Pak Udak adalah seorang manusia biasa yang sering dianggap sebagai anak dewa oleh warga di desanya.
	Suatu ketika, Pak Udak diajak oleh tetangganya yang bernama Pak Senjaring untuk mengambil buah duku di kebun sepasang raksasa bernama Kakek dan Nenek Gergasi.
	Namun,malang nasib Pak Udak, ia tertangkap oleh dua raksasa itu.
- “Sedang apa, Pak Udak?” sapa Pak Senjaring sambil menepuk pundak Pak Udak.
- “Sedang duduk-duduk saja,” jawab Pak Udak,
- “Ada apa gerangan? Kok pagi-pagi begini sudah bertamu? Ada yang bisa saya bantu?”
- “Begini, Pak Udak. Dari pada tidak ada kerjaan, bagaimana kalau kita pergi ke kebun milik Kakek dan Nenek Gergasiuntuk mengambil buah duku?” ajak Pak Senjaring.
- “Tidak, Ah. Saya takut,” tolak Pak Udak,
- “Mereka itu raksasa yang suka memangsa manusia!”
- “Iya, Pak Udak. Tapi, aku yakin tidak akan terjadi sesuatu pada kita. Bukankah Pak Udak selalu dilindungi oleh dewa? Dewa pasti akan melindungi kita,” bujuk Pak Senjaring.
- “Apa yang harus kita lakukan Pak Senjaring?” tanya Pak Udah, ‘”Suasana kebun ini gelap sekali, kita tidak bisa memetik buah duku.”
- “Kalau begitu, sebaiknya kita tunggu sampai hampir pagi,” ujar Pak Senjaring.
- “Tapi, kita harus bangun sebelum Nenek Gergasi dan suaminya terbangun,” kata Pak Udak.
- “Hati-hati, Pak Udak. Jangan menimbulkan suara berisik,” bisik Pak Senjaring.
- “Baik,” jawab Pak Udak.
“Pak Udak, ayo cepat turun! Kita tinggalkan tempat ini!” seru Pak Senjaring.
- “Siapa yang telah mengambil buah duku kita?” tanya Kakek Gergasi.
- “Lihat di atas pohon itu!” seru Nenek Gergasi, “Dialah pelakunya.”
- “Hai, manusia. Cepat turun!” teriak Kakek Gergasi.
- “Apa yang akan kita lakukan pada anak manusia ini?” tanyak Nenek Gergasi.
- “Sebaiknya manusia ini kita pelihara dulu. Nanti setelah gemuk barulah kita sembelih untuk dijadikan gulai,” ujar Kakek Gergasi.
- “Kenapa kamu menangis?” tanya anak raksasa itu.
- “Hatiku sedih. Anakku tak lama lagi akan kehilangan ayahnya,” jawab Pak Udak.
“Pak Udak, mau kamu menimang dan menyanyikan tembang-tembang indah untukku?” pinta Gerasi.
- “Baiklah. Aku menyanggupi permintaanmu. Tapi, bagaimana aku bisa menimangmu jika aku masih berada di dalam kurungan ini?” kata Pak Udak.
- “Tenang, Pak Udak. Aku akan mengeluarkanmu dari kurungan itu,” kata si Gerasi.
“Bagaimana kamu bisa meloloskan dari diri, Pak Udak?” tanya Pak Senjaring.
 
            Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
 
                     
            aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
 
                     
            Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang
