 
            Cerita tentang manusia yang dapat terbang di Pulau Seram, Maluku sangat terkenal dan selalu dituturkan dari orang tua kepada anak-anak di sekitar daerah tersebut. Makhluk misterius yang tinggal di hutan itu dapat terbang seperti seekor kelelawar yang berukuran sama dengan manusia. Sekumpulan manusia supranatural tersebut diyakini masyarakat mendiami Pegunungan Kairatu. Pegunungan Kairatu sendiri dipercaya masyarakat sebagai daerah yang menyimpan banyak kisah mistis. Orang terbang sendiri dalam Bahasa Seram adalah 'Orang Bati'. Suku Bati dapat terbang sangat cepat sehingga mereka bisa pergi ke semua tempat yang ingin dituju hanya dalam hitungan menit, bahkan detik. Suku Bati dikisahkan memiliki tujuh desa yang tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui letak dari desa tersebut. Tidak hanya itu, penduduk dari satu desa juga tidak mengetahui lokasi 6 desa yang lainnya. Salah satu pensiunan polisi yang pernah ditugaskan di Seram bagian Timur sempat menceritakan...
 
                     
            Cerita rakyat asal mula kelompok Patasiwa dan kelompok Patalima berasal dari pulau Seram Provinsi Maluku. Berawal dari kisah dibunuhnya putri Hainuwele maka terjadi perpecahan antara kelompok-kelompok di pulau Seram. Berikut adalah kisahnya. Hainuwele adalah seorang putri yang sangat cantik menawan yang dalam bahasa daerah disebut Mulua. Ia tumbuh menjadi seorang gadis yang selain kecantikannya ia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh manusia lain pada umumnya. Ia dapat menyihir sesuai kehendak hatinya. Dari seonggok lumpur Hainuwele dapat menyihirnya menjadi barang-barang berharga seperti piring-piring dari Cina yang disebut porselen dan gong. Barang-barang tersebut kemudian dijual dengan harga yang lumayan mahal. Berita tentang Hainuwele pun tersiar luas di seluruh pulau Seram. Kelebihan yang dimilikinya membuat banyak orang senang dan kagum padanya namun tak sedikit juga yang iri hati padanya. Pada suatu hari diadakanlah pesta Tari Maro di Tamene Siwa. Pesta itu diselengga...
 
                     
            Tais (kain tenun) terdiri atas dua jenis yaitu tais matan dan tais wangim. Tais matan adalah kain tenun yang dibuat dengan motif dasar bunga. Tais wangim adalah kain tenun asli. Warna dasar pada kain tenun yang biasanya dipakai dalam upacara adat pada umumnya adalah coklat, hitam kebiru-biruan, dan hitam. Pada masa lalu, keberadaan warna-warna pada tais (kain tenun), memiliki makna tersendiri yang selalu dikaitkan dengan status sosial seseorang dalam masyarakat. Golongan bangsawan selalu menggunakan tais (kain tenun) dengan warna dasarnya coklat. Seorang perempuan Tanimbar yang menggunakan kain tenun dengan warna dasar coklat menandakan bahwa orang tiu berasal dari keturunan bangsawan. Kelompok yang bukan keturunan bangsawan tidak boleh menggunakan kain tenun dengan warna dasar coklat. Tais (Kain tenun) dengan warna dasarnya coklat melambangkan kedudukan orang yang memakainya sebagai golongan bangsawan; orang tanimbar dari golongan menengah biasanya menggunakan kain tenun atau tai...
 
                     
            Tarian ini mengangkat upacara panen lola ke dalam bentuk pertunjukan. Lolyana sendiri adalah kata umum yang dipakai untuk pekerjaan untuk mengumpulkan salah satu hasil laut, lola. Panen lola ini dilaksanakan setelah sasi lola dibuka secara resmi oleh ketua agama dan pemangku adat setempat. Di daerah Maluku, sasi dikenal sebagai salah satu pranata adat yang diartikan sebagai larangan atau pantangan untuk mengumpulkan hasil alam, baik hasil alam maupun hasil laut, sampai batas waktu yang telah disepakati bersama oleh seluruh masyarakat desa. Fungsinya adalah sebagai alat kontrol untuk mengatur dan menjaga kelangsungan dan kelestarian sumber daya alam dari keserakahan manusia. Proses panen lola diawali dengan pesta rakyat mengelilingi api unggun sejak malam hari hingga subuh. Upacara itu dilanjutkan syukuran dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi keberhasilan panen yang akan dilaksanakan. Menjelang terbitnya matahari, panen dilakukan secara gotong royong oleh kaum pria dan wanita. Pro...
 
                     
            Kesenian satu ini merupakan salah satu kesenian tradisional dari Maluku yang sangat kental akan nuansa mistis. Namanya adalah Kesenian Bambu Gila . Apakah Kesenian Bambu Gila itu? Bambu Gila adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari daerah Maluku . Selain kaya akan nilai seni, kesenian satu ini sangat kental akan kesan mistis dengan menggunakan bambu sebagai medianya. Bambu Gila ini merupakan salah satu kesenian tradisional yang cukup terkenal di daerah Maluku dan sering ditampilkan di berbagai acara baik adat, hiburan, maupun acara budaya. Sejarah Kesenian Bambu Gila Kesenian Bambu Gila ini berasal dari tradisi lama masyarakat Maluku. Menurut sejarahnya, kesenian ini sudah ada sebelum masuknya agama Islam dan Kristen di daerah Maluku. Pada saat itu masyarakat Maluku masih mengenal Animisme dan Dinamisme dalam kehidupan spiritual mereka...
 
                     
            Dahulu kala di tempat itu terdapat sebuah negeri/Desa yang cukup besar. Rakyat di desa/ negeri itu hidup dengan aman dan damai di bawah pimpinan seorang Raja yang sangat bijaksanan dan baik hati. Pada waktu yang sama di pingiran desa/negeri itu hiduplah dua orang kakak beradik yang sudah kehilangan ayah bundanya. Mereka berdua hidup sebagai anak-anak yatim piatu yang miskin lagi hina. Dalam keadaan hidup yang miskin dan hina itu, kedua kakak beradik hidup dalam suatu suasana persaudaraan yang manis sekali. Setiap hari mereka berusaha untuk mengolah alam sekitarnya untuk memperoleh makanan bagi kelanjutan hidup mereka. Pada suatu ketika kedua mereka sedang duduk-duduk dalam pondok mereka, datanglah seorang nenek yang sudah demikian tuanya dengan pakaian compang-camping lagi kotor berlumuran debu. Kedua anak miskin yang baik hati itu segera mengajak nenek duduk dan diberilah nenek itu makanan dan minum. Sesudah itu pakaian nenek yang kotor itu dibersihkan oleh kedua...
 
                     
            Di sebuah desa tinggallah sebuah keluarga kecil yang sederhana. Mereka memiliki seorang anak yang bernama Kuna. Kuna memiliki sifat buruk yaitu suka membual dan semua yang dikatakan bisa dibilang bohong belaka. Suatu hari Kuna sedang pergi ke pasar. Di hadapan seorang ibu tua penjual pisang Kuna mulai berbohong. Dia mengatakan bahwa dirinya mempunyai seorang kakak yang sedang hamil dan sangat menginginkan pisang. Kuna memohon pada ibu tersebut untuk diberi sebuah pisang saja. mendengar cerita yang menyedihkan itu, ibu tua tersebut tidak hanya memberikan sebuah pisang melainkan sesisir pisang yang tadinya hendak di jualnya. Dalam hati Kuna tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengelabui ibu tersebut. Sambil tersenyum Kuna menenteng sesisir buah pisang yang didapat dari hasil berbohong. Sesungguhnya, Kuna adalah pemuda yang tampan dan cerdik. Namun, kecerdikannya digunakan untuk melakukan hal-hal yang buruk, tidak digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Perilaku Kuna yang tidak...
 
                     
            Pada zaman dulu ada seorang lelaki yang pekerjaanya mencari kayu bakar di hutan. Suatu ketika dengan menggunakan perahu ia tiba di pantai Latuhalat. Tepatnya di ujung tanjung Latuhalat, Dusun Waimahu kemudian ia berjalan mendaki bukit, menuruni lembah naik dan sampailah ia di puncak gunung lalu ia mencari kayu-kayu di situ. Ketika matahari mulai terbenam lalu ia beristirahat, ia hendak menuruni lembah menuju ke pantai. Tetapi hari sudah malam, maka ia menggambil keputusan untuk bermalam di situ. Kemudian ia melihat-lihat dan matanya tertuju disuatu tempat yang sangat bersih. Malam itu bulan purnama cahayanya terang-menerang menerangi tempat itu. Ia hendak tidur tetapi ia belum dapat memejamkan mata, ia diganggu binatang-binatang kecil antara lain, agas, nyamuk dan ular. Tiba-tiba seekor ular datang menelanya kemudian memuntahkanya kembali tiba-tiba bunyi gemuruh seakan-akan membelah bumi ini, ia menjadi takut dan merinding bulu romanya. Saat itu pula berdirilah seorang bapak...
 
                     
            Kata ”Tanimbar” biasanya digunakan untuk menunjuk orang atau suku atau komunitas manusia yang berdiam di Kepulauan Tanimbar, wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), dengan ibu kotanya Saumlaki, Propinsi Maluku. Kata yang sama biasanya digunakan untuk menunjuk pulau-pulau di wilayah Tanimbar baik itu pulau yang besar maupun pulau yang kecil yang tidak dihuni oleh manusia. Pulau-pulau yang ada di Tanimbar, seperti: Fordata, Larat, Labobar, Molu, Maru, Nus Wotar, Selu, Wuliaru, Sera, Selaru, dan Pulau Yamdena adalah gugus pulau Tanimbar. Gugus Kepulauan Tanimbar berada di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) Propinsi Maluku. Penduduk yang menghuninya adalah suku Tanimbar. Peta Kepulauan Tanimbar. Kata ”Tanimbar” berasal dari bahasa daerah di Tanimbar, antara lain: Tenempar , dalam bahasa Yamdena Timur ( Nustimur...
