- “Hai, anak muda! Engkau siapa?” tanya ibu sang putri.
- “Saya si Penyumpit,” jawab si pemuda dengan ramah.
- “Ada perlu apa Engkau ke sini?” tanya ibu sang putri dengan nada menyelidik.
- “Saya sedang mencari anak sumpit saya yang hilang bersama dengan seekor babi hutan,” jawabnya.
- “Benda yang engkau cari itu ada pada putriku,” kata ibu sang putri.
- “Bagaimana bisa anak sumpit saya ada pada putri Bibi?” tanya si Penyumpit heran.
- “Ketahuilah, anak muda! Babi yang engkau sumpit itu adalah penjelmaan putriku,’ jelas ibu sang putri.
- Si Penyumpit sangat kaget mendengar penjelasan ibu sang putri. “Jadi…, kalian adalah babi jadi-jadian?” tanya si Penyumpit dengan heran.
- “Benar, anak muda,” jawab ibu sang putri.
- “Kalau begitu, saya minta maaf, karena tidak mengetahui hal itu,” kata si Penyumpit dengan rasa menyesal. “Sudahlah, anak muda. Lupakan saja semua kejadian itu. Yang penting sekarang adalah bagaimana melepaskan benda ini dari perut putriku,” kata ibu sang putri.
- “Baiklah. Saya akan melepaskan anak sumpit itu dan mengobati luka putri bibi. Tolong saya dicarikan beberapa helai daun keremunting dan tumbuklah hingga halus,” pinta si Penyumpit.
- “Sekarang putri Bibi sudah sembuh. Izinkanlah saya mohon diri,” pamit pemuda itu dengan sopan.
- “Baiklah, anak muda! Ini ada oleh-oleh sebagai ucapan terima kasih kami, karena engkau telah menyembuhkan putriku. Bungkusan ini berisi kunyit, buah nyatoh, daun simpur, dan buah jering. Tapi, bungkusan ini jangan dibuka sebelum engkau sampai di rumah,” pesan ibu sang putri.
- “Baik, Bi!” jawab pemuda itu, lalu pergi meninggalkan gua.
- “Waw…, berharga sekali benda ini!” tanya si Penyumpit dengan rasa kagum.
- “Dengan benda ini, aku akan menjadi kaya-raya,” gumamnya dengan perasaan gembira.
- “Terima kasih, Penyumpit! Kamu telah menyembuhkan penyakitku. Aku minta maaf karena telah memaksamu menjaga ladangku. Untuk menebus kesalahanku ini, aku akan menikahkanmu dengan putri bungsuku.
- Setelah itu, aku akan mengangkatmu menjadi Kepala Desa untuk menggantikanku. Bersediakah kamu menerima tawaranku ini, wahai Penyumpit?” tanya Pak Raje.
- “Terima kasih, Pak Raje! Dengan senang hati, saya bersedia,” jawab si Penyumpit.
- “Baiklah kalau begitu. Berita gembira ini akan segera aku sampaikan kepada seluruh warga kampung ini,” kata Pak Raje.
Pertama, sifat suka menolong. Sifat ini tercermin pada perilaku si Penyumpit yang telah menyembuhkan penyakit sang Putri dan Pak Raje. Sifat ini termasuk sifat yang terpuji dan sangat diutamakan dalam kehidupan.
Kedua, sifat pandai berbalas budi. Sifat ini tercermin pada sikap ibu sang Putri yang telah memberikan hadiah kepada si Penyumpit berupa perhiasan emas, intan dan berlian, karena telah menyembuhkan penyakit putrinya. Demikian pula, Pak Raje yang telah menikahkan putri bungsunya dengan si Penyumpit, karena telah menyembuhkan penyakitnya. Sifat ini termasuk sifat yang terpuji dan sangat diutamakan dalam kehidupan.
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...