Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Utara Sumatera Utara
Cerita Rakyat Asal Usul Danau Toba
- 1 Januari 2017 - direvisi ke 4 oleh Bangindsoft pada 27 September 2024

Alkisah, di Sumatera Utara dahulu kala hidup seorang pemuda yatim piatu yang miskin bernama Toba. Ia hidup sendiri sebatang kara. Si pemuda miskin tinggal di sebuah lembah subur. Sehari-hari ia menghidupi dirinya dengan cara bertani dan mencari ikan di sungai yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Hasil bertani beserta ikan hasil memancing ia masak untuk dijadikan lauk makanannya sementara sisanya ia jual di pasar. Selama ini mudah saja baginya mendapatkan ikan dari sungai yang berair jernih tersebut.

Suatu sore, sepulangnya dari ladang, si pemuda miskin pergi memancing di sungai. Setelah sekian lama memancing, ia tak kunjung mendapatkan ikan. Kejadian seperti ini belum pernah dialaminya. Ahirnya ia menarik pancingnya kemudian memutuskan pulang ke rumah. Namun anehnya ketika pancing ditarik, seekor ikan tiba-tiba menyambarnya. Hatinya senang ketika melihat seekor ikan mas cantik tergantung di ujung tali pancingnya. Sisik ikan mas tersebut sangat indah berwarna kuning keemasan. Seumur hidupnya belum pernah dilihatnya ikan seperti itu.

Aduhai, cantiknya ikan mas yang kudapat. Sayangnya, hanya ikan mas ini hasil tangkapanku hari ini. Aku akan membawanya pulang untuk dimasak.” ujar Toba.

Segera si pemuda bergegas pulang ke rumah untuk memasak ikan hasil tangkapannya.

Setibanya di rumah, si pemuda menaruh ikan mas di sebuah wadah. Ia segera menyiapkan kayu bakar untuk memasak. Ternyata kayu bakar yang dimiliki si pemuda telah habis. Dia pun keluar untuk mengambil kayu bakar di belakang rumahnya. Setelah mengambil beberapa potong kayu bakar dia kembali ke dapur untuk memasak.

Betapa terkejutnya si pemuda, sesampainya di dapur ia mendapati ikan mas telah hilang. Namun anehnya di dekat tempat ikan mas tersebut terhampar beberapa keping uang mas. Toba terheran-heran melihat keanehan tersebut. Ia hanya melongo melihat koin emas di atas meja. Karena kebingungan, Toba kemudian masuk ke dalam kamarnya. Betapa terkejutnya pemuda tersebut ketika melihat seorang wanita cantik di dalam kamarnya.

"Siapakah engkau hai wanita cantik? Darimana asalmu? Kenapa engkau ada di dalam rumahku?" Tanya si pemuda keheranan.

"Aku adalah ikan mas hasil tangkapanmu tadi, sedangkan uang emas di atas meja adalah penjelmaan dari sisik tubuhku." jawab wanita cantik tersebut. “Namaku Putri. Aku pernah melanggar larangan Dewata hingga akhirnya Dewa memberi kutukan bahwa Aku akan berubah menjadi seekor ikan. Kutukan akan hilang dengan sendirinya jika ada manusia yang menyentuhku. Karena Engkau menyentuhku, maka Aku pun terbebas dari kutukan. Terima kasih Engkau telah membebaskanku.”

Tak pelak Toba merasa gembira bercampur bingung. Ia tak mengira ikan mas cantik yang diperolehnya menjelma menjadi seorang wanita cantik jelita. Setelah memperkenalkan dirinya, tanpa berpikir panjang, Toba meminta si wanita cantik untuk menjadi istrinya.

"Oh begitu rupanya. Aku adalah seorang petani. Namaku Toba. Maukah engkau menjadi istriku hai wanita cantik?" tanya si pemuda malu-malu.

Si wanita menunduk dan terdiam sejenak, kemudian berkata "Baiklah aku bersedia menjadi istrimu tapi dengan satu syarat engkau tak boleh mengungkit-ungkit asal usulku, bahwa Aku adalah penjelmaan ikan. Jika Engkau mengungkit masa laluku, maka akan terjadi bencana besar." jawab si wanita cantik.

"Tentu saja Aku tidak perduli dengan asal usulmu. Aku menyanggupi syaratmu." ujar si pemuda sambil mengganggukkan kepala.

Tak lama kemudian merekapun menikah. Walaupun mereka berdua hidup sangat sederhana namun, waktu berlalu begitu cepat bagi sepasang suami istri yang berbahagia tersebut. Toba pun bekerja lebih giat lagi guna membahagiakan istrinya. Karena ketekunannya, kehidupan mereka berdua menjadi semakin baik.

