wayang
91 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Rumah Adat Jawa Timur
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Rumah adat Jawa Timur umumnya mengambil bentuk joglo. Ada juga yang berbentuk limasan dara gepak, dan bentuk srontongan (empyak setangkep). Kota-kota di bagian barat Jawa timur memiliki kemiripan dengan kota-kota di Jawa Tengah. Terutama Surakarta dan Yogyakarta yang disebut sebagai kota pusat peradaban Jawa. Joglo sendiri secara rancangan arsitekturnya amatlah unik. Punya ciri khas berupa bentuk atap yang merupakan perpaduan antara dua buah bidang atap segi tiga dengan dua buah bidang atap trapesium. Masing-masing memiliki sudut kemiringan yang berbeda dan tidak sama besar. Atap joglo selalu terletak di tengah-tengah dan lebih tinggi serta diapit oleh atap serambi. Dari bentuk atap yang unik inilah bangunannya kemudian dikenal dengan nama rumah joglo. Pendopo, yakni bagian terbuka yang ada di depan rumah, bentuknya segi empat dan ditopang empat tiang atau saka guru. Pendopo adalah ruang tamu, di mana pemilik rumah menerima tamu-tamunya. Ruang pendopo yang terbuka ini melambangkan...

avatar
Oase
Gambar Entri
Upacara Ruwatan
Ritual Ritual
Jawa Timur

Ruwatan, sebagai salah satu warisan upacara tradisional Jawa sampai sekarang masih terlestarikan. Terlestarikannya upacara ini oleh karena keberadaaannya memang dianggap masih bermanfaat bagi pelestarinya. Lepas dari itu, menurut beberapa ahli Ruwatan semula berkembang di dalam suatu cerita Jawa kuno yang pada pokoknya memuat masalah penyucian. Penyucian ini menyangkut pembebasan para dewa yang terkena kutukan atau tidak suci (diturunkan derajatnya) menjadi binatang, raksasa, manusia, dan sebagainya. Ruwatan ini dilakukan untuk membebaskan dewa-dewa bernoda itu agar menjadi dewa kembali. Ruwat juga sering diartikan sebagai upaya untuk mengatasi atau menghindarkan sesuatu kesulitan (batin) yang mungkin akan diterima seseorang di dalam mengarungi kehidupannya. Ruwatan biasanya selalu diikuti dengan pertunjukan wayang kulit yang mengambil lakon tertentu (misalnya Murwakala atau Sudamala). Munculnya Ruwatan juga disebabkan oleh adanya keyakinan bahwa manusia yang dianggap cacat...

avatar
Vivielvani elvani
Gambar Entri
Upacara Pelet Kandhung
Ritual Ritual
Jawa Timur

Upacara pelet kandhung atau pelet bettang adalah sebuah upacara ritual orang hamil yang biasa dilakukan oleh penduduk yang berdiam di daerah Bangkalan dan Sampang Madura. Sebenarnya upacara pelet khandung ini mirip dengan tradisi yang biasa dilaksanakan oleh beberapa tempat di nusantara ketika masa kehamilan telah mencapai usia 7 bulan. Tapi seperti halnya pepatah lama yang berbunyi lain lubuk lain belalang, maka meskipun upacara ini sama-sama dilakukan oleh orang yang sedang hamil, tapi tentu saja cara dan prosesi yang dilakukan berbeda-beda. Sebelum upacara pelet kandhung dilaksanakan, si ibu yang tahu bahwa dirinya hamil akan mengadakan upacara nandai yaitu sebagai penanda bahwa dirinya hamil. Setelah upacara nandai usai, maka akan ditaruh sebiji bigilan atau beton (biji dari buah nangka) di atas sebuah leper (tatakan cangkir) dan diletakkan di atas meja. Setiap bulannya, di leper itu ditambah satu biji bigilan sesuai dengan hitungan usia kandungan perempuan tersebut. Dan, pa...

avatar
adhaagary
Gambar Entri
Legenda Pusaka Gong Kyai Pradah, Kabupaten Blitar
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sejarah Mengenai Upacara Tradisional Siraman Gong Kyai Pradah / Pusaka Gong Kyai Pradah Di Kel. Kalipang Kec. Sutojayan Lodoyo Blitar   Tersebutlah dalam kisah, antara tahun 1704 – 1719 Masehi di Surakarta bertahtalah seorang Raja bemama SRI SUSUHUN AM PAKU BUWONO I. Raja ini mempunyai saudara tua yang lahir dari istri ampeyan (bukan Permaisuri) bernama PANGERAN PRABU.   Pada saat penobatan SRI SUSUHUNAN PAKU BUWONO I sebagai Raja, hati PANGERAN PRABU sangat kecewa karena sebagai saudara tua PANGERAN PRABU tidak dinobatkan sebagai Raja di Surakarta sehingga timbullah keinginannya untuk membunuh SRI SUSUHUNAN PAKU BUWOONO I   Namun akhirnya keinginun PANGERAN PRABU tersebut tercium oleh SRI SUSUHUNAN PAKU BUWONO I dan sebagai hukumannya PANGERAN PRABU diperintahkan untuk membuka hutan di daerah Lodoyo yang pada saat itu merupakan hutan yang sangat lebat yang dihuni oleh binatang – binatang buas serta hutan tersebut dianggap sebagai t...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Legenda Asal Usul Bojonegoro
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Pada zaman dahulu kala, di sebelah utara Gunung Kendeng berdiri sebuah kerajaan bernama Malowopati. Rajanya bergelar Prabu Anglingdarma. Ia seorang raja yang arif dan bijaksana serta kaya raya. Wajahnya tampan. Ia suka bertapa dan berkelana mencari pencerahan jiwa. Tak heran jika ia termasuk seorang raja yang disegani oleh kawan maupun lawan karena kelebihan dan kesaktian yang dimilikinya. Konon, Prabu Anglingdarma juga dikaruniai anugerah untuk mengerti dan mengetahui bahasa semua binatang. Ketika Anglingdarma masih berusia muda, ia senang keluar masuk desa. Banyak negeri yang disinggahinya. Semua itu ia lakukan demi menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup. "Aku tak akan mengambil seorang istri kecuali titisan dari Dewi Widowati," katanya dalam hati. Anglingdarma terus mengembara, menuruti kata hatinya. Pada suatu waktu, ia berjumpa dengan seorang putri cantik jelita, mengenakan selendang sutra ungu, kembang beludru, dan kebaya sutra kesumba....

