Mitos Mistis Wentira Kebanyakan masyarakat daerah Sulawesi masih sangat memegang erat kepercayaan mengenai hal-hal mistis. Salah satunya mengenai kisah mistis Kota Wentira dari Sulawesi Tengah. Wentira dipercaya merupakan sebuah kota gaib yang berada di daerah Palu, Sulawesi Tengah. Menurut informasi yang saya dapatkan, Wentira dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai kota Atlantis yang hilang. Kota ini memiliki banyak pintu untuk sampai kesana,namun tidak semua orang bisa melihat kota tersebut. Kota Wentira hanya bisa dilihat oleh seorang yang memiliki kekuatan batin. Konon kabarnya, Kota Wentira adalah sebuah kota megah yang berada di tengah hutan yang identik dengan warna kuning serta penduduknya merupakan jin yang bentuknya sama dengan manusia, yang membedakan hanya mereka tidak memiliki garis di bawah hidung di atas bibir. Penduduk Kota Wentira beberapa kali diceritakan sering berinteraksi dengan manusia. Alkisah seorang pernah mengantarkan mobil berwarna...
Upacara Tumpe merupakan ritual penyerahan telur Maleo pertama dari Luwuk ke Pulau Banggai. Tumpe sendiri mempunyai arti "pertama". Burung Mua' Mua (Maleo) merupakan burung endemik Sulawesi yang hidup di kawasan pantai. Di Banggai berada di Bangkiang Kecamatan Batui. Upacara tumpe dilaksanakan oleh masyarakat kecamatan Batui (Kabupaten Banggai) dan masyarakat kota Banggai (Kabupaten Banggai Laut). Upacara Tumpe ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan september saat musim pertama bertelurnya burung Mua' Mua (Maleo). Sejarah awal Upacara Tumpe bermula ketika raja Banggai yang bernama Adi Jawa mencari istrinya yang bermama Sitti Amina dan anaknya yang bernama Abu Kasim yang pergi meninggalkan Banggai. Kepergian Sitti Amina yang membawa anaknya ini dikarenakan ia difitnah oleh istri kedua raja Adi Jawa. Pencarian raja Adi Jawa menggunakan perahu layar ke Bola dan Matindo tidak membuahkan hasil. Akhirnya sang raja memutuskan untuk berlayar ke pulau Jawa dan tidak akan kembali lagi ke Ba...
Upacara Tumpe merupakan ritual penyerahan telur Maleo pertama dari Luwuk ke Pulau Banggai. Tumpe sendiri mempunyai arti "pertama". Burung Mua' Mua (Maleo) merupakan burung endemik Sulawesi yang hidup di kawasan pantai. Di Banggai berada di Bangkiang Kecamatan Batui. Upacara tumpe dilaksanakan oleh masyarakat kecamatan Batui (Kabupaten Banggai) dan masyarakat kota Banggai (Kabupaten Banggai Laut). Upacara Tumpe ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan september saat musim pertama bertelurnya burung Mua' Mua (Maleo). Sejarah awal Upacara Tumpe bermula ketika raja Banggai yang bernama Adi Jawa mencari istrinya yang bermama Sitti Amina dan anaknya yang bernama Abu Kasim yang pergi meninggalkan Banggai. Kepergian Sitti Amina yang membawa anaknya ini dikarenakan ia difitnah oleh istri kedua raja Adi Jawa. Pencarian raja Adi Jawa menggunakan perahu layar ke Bola dan Matindo tidak membuahkan hasil. Akhirnya sang raja memutuskan untuk berlayar ke pulau Jawa dan tidak akan kembali lagi ke B...
Sebuah Karya Motif kain Luwuk Banggai, yang sudah Internasional dan bisa menjadi saingan Batik Tenun Nambo Kabupaten Banggai adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah, dengan perkembangan zaman Kab Banggai telah banyak berkembang. Karena semakin banyaknya investor yang ingin memulai usahanya disini karena mereka melihat potensi wisata, budaya dan lainnya di Kab Banggai ini yang akan terus berkembang. Salah satu hal yang akan saya bicarakan disini yaitu Motif tenun nambo yang sekarang sudah mulai menanjak ketenarannya. Potensi tenun Nambo kain tenun khas dari Kecamatan Nambo di Kabupaten Banggai akan menjadi daya tarik tersendiri selain keindahan wisata bahari di Kabupaten Banggai. Tenun Nambo, tenun kerajinan lokal warisan budaya yang menjadi andalan Kabupaten B...
Dikisahkan bahwa Raja Palu memiliki seorang permaisuri dan putra bernama Bolampa. Satu hal yang diwariskan Raja Palu kepada Bolampa adalah kesaktiannya. Dia juga kebal terhadap segala macam senjata. Cerita Rakyat Asal Usul Sungai Palu Kisah Dari Sulawesi Di tengah kegembiraan keduanya mengasuh Bolampa. Permaisuri hamil lagi. Namun, hal ini diam-diam menimbulkan kecemburuan di hati Bolampa. Karena, besar kemungkinan kasih sayang yang selama ini tercurahkan untuknya akan tidak ditujukan lagi untuknya, melainkan untuk adiknya. Pada saat bersamaan, Raja Palu menderita sakit hingga menyebabkannya meninggal dunia. Kesedihan pun mewarnai Kerajaan Palu. Termasuk permaisuri dan Bolampa. Bolampa yang hatinya masih diliputi iri dengan kehadiran adiknya, segera minggat keDesa Sidiru, di daerah Sibolga. Di sana, dia melampiaskan dendam kepada orang-orang secara membabi buta. Karena, dia terlalu kuat, tak pelak, Bolampa membuat tewas orang-orang itu. Hal ini tentu membuat masyarakat Sid...
