Tuo Nifarö merupakan salah satu minuman khas dari Nias. Tuo Nifarö, merupakan tuak suling yang berasal dari tuak mentah (legen atau cairan segar dari tetes nira / bunga kelapa muda) yang proses penyulingannya membutuhkan waktu 6 jam dari tahap pemanasan hingga diperoleh hasil 5 botol tuak suling (1 botol = 75 ml). Untuk menghasilkan 5 botol Tuo Nifarö setiap harinya, dibutuhkan 20 Liter tuak mentah yang diperoleh dari 10 batang pohon kelapa dan 2 batang pohon aren. Proses penyulingan Tuo Nifarö dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana yakni kaleng minyak bekas yang yang sudah dibersihkan yang menampung 20 liter tuak mentah, bambu yang disambung 2 bagian (sumbu vertikal berdiameter 7-9 cm dan panjang ± 1,5m, dan koro berdiameter 5-7cm dan panjang 3-4 meter). Tuak mentah dimasak dengan menggunakan kayu api yang yang apinya harus tetap kecil agar menghasilkan Tuo Nifarö kualitas terbaik dan jernih. Setelah 1 jam dipanaskan, tuak me...
Sambal tuktuk adalah makanan khas tradisional Batak Toba yang berasal dari Tapanuli. Bahan-bahan untuk membuat sambal tuktuk tidak berbeda dengan bahan sambal-sambal, pembedanya dengan sambal yang lain adalah adanya andaliman yaitu bumbu khas batak yang memberikan citarasa unik pada sambal ini. Di daerah asalnya, sambal tuktuk dicampur dengan ikan aso-aso (sejenis ikan kembung yang sudah dikeringkan) yang sudah diproses dengan cara diasapi, tapi jika tidak menemukan ikan tersebut bisa diganti dengan ikan teri tawar yang dicampur dengan bumbu sambal lain. Ciri khas sambal Tuk tuk adalah pedas, asam dan bergetar, rasa garamnya juga harus terasa untuk mengurangi rasa pedas nya.
Dali ni Horbo atau Bagot ni horbo adalah air susu kerbau yang diolah secara tradisional dan merupakan makanan khas Batak dari daerah Tapanuli. Konon menurut ceritanya, tradisi mengolah susu kerbau menjadi dali sudah dimulai oleh leluhur orang batak semenjak adanya komunitas batak. Pada setiap rumah makan khas batak, dali menjadi menu utama. Untuk mendapatkan dali, umumnya di setiap onan (pasar) di daerah Tapanuli, dali menjadi komoditas dagangan. DALI HORBO Ada juga yang menyebutnya bagot horbo. Dalam bahasa batak, keduanya berarti susu kerbau. Dali Horbo bentuknya seperti tahu yang dibuat dari susu kerbau yang sudah diproses menjadi dadih. Susu yang diambil dari hasil perahan direbus sekitar 10 menit dalam wadah yang steril dengan menambahkan air nenas untuk membantu pengentalan susu serta mengurangi aroma keamisan. Dali juga bisa dicampurkan dengan air perasan daun pepaya. Dalam proses pembuatan dali horbo, susu kerbau dimasak di atas api kecil hingga...
Pomparan Nai Ambaton Naimbaton adalah nama seorang ibu istri pertama Tuan Sorimangaraja. Disebut Naiambaton karena anaknya bernama Siambaton yang disebut juga sebagai Tuan Sorba Dijulu atau Suli Raja. Menurut cerita Ibu Naimbaton inilah yang berpesan kepada anaknya Siambaton agar keturunannya bersatu. “Sisada lulu anak si sada lulu boru” artinya tetap merasa satu keluarga dan tidak saling mengawinkan anak antar sesama mereka di kemudian hari. Tuan Sorba Dijulu (Siambaton) mempunyai empat orang anak; – Simbolon Tua – Tamba Tua – Saragi Tua – Munthe Tua Terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah anak Tuan Sorba Dijulu, dimana ada yang mengatakan mempunyai 4 (empat) orang anak, dan juga ada yang mengatakan mempunyai 5 (lima) orang anak, dan anak yang ke-5 adalah bernama Nahampun Tua. Munte Tua yang merupakan anak ke-4, dari Naimbaton mempunyai 3 orang anak, yaitu; &nb...
