|
|
|
|
Mattammu Buah Tanggal 20 May 2018 oleh adhaagary . |
Matammu Buah (menyambut musim buah-buahan) acara adat yang dilaksanakan dua sampai tiga kali dalam setahun oleh masyarakat batetangnga kab. polewali mandar.
Matammu Buah dalam prosesinya hanya untuk pelestarian budaya yang banyak mengajarkan tentang nilai-nilai kebaikan dan menumbuhkan rasa syukur yang diberikan Tuhan lewat hasil alam-Nya dan prosesi adat matammu buah bukan kegiatan musyrik dan di dalam prosesi adat ini tidak ada ritual atau sesembahan yang diberikan semacam sesaji.
Pada tahun 2015 acara adat matammu buah lebih meriah tidak seperti di tahun tahun sebelumnya yang hanya di hadiri oleh masyarakat Batetangnga tapi di tahun ini secara resmi Lembaga Adat Tomalongan mengundang pemerintah kabupaten, pemerintah kecamatan dan pemerintah desa bahkan mengundang organisasi kepemudaan untuk menghadiri prosesi adat Matammu Buah, acara matammu buah untuk tahun ini di konsep sangat menarik karena ada ragam rangkaian acara yang menonjolkan tradisi suku Pattae (suku asal yang menghuni desa Batetangnga)
Beberapa diantara tradisi Pattae yang dapat disaksikan adalah saat mengiringi rombongan tamu undangan ke lokasi acara adat dengan rebana khas pattae (alunan rebana berbeda dengan rebana di suku Mandar. Kemudian sebelum sampai di lokasi acara rombongan tamu undangan disuguhkan manyang mammis (tuak manis atau air dari pohon aren, bahan pembuat gula aren) untuk diminum dan sesampainya di lokasi acara kita kembali disuguhkan tradisi Mappadendang (tradisi pesta panen). Pada acara mattammu buah kita juga bisa menyaksikan ibu-ibu yang membuat lammang atau lemang (hidangan beras ketan yang dimasukkan dalam bambu lalu dibakar) uniknya lokasi acara adat matammu buah adalah di objek wisata uwai sitammu, salah satu objek wisata permandian air sungai yang menemukan dua arah aliran sungai yang bertemu, maka kemudian disebut uwai sitammu.
Setelah acara selesai, tokoh adat memimpin do'a sebagai bentuk rasa syukur akan masuknya musim buah kemudian seluruh masyarakat dan tamu undangan dipersilahkan untuk makan bersama dengan hidangan kuliner tradisonal seperti lammang, onde-onde, dan menggunakan daun sebagai alas makanan dan potongan bambu sebagai wadah gelas air minum. Nuansa tradisional sangat terasa seolah-olah kita kembali ke masa-masa dahulu bersama kearifan lokal orang-orang Pattae.
Desa Batetangnga, kecamatan Binuang kabupaten Polewali Mandar memiliki lima acara adat diantaranya yaitu Mattammu buah-buah, Maqbura kampung, Mangngonggo, Marrabana, dan Mappadendang.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |