Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Bengkulu Bengkulu
5_Remidu dan Remayu Gadis Silam
- 20 Mei 2018
Remidu dan Remayu Gadis Silam ~ Konon kabarnya di zaman bahari ada sebuah dusun yang letaknya di hulu sebuah sungai. Dusun itu baik sekali letaknya, penduduknya padat dan kaya raya. Hasil pertaniannya melimpah dan dapat dikatakan rakyat di susun itu hidup sejahtera, aman, damai dan ramah tamah.
 

Di dalam dusun itu tinggal dua orang gadis cantik jelita, merekalah gadis yang tercantik diantara gadis-gadis yang ada di susun itu. Konon Remidu dan Ramayu namanya. Selain wajahnya yang cantik molek, budinya pun baik dan pandai pula berdendang. Suaranya merdu tak ada bandingannya. Gadis yang cantik ini semampai, wajahnya ayu bagaikan bulan purnama, suaranya merdu bagaikan buluh perindu. Berbudi baik berwajah ayu dan bersuara merdu. Rambutnya hitam panjang terurai, bibirnya merah seperti delima merekah matanya seperti bintang timur dan kulitnya seperti kemang masak. Tiada cacat tiada celah, dua gadis jelita ini idaman setiap pemuda. Demikianlah kira-kira gambaran dua orang gadis itu, Remidu dengan Remayu.

Setiap hari dan senja hari gadis-gadis dusun itu pergi bersama untuk mandi di sungai, sambil pulang mereka berdendang memuja alam dan dusun mereka. Dusun yang mereka cintai, tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Dusun yang aman makmur, penduduknya ramah tamah seramah alam di sekitar mereka. Seperti halnya gadis-gadis lain demikian juga Remidu dan Remayu, suaranya merdu menawan hati bagi yang mendengarnya.

Kecantikan dan budi luhur Remidu dan Remayu terkenal kemana-mana. Hampir di semua daerah, Remidu dan Remayu menjadi buah bibir mereka. Parasnya yang cantik tak ada duanya dan budinya yang baik membuat semua orang mengenalnya. Ditambah pula suaranya yang merdu membuat orang terpukau mendengarnya. Termashurlah nama kedua gadis itu kemana-mana, tua muda pria atau wanita selalu menyebut-nyebut namanya.

Di dusun lain, di daerah yang jauh dari dusun Remidu dan Remayu, tinggallah beberapa orang penyamun. Penyamun itu mendengar juga kabar tentang kecantikan dan kebaikkan Remidu dan Remayu. Mereka mendengar pula, bahwa penduduk dusun itu kaya raya dari hasil pertaniannya.

Mendengar kabar tadi, maka para penyamun itu merencanakan untuk mencari di mana letak dusun Remidu dan Remayu. Mereka berembuk, untuk membuat rencana jahat. Akan merampok semua harta benda penduduk dan akan melarikan gadis cantik yang ramai dibicarakan orang.
 
Di hari baik menurut perhitungan mereka, berangkatlah mereka mencari di mana letak dusun Remidu dan Remayu. Mereka berangkat dengan membawa senjata untuk merampok, membunuh dan sebagainya. Sungguh menyamun yang tak kenal belas kasihan.

Dari hari berganti, hari, dari minggu berganti minggu para penyamun berjalan mencari di mana dusun Remidu dan Remayu. Setelah melalui beberapa dusun dan menempuh hutan rimba serta bertanya kesana-kesini akhirnya sampailah para penyamun tadi ke dusun yang dicari. Mereka tidak langsung memasuki dusun ini, tetapi mereka mengatur dulu siasat baik-baik. Beberspa diantara mereka memasuki dusun secara diam-diam untuk mengetahui situasi dusun itu, dan lainnya bersembunyi di tepi dusun. Mereka sangat berhati-hati sekali agar jangan sampai tercium maksud  jahatnya.

Setelah hari yang redup, senja yang sial bagi penduduk dusun itu, sedang para gadis bercanda di halaman dan orang tua duduk-duduk di rumah, tiba-tiba datanglah para penyamun itu. Rombongan penyamun memasuki dusun itu dengan serentak. Penduduk menjadi panik, suasana tak menentu dan setiap orang meyelamatkan dirinya masing-masing. Dusun ditinggalkan dan harta benda berhamburan. Mereka lari masuk hutan untuk menyelamatkan dirinya. Dusun porak poranda dikuasai para penyamun, penghuninya telah menghilang karena ketakutan.

Remidu dan Remayu tak lari bersama penduduk lainnya tetapi tetap berada di dusun itu. Mereka menyambut para penyamun tadi. Di sambutnya para penyamun itu dengan tari dan nyanyi yang merdu. Kedua gadis itu menyanyi dan menari di tengah-tengah dusun itu, sehingga para penyamun tadi datang menghampirinya. Rombongan penyamun berkerumun mengelilingi Remidu dan Remayu yang sedang menyanyi dan menari.

Mereka semua terpesona dan terpukau mendengar suara  gadis tadi. Mereka termangu melihat kecantikan Remidu dan Remayu, sehingga para penyamun telah lupa datang ke dusun itu. Berjam-jam lamanya Penyamun mengelilingi gadis cantik itu. Di dusun yang tinggal hanya Remidu dengan Remayu, karena penduduknya telah lari masuk hutan ketakutan.

Akhirnya malam pun tiba. Remidu dengan Remayu terus menyanyi dan menari yang dikelilingi oleh para penyamun. Sampai dini hari mereka menyanyi dan menari di halaman, yang ditonton oleh para perampok. Sampai larut malam mereka menari dan menyanyi dan secara gaib kedua gadis cantik tadi hilang dari pandangan mata para penontonnya. Tinggal suaranya yang terdengar dan makin lama semakin menghilang pula. Lenyaplah gadis Remidu dan Remayu.

Bersamaan dengan menghilangnya kedua gadis tadi dusun-dusun yang tinggal tadi berubah menjadi hutan belantara. Dusun itu pun "Silam" seperti halnya Remidu dan Remayu. Para penyamun terjebak di hutan yang tak bertepi. Di malam gelap gulita di tengah rimba raya rombongan penyamun terkurung.
 
Sumber: http://alkisahrakyat.blogspot.co.id/2016/04/remidu-dan-remayu-gadis-silam.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline