Dahulu kala ada sebuah cerita tentang burung enggang dan burung bangau. Keduanya mengaku bersaudara. Burung bangau jauh lebih cantik daripada burung enggang. suatu waktu mereka mendengar bahwa dalam sebuah kampung ada perempuan yang cantik dan elok parasnya. bemama burung pergam. Burung enggang sangat tertarik ingin memperistrikan burung pergam.
Tiba-tiba burung enggang berkata kepada burung bangau. "Hei, burung banga\l, hendak ke mana engkau?" Jawab burung bangau, "Saya takkan ke mana-mana". Lalu kata enggang, "Sukakah engkau memin jamkan bahmgmu kepadaku?" Jawab burung bangau, "Tidak mengapa. Engkau hendak ke manakah? Tanya burung bangau". Jawab burung enggang, "Saya akan pergi berjalan-jalan (bersenang-senang)." Kemudian, burung bangau berkata, "Saya akan pinjamkan balungku kepadamu, tetapi saya berpesan sebelumnya supaya engkau menjaganya dengan baik".
Burung enggang itu berangkat ke kampung tempat tinggal burung pergam. Di dalam perjalanan dia bertemu dengan burung gagak. Lalu burung gagak bertanya, "Saudara hendak ke mana?" Jawab burung enggang, "Saya akan berjalan-jalan ke sana kawan, tetapi sukakah Saudara saya suruh?" Jawab burung gagak, "Ya, tidak apa". Lalu kta burung enggang kepadanya, "Tolonglah saya supaya Saudara pergi menyampaikan lamaran saya pada burung pergam". Jawab burung gagak, "Tak ada masalah bila Saudara benar-benar cinta padanya".
Sebenarnya burung gagak itu pun menaruh perhatian pada burung pergam. Namun, burung gagak pun berangkatlah ke kampung tempat burung pergam itu berdiam. Ketika burung gagak telah sampai ke rumah burung pergam, ia segera bertanya kepadanya katanya, "E Saudara, burung gagak. Apa sebabnya Saudara baru kali ini datang ke ruma,h §aya?" Jawah gak, "Sesungguhnya kedatangan saya ini .. adal<th berdasarkan suruhan Saudara burung enggang. Saya disuruh; datank unfuk menyampaikan pertanyaan pada Saudara, apakah ada kesediaan Saudara menerima lamaran burung enggang?" Lalu jawab burung pergam, "Menurut pengalaman memang bertanya itu adalah suatu kebiasaan yang baik. Kemudian, burung petgarii pi'bertanya pada duta itu, "Bagailnanakah bentuk ropa dan wajah enggang 1tu?'' Jawab burUng gagak, ;,Lihatfah. pada saya, hitamnya dan pengkor kakinya seperti saya". Tiba tiba burung pergam itu berkata, "Saya tak bersedia menerima lamaran burung enggang sebab wajah dan bentuimya berbeda dengatt rupa dan bentuk wajah saya. Saya tidak cantik, tetapi dia lebih Jagi".
Mendengar jawaban butung pergarn itu, burung gagak pun kembalilah 'pada btirung eriggang untuk menyampaikan jawaban burung pergam padanya. Ketika burung gagak sampai ke tempat burung enggang, ia pun tersenyuTl-senyum padanya. Turbetik dalam h.ati burung enggang bahwa barangkali lamarannya diterima baik oleh burung pergam. Dengan segera burung gagak menyampaikannya, katanya, "Tenangkanlah hatimu dan bersabarlah karena lamaran Saudara yang telah saya sampaikan kepada burung pergarn, tidak diterirna baik". Burung pergam hanya menjawab katannya, "Sebenamya saya bersedia menerimanya, tetapi kasihan karena dia jauh lebih kurang daripada saya". B an, burung gagak menarnbahkan, ka ya kita berdua tak disukai Q .h burung pergarn.
Sesudah mendengar jawaban burung pergarn yang disampaikan oleh burung gagak padanya, burung enggang pun merasa sangat malu, lalu ia meninggalkan karipungnya dengan segera. Karena merasa sangat malu, lupalah ia mengembalikan balung pinjamannya kepada burung bangau. Pada saat burung enggang itu sedang terbang mela yang-Jayang dengan bunyi sayap yang gemerincing di udara menyu suri sebuah lembah, tiba-tiba dilihat oleh burung pergam. Ia heran melihatnya. Lalu, bertanyalah burung pergam itu burung gagak, "Siapakah yang terbang melayang-layang dengan bunyi sayap yang gemerincing, yang ekomya bagaikan beledu berwama kuning menyusuri sebuah lembah? Jawab burung gagak itu katanya, "ltulah dia yang bemama burung enggang".
Sesudah mendengar jawaban itu, ia tak dapat menahan perasaan hatinya, meronta-ronta sambil menangis. Bahkan, ia berteriak-teriak bagaikan orang yang sedang meratapi jenazah karena rindu kepada burung enggang. Burung pergam sangat menyesali kata-kata burung gagak yang bertentangan dengan keadaan dan rupa burung enggang yang dilihatnya. Bahkan, ia merasa ditipu oleh burung gagak.
Karena perbuatan gagak inilah sehingga bunyi burung pergam sampai sekarang seperti orang meratap yang berbunyi, "Uk uuuuuuuu,' uk uuuuuu, uk uuuuuu!" Bahkan, sampai sekarang ini pula burung bangau sudah tak berbalung sebab balungnya yang dipinjam oleh burung enggang tak sempat dikembalikan pada saat meninggalkan kampung tempat tinggalnya karena malu lamarannya ditolak oleh burung pergam.
Sumber: https://play.google.com/books/reader?id=k08CCwAAQBAJ&printsec=frontcover&output=reader&hl=id&pg=GBS.PA80
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.