Orang Balantak sering juga ditulis dalam buku-buku etnografi lama dengan nama Mian Balantak. Masyarakat ini terdiri atas dua sub-suku bangsa, yaitu Tanoturan dan Dale-Dale. Mereka mendiami Daerah Balantak, Lamala, Luwuk dan Tinankung di Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah populasi sekitar 30.000 jiwa. Bahasa Suku Balantak Bahasa Balantak termasuk kelompok bahasa Loinang yaitu kelompok bahasa ingkar. Bahasa ingkar Balantak ini ditandai dengan struktur bahasa sian (tidak). Mata Pencaharian Suku Balantak Mata pencaharian orang Balantak adalah bertani padi di ladang dengan sistem tebang, bakar dan berpindah-pindah. Selain padi mereka juga menanam ubi-ubian. Tanaman komoditinya adalah kelapa. Meramu hasil hutan, menangkap ikan dan berburu binatang liar masih tetap menjadi pekerjaan sampingan mereka. Hubungan Kekerabatan Dan Kemasyarakatan Suku Balantak Sifat hubungan kekerabatan alam masyarakat Balantak adalah...
Dadendate merupakan salah satu tradisi lisan masyarakat Desa Taripa, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Dadendate berasal dari kata dade berarti nyanyian dan ndate (bahasa Kaili, dialek Kori) berarti panjang atau tinggi. Arti Dadendate adalah nyanyian orang berada di atas gunung. Misalkan seseorang berada di kaki bukit atau gunung ketika ditanyakan hendak ke mana, jawabnya Ndate berarti di atas bukit sana atau ia akan melakukan perjalanan dengan menaiki atau mendaki bukit itu sampai tujuan. Dengan demikian, arti d adendate adalah lagu yang mengisahkan sesuatu dari bawah ke atas. Apa yang diceritakan dalam d adendate sifatnya menanjak dan menuju ke puncak. Apabila dia menceritakan sesuatu, selalu dari awal sampai akhir cerita tersebut. Sejak tahun 1714 atau abad ke-18 d adedante telah tumbuh...
Kota Palu yang berada tepat di tengah-tengah pulau . Pada awalnya peadaban to-Kaili terletak di pegunungan yang mengintari laut Kaili (saat itu kata Palu belum digunakan, karena lembah Palu masih berupa lautan) yang terdiri dari beberapa Kerajaan lokal. to-Kaili juga terdiri dari beberapa subetnik Kaili diantaranya To-Sigi, To-Biromaru, To-Banawa, To-Dolo, To-Kulawi, To-Banggakoro, To-Bangga, To-Pakuli, To-Sibalaya, To-Tavaili, To-Parigi, To-Kulavi dan masih banyak lagi subetnis Kaili lainnya. To-Kaili mendiami hampir seluruh seluruh Kota Palu, Kab. Donggala, Kab. Sigi dan Kab. Parigimautong. Selain itu to-Kaili juga mempunyai beberapa dialek diantaranya dialek Ledo, Rai, Tara, Ija, Edo/Ado, Unde, dan lain-lain. an dari semua dialek, dialek Ledo merupakan dialek yang umum di gunakan. Semua dialek Kaili merupakan dialek yang dibedakab dari kata "sangkal", karena semua jenis dialek Kaili mengandung pengrartian "tidak". Kaili sendiri konon katanya diambil dari satu jen...
Pada zaman dahulu kala hidup seorang bangsawan yang kaya raya bersama isterinya di Desa Lolambi. Pasangan suami-isteri itu sudah lama kawin tetapi belum juga dikaruniai seorang anak. Siang-malam mereka berdoa pada sang Dewata agar mereka diberikan momongan. Setelah bertahun-tahun memohon, akhirnya Dewata mengabulkan permintaan mereka, dan si isteri pun mulai mengandung. Setelah sembilan bulan mengandung, lahirlah seorang bayi laki-laki yang sangat tampan dan gagah. Putera itu diberi nama Kasainta. Namun, anak itu tidak lama merasakan kasih sayang ayahnya karena pada usia dua tahun, ayahnya telah meninggal dunia. Sepeninggal ayahnya, ibu Kasainta selalu bersedih. Ibu itu merasa bahwa ia tidak akan mampu memelihara Kasainta dan sekaligus mengurus harta kekayaan suaminya seorang diri. Ia membutuhkan orang lain untuk menemaninya. Oleh sebab itu, ia memanggil kakak laki-lakinya untuk tinggal di rumahnya. Waktu itu sang kakak telah mempunyai dua orang putera yang umurnya sedikit l...