tahun baru islam
261 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tari Lummense, Sebuah Ritual Membersihkan Hati
Tarian Tarian
Sumatera Selatan

Enam orang penari yang semuanya perempuan keluar panggung, tiga dari kiri dan tiga dari kanan. Sementara musik memperdengarkan suara monoton yang keluar dari gong, sayup-sayup terdengar seseorang mengeluarkan kidung yang lebih terdengar seperti mantra-mantra. Dalam balutan seni kontemporer, mereka akan mementaskan sebuah tari kolosal yang dikenal dengan nama tari Lummense. Tari Lummense merupakan tari tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara. Secara etimologi, nama Lummense berasal dari kata lumme dan ense, lumme biasa diartikan sebagai kegiatan membuang atau membersihkan genangan air, sedangkan ense bermakna menari. Jadi secara harfiah, Lummense mempunyai arti sebagai tarian yang dipentaskan dalam rangka membersihkan noda, dosa, dan penyakit yang ada di dalam diri.  Sebelum kedatangan Islam ke Sulawesi Tenggara, Lummense dilakukan sebagai ritual oleh masyarakat tradisional Kabaena untuk memanggil ruh leluhur. Pemanggilan ruh leluhur itu dilakukan dalam up...

avatar
Muhammad Arif Nurrohman17
Gambar Entri
Dulmuluk
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Sumatera Selatan

Dulmuluk berawal dari kitab Kejayaan Kerajaan Melayu yang selesai ditulis pada 2 juli 1845, yang berjudul Syair Abdul Muluk. Teater Dulmuluk adalah teater tradisional Sumatera Selatan yang lahir di Kota palembang. Awal mula terbentuknya teater ini adalah berupa pembacaan syair oleh Wan Bakar yang membacakan tentang syair Abdul Muluk disekitar rumahnya di Tangga Takat 16 Ulu pada tahun 1854. Agar lebih menarik pembacaan syair kemudian disertai dengan peragaan oleh beberapa orang ditambah iringan musik gambus dan terbangan.  

avatar
Nuirpan
Gambar Entri
Songket Palembang dari Sumatera Selatan
Motif Kain Motif Kain
Sumatera Selatan

Songket Palembang sudah ada sejak zaman Kesultanan Palembang. Songket telah ada di Palembang sejak ratusan tahun silam dan diyakini sejak zaman Sriwijaya. Pada waktu itu kerajinan songket merupakan suatu usaha sambilan bagi penduduk asli Palembang. Songket telah ada bersamaan munculnya Kesultanan Palembang Darussalam (1659-1823).  Berdasarkan catatan sejarah yang berhak dan pantas memakai songket pada waktu itu adalah raja atau sultan dan kerabat keraton. Songket yang dipakai oleh para sultan di Palembang merupakan pelengkap pakaian kebesaran.

avatar
Nuirpan
Gambar Entri
Benteng Kuto Besak
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Sumatera Selatan

Pendirian benteng Kuto Besak berawal dari gagasan Sultan Mahmud Badaruddin I dan didirikan pada masa Sultan Mahmud Bahauddin  pada tahun 1780, selesai tahun 1797 M. Telah dikenal arsitek yang membidangi pendirian dan pengawasan benteng adalah orang cina. Pada perkembangan selanjutnya, bagian pintu gerbang utama dan beberapa bangunan di dalam benteng dibangun pada masa kolonial belanda. Benteng Kuto Besak memiliki denah berbentuk persegi panjang dan menghadap ke arah tenggara serta posisinya tepat berada di pinggiran Sungai Musi. Secara keseluruhan Benteng Kuto Besak berukuran 288,75 M x 183,75 M. Benteng Kuto Besak memiliki tembok keliling dengan bentuk dinding dan ketinggian masing-masing sisi berdeda-beda. Pada bagian dinding benteng sisi timur laut mempunyai ketebalan yang sama, sedangkan  ketinggian dinding bagian depan berukuran 12,39 M dan bagian dalam berukuran 13,04 M. Adanya perbedaan ketinggian pada dinding bagian depan dan dalam membentu...

avatar
Rizkianazahra
Gambar Entri
Kain Songket Palembang
Motif Kain Motif Kain
Sumatera Selatan