Batakologi – Ilmu yang Patut Diseriusi Sebagai cabang ilmu yang belum populer, termasuk di kalangan orang Batak sekalipun, Batakologi menyimpan sejumlah pembelajaran berikut dinamika klaim-mengklaim khazanah kultural yang ada di dalamnya. Kendatipun sebagian subetnis Batak enggan menyebut diri sebagai orang Batak karena filologi peyoratif-lah yang dominan tercatat di catatan historis tentang keberadaan orang Batak. Tak mudah pula mencari makna aslinya (sebelum di-peyorasi) karena mesti diakui bahwa dalam proses diskresi antara periode mitologis (mulai dari Raja Ihat Manisia, si Radja Batak, hingga ke orang Batak zaman ini) dengan periode historis yang sebagian besar dikomando sesuai selera literasi penulis Barat yang sarat dengan agenda misi kekristenan, termasuk upaya politisasi dari pihak kolonial pada zamannya – belum ada milestones yang bisa dinapaktilasi secara rapi dan teratur. Tidak heran kini bahkan dari antara kalangan Batak sendiri, yang k...
Tung mansai lomos jala loja do hami pomparan ni Op Jelak Maribur khususna na marhuta sian Negeri Tamba, Kec Sitiotio, Kab Samosir molo disungkun dongan tubu Pomparan ni Nai Amboton ima sukkun-sukkun : “Boasa hamu mangalap boru Tamba molo marga Munte do hamu, alana marga Munte i pomparan ni Nai Ampaton manang parna do i”. Tung mansai maol do hualusi hami sukkun-sukkun i. Sipata do hami margabus asa unang adong sukkun-sukkun i.Alani i patorangon nami do saotik pardalanna tu hamu angka Amanta Raja dohot Inanta soripada boasa hami mangalap boru Tamba dohot angka boru ni Pomparan ni Nai Ambaton na asing, ima boru Simbolon, boru Sitanggang dohot angka na asing dope noso boi pinajojor. Taringot tu sukkun-sukkun i, anggo alus na jempek sian hami songonon do: “ Ai dang ditonahon oppung nami tu hami na iboto nami boru Tamba dohot boru ni Pinompar ni Nai Ambaton na asing, alai sada tihas do dibahen di hami gabe digoari ma oppung nami Haro”.Ido sa...
Tuan Seul dan Jelak Maribur adalah dua nama dari antara keturunan Raja Nai Ambaton. Namun kerap dalam perbincangan, kedua nama kurang dikenal di antara keturunan Raja Nai Ambaton sendiri. Karena itu, dirasa perlu perlu mengingatkan kembali keturunan dari leluhur marga Parna ini. Anak pertama dari Raja Nai Ambaton adalah Raja Na Bolon. Raja Na Bolon beranakkan Simbolon Tua, Tamba Tua, Saragi Tua, Munthe Tua dan Nahampun Tua. Nahampun Tua tidak memiliki keturunan. Simbolon Tua memiliki dua putra yakni Tunggul Sibisa (Suri Raja) dan Martua Raja. Suri Raja kemudian memiliki empat putra yakni: Tuan Nahodaraja I (Simbolon Tuan) Altong Na Begu (Simbolon Altong) Pande Sahata (Simbolon Pande) Tiha Raja (Simbolon Juara Bulan). Sementara itu, Martua Raja memiliki 3 putra yakni: Raja Suhut Ni Huta (Simbolon Suhut Ni Huta) Sirimbang (Simbolon Sirimbang) Hapotan (Simbolon Hapotan). Inilah yang kemudian disebut “Sipit...
Alkisah, di Sumatera Utara dahulu kala hidup seorang pemuda yatim piatu yang miskin bernama Toba. Ia hidup sendiri sebatang kara. Si pemuda miskin tinggal di sebuah lembah subur. Sehari-hari ia menghidupi dirinya dengan cara bertani dan mencari ikan di sungai yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Hasil bertani beserta ikan hasil memancing ia masak untuk dijadikan lauk makanannya sementara sisanya ia jual di pasar. Selama ini mudah saja baginya mendapatkan ikan dari sungai yang berair jernih tersebut. Suatu sore, sepulangnya dari ladang, si pemuda miskin pergi memancing di sungai. Setelah sekian lama memancing, ia tak kunjung mendapatkan ikan. Kejadian seperti ini belum pernah dialaminya. Ahirnya ia menarik pancingnya kemudian memutuskan pulang ke rumah. Namun anehnya ketika pancing ditarik, seekor ikan tiba-tiba menyambarnya. Hatinya senang ketika melihat seekor ikan mas cantik tergantung di ujung tali pancingnya. Sisik ikan mas tersebut sangat indah berwarna kuning keem...