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Asal Usul Desa Manduro, Kabupaten Jombang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Manduro adalah nama sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Asal mula terbentuknya Desa Manduro menurut tradisi oral penduduk setempat adalah dari adanya dua orang pelarian Madura yang kemudian menetap di daerah perbukitan tersebut yang masih berupa hutan. Kemudian kedua pelarian tersebut beranak pinak hingga daerah tersebut berkembang sebagaimana kondisi saat ini. Siapakah kedua pelarian tersebut dan kapan keberadaan pelarian tersebut di Desa Manduro tidak didapatkan informasi yang jelas. Menurut Warito (Sekretaris Desa Manduro) berdasarkan informasi yang di dapatkan dari ‘Mbah Lurah Sepuh’, berpendapat bahwa kedua pelarian tersebut adalah dari laskar Trunajaya yang kalah perang, dan karena kalah perang malu pulang ke Madura. Akhirnya para pelarian tersebut menetap diperbukitan kapur, karena perbukitan kapur aman untuk tempat pelarian. Nasrulillahi (Kasi Kebudayaan ) berpendapat bahwa kehadiran orang Madura di Manduro k...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Kisah Pohon Dara
Alat Musik Alat Musik
Jawa Timur

Dahulu kala di Dsn. Pecarikan, Ds. Jetis, Kec. Jetis terdapat sebuah pohon, pohon tersebut sangat besar dan rimbun, dan biasa disebut “Pohon Dara” oleh masyarakat sekitar. Pohon tersebut dihuni oleh roh halus atau “Dayang”. Keberadaannya sejak ratusan tahun yang lalu, dan dipercaya sebagai pohon kramat oleh masyarakat sekitar.                         Saat ini “Pohon Dara” tetap di hormati kebaradaannya. Juru kunci mengatakan bahwa pohon tersebut tidak boleh ditebang. Suatu ketika ada seseorang yang tidak mempercayai perihal tersebut hingga ia memutuskan untuk menebang pohon tersebut sendiri. Tatkala selesai mencoba menebang pohon tersebut, ia menderita sakit yang tidak dapat diduga oleh dunia Kedokteran/medis hingga akhirnya ia meninggal dunia. Masyarakat menganggap hal ini aneh dan menanyakan hal tersebut kepada Juru kunci....

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Legenda Air Terjun Roro Kuning
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Air Terjun Roro Kuning berada di ketinggian 600 m dpl dan memiliki tinggi antara 10-15 m.  Air terjun ini mengalir dari tiga sumber dari Gunung Wilis yang mengalir merambat di sela-sela bebatuan padas di bawah pepohonan hutan pinus.  Kemudian menjadi  air terjun yang membentuk trisula .  Dan  karena proses mengalirnya itulah maka masyarakat Desa Bajulan menamakan air terjun merambat. Di sekitar lokasi air terjun ini juga bisa dijumpai Air Terjun Ngunut setinggi ± 55 m, Air Terjun Pacoban Ngunut setinggi ± 95 m dan Air Terjun Pacoban Lawe setinggi ± 75 m.   Jarak dari air terjun Roro Kuning menuju air terjun Pacoban Ngunut sekitar 4 km.  Sedangkan untuk Coban Lawe dan Air Terjun Ngunut, harus berjalan kurang lebih 3 km lagi. Untuk menuju ke tiga air terjun tersebut sebaiknya mempersiapkan fisik sebelum kesana, karena jalannya cukup terjal. Selain keindahan alam, air terjun Roro Kuning juga memiliki ni...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Raden Mangundikaran (Asal Mula Kelurahan Mangundikaran)
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Dahulu, sekitar awal abad ke-15, di mana Kerajaan Majapahit berpusat di Kediri di bawah kepemimpinan Raja Bhre Wijaya atau dikenal dengan sebutan Brawijaya. Bersamaan dengan kejayaan Raja Brawijaya itu, di sebuah desa kecil di lereng Gunung Kelud hiduplah seorang perempuan bernama Nyai Anjarini. Perempuan yang memiliki paras cantik itu hidup bersama seorang putranya yang terlahir dengan segala kesempurnaan, baik fisik dan jiwanya. Konon, anak itu tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan ganteng, bernama Jaka Papak. Hanya saja, Papak terlahir tanpa kehadiran seorang ayah, pasalnya Nyai Anjarini saat menggandung Jaka Papak sudah ditinggalkan oleh ayahnya. Tidak mengherankan karena ketampanan Jaka Papak membuat hati Nyai Anjarini serba kuatir atas keselamatan putranya. "Anakku, jangan pergi jauh-jauh, di luar sana udaranya dingin, nanti bisa jatuh sakit," tutur ibunya setiap kali Papak hendak bermain bersama teman-teman sepermainannya. "Iya ibu, Papak hanya bermain di bawah pohon mang...

avatar
Deni Andrian