Songket  hingga saat ini belum memiliki pengertian yang resmi, namun menurut bahasa Palembang,  songket  berasal dari kata  disongsong  dan di- teket . Kata “ teket ” dalam  baso Palembang lamo  artinya sulam. Kata tersebut merujuk pada proses penenunan dengan memasukkan benang dan peralatan lainnya ke  Lungsin  dengan cara disongsong. Pembuatan kain  songket  pada dasarnya dilakukan dengan cara disongsong dan disulam. Pendapat lain mengatakan Songket Palembang berasal dari kata  songko , yaitu kain penutup kepala yang dihias dengan benang emas. Kata “ songket ” dianggap berasal dari kata tusuk dan cukit yang diakronimkan menjadi  sukit , kemudian berubah menjadi sungki , dan akhirnya menjadi  songket . Istilah  songket  mulai ada sejak awal abad ke-19, sebelumnya masyarakat menyebut songket  dengan istilah kain  sewet  yang terbuat dari benang emas....

avatar
Oase
Gambar Entri
Tenun Songket
Motif Kain Motif Kain
Sumatera Selatan

Tenun Songket Palembang (Sumatera Selatan) Sejarah Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu , dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab.  Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket. Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun seperti ini berasal dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam yang kemudian berkembang ke selatan di Pattani, dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu sekitar tahun 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan d...

avatar
Alvipian
Gambar Entri
Tarian Gending Sriwijaya
Tarian Tarian
Sumatera Selatan

Gending Sriwijaya merupakan salah satu tarian tradisional khas Palembang, Sumatera Selatan. Sebenarnya ini tidak hanya sekedar tarian tetapi juga merupakan sebuah lagu. Melodi lagu Gending Sriwijaya digunakan sebagai pengiring untuk mengiringi tarian Gending Sriwijaya. Sesuai dengan namanya, tarian dan lagu ini menggambarkan kejayaan, keagungan, dan keluhuran kerajaan Sriwijaya yang pernah mengalami kejayaan selama bertahun-tahun dan berhasil mempersatukan wilayah Barat Nusantara Tarian ini biasanya ditampilkan secara khusus sebagai tarian untuk menyambut tamu-tamu kehormatan seperti Duta Besar, Presiden, dan tamu-tamu agung yang lain. Sekilas, tarian ini mirip dengan Tari Tanggai. Bedanya terletak pada perlengkapan busana penari dan jumlah penarinya. Dalam sebuah pementasan, penari Gending Sriwijaya total berjumlah 13 orang. Dari 13 orang tersebut terdapat satu orang sebagai penari utama. Penari ini membawa tepak, kapur, dan sirih. Sisanya 6 orang sebagai penari pendamping, dua...

avatar
Larasati Irfan
Gambar Entri
Ukiran khas Palembang
Ornamen Ornamen
Sumatera Selatan

Seni ukir Palembang memiliki motif khusus yang berbeda dengan daerah lain. Pengaruh Cina atau Budha masih menonjol, namun guratannya lebih didominasi tumbuhan, bunga melati dan teratai serta tidak ada gambaran tentang manusia atau hewan. Berbagai macam ukiran khas Palembang itu biasanya disebut dengan laukuer (Lavquer) Ciri ukiran Palembang sangat khas. Semua motifnya bunga dan perwarnannya pun di dominasi warna kuning keemasan, warna dominan dalam ukiran  Palembang. Kemilau warna yang dihasilkan dari cat warna emas inilah yang membedakannya dengan ukiran daerah lain, seperti misa...

avatar
Meilly
Gambar Entri
Al-Quran raksasa di kota Palembang
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Selatan

Al Quran Al-Akbar atau yang juga sering disebut Al Quran Raksasa dan sekaligus menjadi AlQuran terbesar didunia  yang berada di kota Palembang beralamat di di Pondok Pesantren Al Ihsaniyah  Gandus Palembang. Terdapat 30 juz ayat suci AlQuran yang berhasil dipahat/diukir ala khas Palembang dalam lembar kayu dan  menghabiskan kurang lebih 40 meter kubik kayu tembesu dengan biaya tidak kurang Rp 2 miliar, dimana masing-masing lembar ukuran halamannya 177 x 140 x 2,5 sentimeter dan tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter.     AlQuran yang te...

avatar
Meilly