Penduduk desa menjadi gempar dengan kehadiran wanita cantik yang tidak jelas asal-usulnya. Mereka sering bertanya kepada Toba perihal asal-usul istrinya yang cantik. Namun Toba tidak pernah memperdulikan penduduk desa. Perubahan kehidupan Toba yang mulanya seorang pemuda miskin menjadi mapan membuat penduduk desa mengira Toba memelihara mahluk halus. Namun Toba tak pernah memperdulikan gunjingan penduduk desa.

Tanpa terasa Toba dan Putri akhirnya dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Samo.

Samo tumbuh menjadi anak yang sehat. Ibunya sangat memanjakan Samo. Apapun yang diminta Samo akan dipenuhi oleh ibunya. Akibatnya setelah berumur 6 tahun, Samo berubah menjadi anak sangat nakal dan sulit untuk dinasehati. Samo lebih senang bermain dan bermalas-malasan daripada membantu kedua orang tuanya. Ibunya sering menyuruhnya mengantarkan nasi untuk ayahnya di ladang, tapi Samo selalu menolaknya. Ibunya terpaksa mengantarkan sendiri nasi untuk suaminya ke ladang.

Suatu hari, seperti biasanya, Samo disuruh ibunya mengantarkan nasi untuk ayahnya di ladang. Awalnya ia tidak mau, tapi karena ibunya terus memaksa akhirnya ia pun pergi ke ladang mengantarkan bungkusan nasi untuk ayahnya. Sang ibu memberikan bungkusan berisi nasi dengan lauk ikan. Di tengah perjalanan ke ladang, Samo merasa lapar.

Aduh perutku keroncongan setelah lama bermain tadi. Ya sudah Aku makan saja bungkusan nasi ini.”

Samo kemudian memakan nasi untuk ayahnya hingga habis. Samo hanya menyisakan tulang ikan. Ia kemudian membungkusnya kembali. Sesampainya di ladang, Samo memberikan bungkusan nasi pada ayahnya. Karena sudah sangat lapar, ayah Samo langsung membuka bungkusan nasi tersebut. Ia terkejut saat mengetahui isi bungkusan hanya berisi tulang ikan. Si ayah kemudian memarahi Samo.

"Hai Samo!, apa yang kamu lakukan? Kenapa di dalam bungkusan hanya berisi tulang ikan? Kau kah yang memakannya?" teriak ayahnya pada Samo.

"Maaf ayah, di jalan perut saya terasa lapar, jadi saya makan nasi punya ayah." kata Samo ketakutan.

Si ayah marah besar kemudian menampar pipi anaknya sambil berkata bahwa anaknya adalah anak ikan.

Memang benar-benar kamu ini keterlaluan!. Tak bisakah Kau membantu orang tuamu. Kenapa kamu sulit sekali diatur? Mungkin karena kamu anak ikan!"

Samo menangis karena ditampar ayahnya. Ia berlari pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, Samo mengadu pada ibunya bahwa ayahnya telah memukulinya sambil mengatainya sebagai anak ikan. Samo bertanya pada ibunya apakah ia memang benar anak ikan.

"Ibu...benarkah apa yang dikatakan ayah bahwa aku anaknya ikan?"

Sang ibu kaget mendengar pertanyaan anaknya. Sambil menangis ia memeluk Samo. Sang ibu berkata bahwa ayahnya telah melanggar sumpah.

"Anakku, Ibu memang seorang ikan yang berubah menjadi manusia. Tetapi, Ayahmu telah melangar sumpahnya. Ia bersumpah tak akan mengungkit asal-usul ibu. Engkau pergilah ke atas bukit, naiklah pohon yang tinggi untuk menyelamatkan dirimu. Sedangkan ibu harus kembali ke alam ibu."

Samo segera menuruti perintah ibunya dengan pergi menyelamatkan diri ke atas bukit.

Setelah tampak olehnya Samo menaiki pohon tinggi di atas bukit, Ibu Samo segera berlari menuju sungai. Saat itu terdengar petir menyambar-nyambar disusul hujan deras. Tiba-tiba saja langit berubah menjadi gelap. Ibu Samo kembali berubah menjadi seekor ikan dan kemudian menghilang entah kemana, sedangkan dari bekas telapak kakinya keluar air sangat deras. Tidak lama kemudian tempat tersebut tergenang air membentuk sebuah danau. Sementara si ayah tidak bisa menyelamatkan dirinya. Dia mati terseret arus air yang deras.

Masyarakat kemudian menyebut danau tersebut dengan nama Danau Toba. Hingga kini tidak ada yang mengetahui keberadaan Samo namun, bukit tempat menghilangnya samo yang terletak di tengah danau, disebut dengan nama pulau Samosir (Samo yang diusir). Kata toba memiliki arti tidak tahu balas budi. Seiring waktu, masyarakat lambat laun menyebutnya Danau tersebut dengan nama Danau Toba.

Sumber: caritasato

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline