat sering Raja Muda beserta Putri Gani dan anak-anaknya duduk bersantai. Mereka bercengkerama di atas Batu Amparan Gading itu. Nasib malang yang menimpa keluarga Raja Muda tidak dapat ditolak. Istrinya yang tercinta, Putri Gani, sakit, kemudian meninggal dunia. Rasa sedih dan pilu hati Raja Muda semakin mendalam melihat kedua anaknya yang masih kecil. Tiada lagi belaian kasih sayang ibu tercinta. Hari demi hari berlalu. Raja Muda beristri lagi. Ia menikah dengan...
Kisah Sang Piatu ~ Pada zaman dahulu kala, ada seorang anak laki-laki yang sangat malang hidupnya. Ayah ibunya telah meninggal ketika ia masih kecil. Untunglah masih ada neneknya yang sudah sangat tua yang memeliharanya. Anak malang ini bernama Sang Piatu, Sang Piatu tinggal bersama neneknya di sebuah gubuk tua yang sangat sederhana. Gubuk mereka terletak di tengah hutan, tidak jauh dari sebuah sungai. Di seberang sungai itu terdapat sebuah desa yang dipimpin oleh seorang raja. Kata nenek Sang Piatu desa itu bernama Dusun Raja. Penduduknya sudah agak ramai. Desa itu aman dan makmur. Setiap hari, pagi dan sore, Sang Piatu dan neneknya selalu pergi mandi ke sungai. Tempat permandian mereka berseberangan dengan Dusun Raja. Setiap pergi mandi, Sang Piatu selalu memperhatikan suasana desa. Terlihat olehnya, banyak anak disana. Ingin rasanya ia bermain bersama mereka. Setiap sore nampak anak-anak sebayanya pergi berkumpul di rumah raja. Hari demi hari dijal...