Dahulu kala ada sebuah cerita tentang burung enggang dan burung bangau. Keduanya mengaku bersaudara. Burung bangau jauh lebih cantik daripada burung enggang. suatu waktu mereka mendengar bahwa dalam sebuah kampung ada perempuan yang cantik dan elok parasnya. bemama burung pergam. Burung enggang sangat tertarik ingin memperistrikan burung pergam. Tiba-tiba burung enggang berkata kepada burung bangau. "Hei, burung banga\l, hendak ke mana engkau?" Jawab burung bangau, "Saya takkan ke mana-mana". Lalu kata enggang, "Sukakah engkau memin jamkan bahmgmu kepadaku?" Jawab burung bangau, "Tidak mengapa. Engkau hendak ke manakah? Tanya burung bangau". Jawab burung enggang, "Saya akan pergi berjalan-jalan (bersenang-senang)." Kemudian, burung bangau berkata, "Saya akan pinjamkan balungku kepadamu, tetapi saya berpesan sebelumnya supaya engkau menjaganya dengan baik". Burung enggang itu berangkat ke kampung tempat tinggal burung pergam. Di dalam perjalanan dia bertemu dengan burung...
Matammu Buah (menyambut musim buah-buahan) acara adat yang dilaksanakan dua sampai tiga kali dalam setahun oleh masyarakat batetangnga kab. polewali mandar. Matammu Buah dalam prosesinya hanya untuk pelestarian budaya yang banyak mengajarkan tentang nilai-nilai kebaikan dan menumbuhkan rasa syukur yang diberikan Tuhan lewat hasil alam-Nya dan prosesi adat matammu buah bukan kegiatan musyrik dan di dalam prosesi adat ini tidak ada ritual atau sesembahan yang diberikan semacam sesaji. Pada tahun 2015 acara adat matammu buah lebih meriah tidak seperti di tahun tahun sebelumnya yang hanya di hadiri oleh masyarakat Batetangnga tapi di tahun ini secara resmi Lembaga Adat Tomalongan mengundang pemerintah kabupaten, pemerintah kecamatan dan pemerintah desa bahkan mengundang organisasi kepemudaan untuk menghadiri prosesi adat Matammu Buah, acara matammu buah untuk tahun ini di konsep sangat menarik karena ada ragam rangkaian acara yang menonjolkan tradisi suku Pattae (suku asal...
Pertunjukan yang singkat, namun mengesankan. Sekiranya itu yang bisa kami simpulkan, karena sang mestro sendiri baru kali pertama massayyang-sayyang setelah fakum sejak puluhan tahun lalu. Perlu diketahui, massayang-sayyang merupakan salah satu pertujukan musik tradisional dimana seseorang atau passayyang-sayang, begitu sebutanya menyanyikan sebuah lagu yang liriknya dibuat tanpa direncanakan, jadi lirik atau sayair yang dibawakan mengalir begitu saja. Dan biasanya passayang-sayyang mendapat inspirasi dari penonton yang sedang menyaksikan, jadi jangan heran jika passayyang-sayyang menyebut ciri-ciri anda. Itu berarti andalah yang sedang dibicarakan. Nah’ ini juga yang ditunggu para penonton perihal siapa yang jadi bahan syair selanjutnya, maka bersiaplah anda tersipu malu. Live performance sang maestro saat itu tidak dilewatkan begitu saja oleh tommuane towaine KPBWM, rekeman video jadi dokumentasi tuk mengabadikan moment tersebut. Dua buah lagu jad...
Kalau ingin meresapi tradisi lokal orang Mandar di pedalaman, datanglah ke desa ini, desa terjauh di kecamatan Alu, kabupaten Polewali Mandar, kalau di Mamuju ada kecamatan Kalumpang dengan desa-desa terpencil yang sulit diakses dan terkenal dengan jejak Austronesia nya maka desa ini kurang lebih sama terpencilnya, terlihat jelas beberapa tahun yang lalu saat salah satu stasiun TV Swasta meliput langsung ke desa ini, dengan mengendarai ojek sepeda motor bayaran menyentuh hampir Rp 100.000 untuk sampai ke desa ini. Puppuuring adalah desa yang paling sulit diakses di kecamatan Alu, walau masuk kedalam wilayah Kabupaten Polewali Mandar, jika dilihat dengan menggunakan peta, maka wilayahnya lebih dekat ke pesisir dari wilayah kabupaten Majene. Dari daerah Totolisi di kecamatan Sendana, Puppuuring lebih singkat dituju. Dialek bahasa yang digunakan di daerah Puppuring dipengaruhi oleh bahasa Mandar di pedalaman, erat dengan bahasa-bahasa di pegunungan atau bahasa-bahasa Ulu Salu....
Orkes Todioloq, kelompok musik tradisional yang tampil dalam acara âªhari Lansia Nasional (HLUN) Hari Lanjut Usia Nasional yang diselenggarakan oleh yayasan YAUMI HMT Lapeo Sulawesi Barat di halte nelayan di Lapeo , kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat. HLUN diperingati setiap tanggal 29 Mei setiap tahunnya. Tahun ini orkes todioloq hadir menunjukkan kepiawaiannya menggunaan paduan alat musik tradisional, mereka didominasi oleh pemain musik lansia. Ini adalah kelompok musik tua yang telah berdiri semenjak tahun 1981 binaan pak Sudirman dan di gagas oleh Alm. Suwani Parolai Sudirman. Alat musik yang di gunakan antara lain gong, ganrang, basing-basing, sattung, calong, kulung-kulung, gero dan sia-sia. alat musik yang di gunakan masih sangat alami kebanyakan terbuat dari bambu. Saya sempat berbincang-bincang dengan salah satu pemain kelompok musik ini , beliau menjelaskan bahwa pernah ada bantuan alat musik ...
LPB (Lintas pemuda Batetangnga) adalah komunitas kepemudaan di desa batetangnga Kec.Binuang yang setiap tahunnya mengadakan kegiatan Festival Budaya dan Lomba Tradisional Batetangnga dan baru baru ini LPB (Lintas pemuda Batetangnga) ikut dalam membantu panitia lokal BPAP 2014 (Bakti Pemuda Antar Provinsi 2014) dalam setiap kegiatan. Pada malam penutupan Festival Budaya dan Lomba Tradisional Batetangnga sekaligus malam perpisahan peserta BPAP 2014 mereka menampilkan tarian to eran batu, tarian khas suku Patte, tarian ini merupakan upacara pelepasan pasukan panglima ke medan perang, sebagai penyemangat kepada panglima, sedangkan makna dari nyanyiannya sebagai doa untuk memohon kepada sang pencipta agar mereka yang berperang dilindungi dan dapat mengalahkan lawannya. Unsur budaya yang dibentuk di Sulawesi Barat beragam, bahkan terdapat beberapa macam suku, Pattae salah satunya, suku yang menjadi unsur penyusun masyarakat di Binuang, Kab. Polewali Mandar, suku Pattae domina...
Proses pembangunan rumah panggung masyarakat Mandar, di dusun Sumael, desa Samasundu, kec. Limboro, kab. Polewali Mandar, ini dapat terlihat dari pembangunan rumah panggung milik kepala dusun Sumael, Ahmad Basir (15/01/2017) Budaya gotong royong masih jelas terlihat di dusun Sumael, mulai dari proses perobohan, hingga pendirian ulang rumah kepala Dusun banyak dibantu oleh tetangga, dan warga dusun lain yang lokasinya tak jauh dari Sumael, masih dalam wilayah satu desa yaitu desa Samasundu. Mulai dari warga Kambajawa, Samasundu 1 dan Samasundu 2 semua bersatu membantu pendirian rangka rumah panggung yang baru. Kegiatan pendirian rumah panggung di suku Mandar adalah hal yang menarik, karena dibantu oleh masyarakat sekitar maka sang empunya rumah wajib menyediakan sajian khas tradisi yang akan menemani kegiatan berat yang hanya dilakoni oleh para pemuda ini. Dari sajian pisang beragam jenis, songkol, golla kambu yang diletakkan diatas nampan besar. Dan ada satu...
Kaleok adalah desa kecil yang terletak di perbatasan antara Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan, tepatnya di ketinggian 600-800 meter di atas permukaan laut kecamatan Binuang, kabupaten Polewali Mandar,. Desa kaleok dikenal dengan desa yang memiliki bahasa daerah dan adat yang kental dengan garis keturunan Pattae. Salah satu adat yang ada dan masih dilaksanakan sampai saat ini adalah "Ma'tamba Bulung". Ma'tamba bulung dalam pandangan warga desa Kaleok merupakan upacara adat sebagai permohonan kepada yang Mahakuasa agar segala usaha masyarakat dalam ruang lingkup desa berhasil, baik dalam bidang pertanian, perkebunan, dan bidang lainya. Biasanya upacara adat ini dilaksanakan saat padi di sawah mulai berbuah dan dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu tahun. Sumber : http://kompadansamandar.blogspot.co.id/2018/03/mattamba-bulung-upacara-adat-warga--kaleok.html
Pertunjukan koayang, atau pakkoa-koayang (lucu dan sangat menghibur), biasanya dipadukan dengan tabuhan rebana sebagai hiburan. Pertunjukan ini mungkin banyak yang tak tahu dan belum pernah menyaksikannya. Dari apa yang saya saksikan, saya tak percaya jika Anda tak tertawa terbahak bahak jika menyaksikan kelucuan mereka. Pertunukan Koayang yang ditampilkan oleh grup rebana di dusun Sumael dibarengi dengan cerita oleh lawan main pakkoayang yang disebut pattemba koayang. Bukan saja para koayang yang bergerak sendiri tapi ada lawan main pakkoayang yang disertai dengan guyonan dari awal hingga akhir pertunjukan. Biasanya tampil terlebih dahulu dengan koayang yang seakan terbang dan sesekali mencoba mematuk penonton.. setelah itu datanglah pattemba koayang dengan menunggang banyal guling (missawe) disertai dengan kayu sebagai senjata.. Masing-masing bergerak sesuka mereka dan dilanjut dengan guyonan lucu dan koayang ditembak. Setelah...