Miak ku sayang jangan macam ya.. .. .. Ngape ku datang ka marah-marah Ku dak de tau ujung pangkal e Ape-ape sebab e Sude gaharu cendana ulik Sude la tau betanya ulik Amoy yang ka bunceng kemaren luk Jangan belagak budu Oo nak yah kisah bulek e Ka cemburu kek Halimah Die anak e Mang Dullah Tetangga sebelah umah Maafin bang ku cemburu bute Ku sangka abang bermain gile Kini la seneng ase ati ku Abang sayang e kek ku Miak ku sayang jangan macam ya.. .. .. Ngape ku datang ka marah-marah Ku dak de tau ujung pangkal e Ape-ape sebab e Sude gaharu cendana ulik Sude la tau betanya ulik Amoy yang ka bunceng kemaren luk Jangan belagak budu Oo nak yah kisah bulek e Ka cemburu kek Halimah Die anak e Mang Dullah Tetangga sebelah umah Maafin bang ku cemburu bute Ku sangka abang bermain gile Kini la seneng ase ati ku Abang sayang e kek ku Same-same kite minta maaf Yang sude-sude biarlah sude Same-same lah kit...
"Aku duluk paling rajin ngurat Tapi ndak sua dapat Sebab Aku nenjad Urang setengah melarat Cubak nu kantong padat Banyak nok madat Untung juak Aku dapat nok bini gemuk bulat Sampai sekarang beranak empat Jangan kuat nak bezakat kite harus mufakat Sebab bukan sini bezakat Malam-malam payah nak bedekat" Belimbai jalan belimbai sayang Terenong ade nok dayang Yuuuuu... Nang mimang lagak segile Yuuuuuu... Dak tahan Aku nak tau Kirase Aku nak juak ngikut kek die bejalan Sampai kemane ngelangkak, Aku ndak tau Pelintat pelintut pelintat pelintut Jadi nambah kusut bedekatkan die Keremat keremut keremat keremut Lama jam nak nyangkut lemi de lutut, Aku tekejut Rase supat aku hilang, lalu mate saling mandang Dak sadar kaki bang lubang, Aku telentang Belimbai jalan belimbai sayang Terenong ade nok dayang Yuuuuu... Nang mimang lagak segile Yuuuuuu... Dak tahan Aku nak tau Kirase Aku nak juak ngikut kek die bejalan Sampai kemane...
Paga adalah seorang pemuda yang hidup pada zaman dahulu. Tubuhnya terbilang kecil namun keberaniannya sangat mengagumkan. Pada suatu hari ia datang ke desa Penyak di Pulau Bangka. Ia merasa betah tinggal di desa itu hingga akhirnya memutuskan untuk menetap, walau sesungguhnya keamanan desa Penyak tidaklah terlalu baik. Kerap kali terjadi perampokan dan penjarahan di desa Penyak. Yang mengherankan, para perampok dan penjarah itu langsung menghilang setelah melakukan aksi jahat mereka. Warga desa tidak mengetahui dari mana para perampok itu berasal dan kemana pula mereka pergi. Para perampok itu seperti hilang ditelan bumi setelah melakukan aksi jahatnya. Di desa Penyak itu juga terdapat hutan yang terkenal angker. Tidak pernah ada penduduk desa Penyak yang berani memasuki hutan. Menurut mereka, hutan itu dihuni oleh hantu, jin, setan, dan dedemit yang sangat menyeramkan. Mereka percaya, siapa pun juga yang nekat memasuki hutan itu akan berakhir dengan kematiannya karena dimangsa...
Penyumpit Dan Putri Malam ~ Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda bernama Penyumpit. Ia hidup sebatang kara di sebuah rumah kecil milik orang tuanya. Orang tua Penyumpit telah lama meninggal dunia. Semasa hidup, ayah penyumpit sering berutang kepada seorang kepala desa bernama Pak Raje. Pak Raje adalah orang yang kaya raya, namun jahat dan licik. Utang ayah Penyumpit tidak pernah lunas karena Pak Raje selalu melipat gandakannya. Kini, kedua orangtua Penyumpit telah tiada. Namun, utang-utang ayahnya tak kunjung terlunasi. Sebagai anak yang berbakti kepada orangtua dna berusaha membalas budi kepada Pak Raje, Penyumpit menjaga sawah milik Pak Raje yang berbulir-bulir padinya sudah mulai menguning. Ia harus menjaganya siang dan malam. Suatu hari, Pak Raje meminta Penyumpit datang ke rumahnya. Ia hendak membicarakan tugas yang harus dikerjakan Penyumpit berikut peraturannya. Penyumpit pun datang dengan setengah berlari menghadap Pak Raje. "Hai Penyumpit, pergilah ka...
Pak Udak adalah seorang manusia biasa yang sering dianggap sebagai anak dewa oleh warga di desanya. Suatu ketika, Pak Udak diajak oleh tetangganya yang bernama Pak Senjaring untuk mengambil buah duku di kebun sepasang raksasa bernama Kakek dan Nenek Gergasi. Namun,malang nasib Pak Udak, ia tertangkap oleh dua raksasa itu. Dahulu, di daerah Bangka Belitung, ada seorang lelaki bernama Pak Udak . Oleh warga, ia dianggap sebagai anak dewa karena kerap mendapat pertolongan jika tertimpa musibah. Di suatu pagi, Pak Udak sedang duduk bersantai di depan rumahnya. Datanglah seorang tetangganya yang bernama Pak Senjaring . “Sedang apa, Pak Udak?” sapa Pak Senjaring sambil menepuk pundak Pak Udak. “Sedang duduk-duduk saja,” jawab Pak Udak, “Ada apa gerangan? Kok pagi-pagi begini sudah bertamu? Ada yang bisa saya bantu?” Pak Senjaring hanya tersenyum, lalu menjawab. &ldquo...
Belitung yang dulu dikenal dengan Billiton adalah nama sebuah pulau di Provinsi Bangka Belitung, Indonesia. Pulau yang terletak di bagian timur Sumatra ini terbagi menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Belitung dan Belitung Timur. Di pulau ini beredar sebuah cerita rakyat tentang sepasang suami-istri yang hendak membunuh anaknya. Berbagai cara telah mereka lakukan untuk membunuh anaknya, namun tidak pernah berhasil. Alkisah, di sebuah desa di Pulau Belitung, hiduplah sepasang suami-istri yang miskin. Walaupun hidup miskin, mereka tetap rukun dan bahagia. Namun, kebahagiaan itu terasa belum lengkap, karena mereka belum mempunyai anak. Untuk itu, setiap malam kedua orang suami-istri itu senantiasa berdoa kepada Tuhan agar dikaruniai seorang anak. “Ya, Tuhan! Karuniakanlah kami seorang anak, walaupun sebesar kelingking!” Rupanya doa mereka dikabulkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Tidak beberapa lama kemudian sang Istri hamil. Sepasang suami-istri itu sangat sena...
Bujang Katak adalah seorang pemuda miskin yang tinggal di sebuah dusun di daerah Bangka, Provinsi Bangka-Belitung (Babel), Indonesia. Ia dipanggil Bujang Katak karena bentuk tubuhnya seperti katak. Walaupun demikian, ia mempunyai istri seorang putri raja yang cantik jelita. Pada suatu masa di sebuah dusun di daerah Bangka, Provinsi Bangka-Belitung (Babel), hidup seorang perempuan tua yang sangat miskin. Ia tinggal seorang diri di sebuah gubuk reot yang terletak di kaki bukit. Ia tidak memiliki sanak saudara. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia menggarap sebidang tanah (ladang) warisan orang tuanya. Pada suatu ketika, musim tanam tiba. Seluruh warga dusun sibuk bekerja di ladang masing-masing, tidak terkecuali perempuan tua itu. Namun karena tubuhnya sudah lemah, ia sebentar-sebentar beristirahat untuk melepas lelah. Ketika sedang duduk beristirahat, tiba-tiba ia berangan-angan ingin mempunyai anak. “Seadainya aku mempunyai anak tentu aku tidak s...
Kepulauan Bangka-Belitung (Babel) adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera, Indonesia. Disebut kepulauan, karena wilayah provinsi ini terdiri dari beberapa pulau. Salah satu di antaranya adalah Pulau Bangka, yang terletak di sebelah timur Pulau Sumatera. Secara topografis, wilayah Pulau Bangka terdiri dari rawa-rawa, daratan rendah, dan perbukitan. Di daerah perbukitan terdapat hutan lebat, sedangkan pada daerah rawa terdapat hutan bakau. Menurut sebuah cerita yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Pulau Bangka, pada zaman dahulu di daerah perbukitan yang dihampari hutan lebat itu, pernah hidup seorang pemuda yatim-piatu yang miskin. Sehari-harinya, ia bekerja sebagai pemburu babi hutan. Suatu ketika, pemuda itu mendapat hadiah berupa perhiasan emas, intan permata dan berlian dari seseorang sehingga ia menjadi kaya raya. Apa sebenarnya yang telah dilakukan pemuda itu, sehingga ia mendapat hadiah yang sangat berharga itu? Ikuti kisahnya berikut...
Buah ini adalah salah satu buah khas Bangka. Buah ini disebut Manglek di Bangka. Mungkin buah ini tidak cukup familiar di telinga anak muda sekarang. Apalagi mereka yang merupakan masyarakat pendatang atau anak yang lahir di perkotaan. Buah ini berbuah secara musiman sehingga hanya dapat ditemui dalam waktu-waktu tertentu. Buah ini memiliki daging buah seperti alpukat dan teksturnya agak lembek. Buah ini biasanya dijadikan sebagai lauk dan dimakan dengan nasi. Buah ini disebut juga sebagai buah Kalangkala di daerah kalimantan. Cara penyajian buah ini sebagai berikut 1. Pertama-tama, buah yang sudah matang (berwarna hijau kemerahan) direndam dengan air hangat (tidak boleh dengan air mendidih karena bisa menyebabkan gatal jika dimakan). 2. Rendam buah antara 10 sampai 15 menit, kemudian angkat buah dan lepaskan dari potongan tangkainya. 3. Taruh buah di dalam baskom, kemudian berikan gula dan garam. 4. Goyangkan baskom sebentar agar taburan gu...