Tari Gading Alit Tari Gading Alit merupakan salah satu tarian kreasi yang berasal dari Kota Malang, Jawa Timur. Tarian ini merupakan tari yang umurnya masih muda, karena tarian ini pertama kali ditampilkan pada tahun 2014. Tari Gading Alit bercerita tentang kehidupan anak – anak remaja putri yang akan menginjak dewasa. Menggambarkan ekspresi cinta dari remaja putri yang menginjak dewasa di Malang yang ingin menarik lawan jenisnya dan bersiap menyongsong masa depan. Konsep tari Gading Alit adalah tarian tradisional yang dinamis, dengan gerakan yang sedikit genit, lincah, dan ceria. Tari Gading Alit pertama kali ditampilkan pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia 2014 di Singkawang, Pontianak, Kalimantan Barat. Pada acara tersebut berbagai tarian dari beberapa kota dilombakan, dan Tari Gading Alit dinoba...
Magetan - Ribuan pengunjung memadati obyek wisata telaga Sarangan di Magetan karena bertepatan dengan puncak acara tradisi Festival Gebyar Labuhan dengan acara larung tumpeng 'Gono Bau'. 'Gono Bau', adalah nama sebutan sesaji berupa tumpeng nasi raksasa. Tumpeng raksasa dengan ukuran tinggi sekitar 3 meter itu diarak dengan dipikul 4 orang berpakaian adat jawa. Selain tumpeng nasi putih ada pula ikut di barisan belakangnya tumpeng gunungan hasil bumi berupa aneka sayuran yang juga dipikul dengan tandu. Satu tumpeng nasi dan tiga gunungan hasil bumi tersebut diarak dari pintu masuk retribusi Telaga Sarangan sisi utara untuk dibawa menuju telaga. Arak-arakan itu dikawal iringan 8 pasukan berkuda yang berada di barisan paling depan. Tumpeng nasi putih dan tiga gunungan hasil bumi diserahkan ke bupati Magetan secara...
Situbondo – Ojhung atau Ojung adalah suatu kebudayaan dari Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, dimana kebudayaan ojhung itu sendiri telah dianut dan dilakukan oleh para leluhur dan nenek moyang (pembabat) Desa Bugeman terdahulu. Kebudayaan ini telah dilakukan secara turun temurun. Tradisi ini sebelumnya dilaksanakan atas dasar masyarakat Desa Bugeman memiliki hajat atau tujuan yaitu untuk meminta hujan kepada sang kuasa dan juga untuk menghindari bencana atau penolak bala Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. Selain simbol rasa syukur kebudayaan Ojhung kepada sang kuasa, kebudayaan ini juga digunakan oleh masyarakat Desa Bugeman sebagai pertandingan atau hiburan desa setempat yang diikuti oleh masyarakat Desa Bugeman, meliputi anak-anak, para pemuda desa, orang tua dan lain-lain, namun masyarakat luar daerah juga sangat antusias mengikuti kesenian ini, salah satunya dari kabupaten Bondowoso. Salah satu...
Suku Osing adalah suku tradisional di Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur. Masyarakat Suku Osing memiliki ritual unik untuk anak yang akan dikhitan. Ritual ini bernama Koloan Selametan. Ritual ini dilakukan untuk mempersiapkan mental anak agar siap dan mantap sebelum dikhitan. 'Koloan' sendiri memiliki arti 'jebakan' dalam Bahasa Indonesia. Ritual ini dilakukan dengan meneteskan darah ayam di atas kepala anak Suku Osing. Ayam yang digunakan dalam Koloan Selametan ini juga bukan sembarang ayam. Ayam yang digunakan harus ayam jago berwarna merah yang masih perjaka. Tata cara Koloan Selametan adalah si anak duduk di atas kursi kayu kecil sambil bertelanjang dada, di mana di depannya terdapat sesajian. Kemudian pemimpin ritual akan membacakan doa pada si anak dalam Bahasa Osing sambil mengusapkan bedak pada si anak. Setelah itu ayam disembelih di atas kepala si anak agar darah ayamnya menetes di atas kepala si anak. Kemudian setelah ayamnya mati, si anak aka...
Bahan 1 : 300 g daging sengkel/sandung lamur (campur juga bisa) 250 g usus sapi segar potong setiap 10 cm dan ikat dengan benang kasur ujung ujungnya 1500 ml air 2 batang serai 1 batang kayu manis ½ buah pala memarkan 5 lembar daun jeruk ½ sdt Desaku Kunyit Bubuk 2 ½ sdt garam Bahan 2 : (goreng dan haluskan) 8 buah bawang merah 4 siung bawang putih 5 buah cabe merah 4 cm kencur 3 cm temu kunci 3 cm lengkuas 3 cm jahe Bahan 3 : 1 sdm Desaku Ketumbar Bubuk ½ sdt Ladaku Merica Bubuk ½ sdt jintan 4 sdm minyak untuk menumis Bahan 4 : ½ buah kelapa disangan/sangrai hingga kecokelatan panas-panas langsung dihaluskan 250 ml santan sedang kentalnya 150 g kacang panjang, dipotong 15 cm, kukus sesaat, ikat masing-masing 5 buah setiap ikatan 150 g labu siam,...
Sego Karak / Nasi Karak ini dulunya dibuat dengan nasi sisa-sisa. Tetapi sekarang ini tidak. Sego Karak sudah dibuat dengan nasi yang masak dan baru. Nasi tersebut kemudian dikeringkan lalu dimasak kembali bareng dengan ketan hitam. Rasa Sego Karak ini sangat nikmat dan khas enak disajikan dengan lauk-lauk lain seperti rempeyek, tempe goreng, kerupuk, dll. Berikuit bahan dan cara membuat sego karak khas gresik. Bahan-bahan Beras 500 gr (bersihkan) Ketan hitam 500 gr (rendam dengan air semalam) Garam secukupnya Daun pandan Kelapa (parut) Cara Membuat Campur beras dan ketan kemudian aduk sampai rata, tambahkan daun pandan dan garam (perbandingan antara beras dan ketan hitam adalah 1:1) Tanak campuran beras dan ketan dengan air secukupnya dalam panci selama kurang lebih 20 menit (di gresik ini disebut ngaru) Pindahkan campuran nasi dan ketan ke dalam kukusan. Masak sampai matang dan karak menjadi le...
Bahan-bahan 250 gr tepung terigu cakra 3 sdm gula 1 sdt ragi instan 150 air(1 scht kara kecil+air+1sdt pasta pandan) 30 gr margarin Secukupnya kelapa parut Secukupnya gula merah yang dicairkan Langkah Campur tepung+gula+ragi tuang santan sedikit2 sampai setengah kalis, lalu masukan margarin uleni sampai kalis elastis, saya tadi gk sampek.. Hihiii😆😆 ...
Bahan-bahan 3-4 porsi 2 buah terong potong kotak 2 buah manisa potong kotak 1 ikat kecil kacang panjang potong2 1 buah jagung sedang potong jadi 5 iris Bumbu 5 siung bawang putih 5 siung bawang merah 3 lombok ijo besar 3 lombok merah 1 cabe rawit besar Bumbu dapur 2 lembar daun salam 1 ruas laos, geprek Tambahan 1 sendok teh k...
Candi Jolotundo dibuat oleh Raja Udayana yang merupakan raja dari Kerajaan Bedahulu dari Wangsa Warmadewa, Bali. Raja Udayana menikah dengan seorang putri Wangsa Isyana dari Kerajaan Medang yaitu Putri Gunapriya Dharmapatni. Pada masanya, Kerajaan Medang merupakan kerajaan yang cukup kuat di tanah Jawa. Bahkan Kerajaan Medang melakukan penaklukan di Bali, mendirikan koloni di Kalimantan Barat, dan melakukan serangan ke Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 991 masehi, Raja Udayana dan Putri Gunapriya Dharmapatni memiliki seorang anak yang bernama Airlangga. Pemberian nama Airlangga memiliki arti air yang melompat. Candi Jolotundo merupakan wujud rasa cinta Raja Udayana dalam menyambut kelahiran Airlangga. Sehingga pada tahun 997 masehi, Raja Udayana membangun Candi Jolotundo. Namun terdapat sumber lain yang menyebutkan bahwa Candi Jolotundo merupakan tempat pertapaan dari Airlangga setelah mengundurkan diri dari singgasana Kerajaan Kahuripan dan digantikan oleh anaknya. Kerajaan...