1
696 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Leon Tenada
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Leon Tenada adalah lomba memanah tradisional yang dilakukan oleh komunitas masyarakat adat Lewolema dalam rangkaian kegiatan Hone Koko atau membangun rumah adat. Tradisi ini biasanya dilakukan sebagai salah satu bentuk syukuran atas terselesainya pembangunan rumah adat. Tradisi Leon Tenada ini masih dipertahankan hingga saat ini, bahkan menjadi salah satu rangkaian kegiatan yang dinanti-nanti oleh pria-pria Lewolema saat membangun rumah adat. Dalam festival Nubun Tawa, lomba memanah ini dibawahkan oleh komunitas masyarakat adat desa Painapang. Peralatan yang disediakan dalam lomba memanah tradisional ini adalah busur dan anak panah. Lomba memanah akan dihentikan jika salah satu peserta sudah mengenai obyek sasaran yang terbuat dari batang pohon ‘Padu’. Salah satu jenis pohon yang bergetah putih. sumber : httpsa://voxntt.com/2018/10/06/festival-nubun-tawa-di-flotim-persembahkan-tradisi-sadok-nonga-leon-tenada/35127/

avatar
Aze
Gambar Entri
Ritual Kaba Tusi
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Ritual adat  Kaba Tusi adalah prosesi pengukuhan para ketua suku oleh Nai Ina Ama Lasiolat (raja) sebagai pemangku adat tertinggi di wilayah adat  Fialaran, Kecamatan  Lasiolat,  kabupaten Belu, NTT. Kaba Tusi juga menjadi sebuah simbol kewibawaan yang diberikan Nai Ina-Ama Lasiolat . Kaba tusi dimaksudkan untuk memberi kekuatan kepada para ketua suku agar mempunyai wibawa, kuasa, resmi dari raja dalam menjalankan kuasa kepemimpinannya atas suku. Dalam ritual ini, para ketua suku diberi kekuatan atau beran , sehingga dalam menjalankan tugas kepemimpinan mereka dapat bertanggung jawab. Upacara Kaba Tusi dilakukan secara terbuka di hadapan masyarakat adat sehingga semua kalangan tahu bahwa seseorang telah diberi satu kuasa dan mandat untuk memimpin suku. Secara tradisi, Kaba Tusi dikukuhkan langsung oleh raja/Ina Ama Lasiolat atas restu dan berkat para leluhur.   Mako’an  (Imam adat) juga dilibatkan da...

avatar
Aze
Gambar Entri
Musik Tatong Orang Kedang
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Timur

Edang tatong terdiri dari dua kata. E artinya “kami”, dang artinya “memukul” (memukul musik). Jadi, edang artinya kami memukul musik tatong. Namun versi lain, Kedang berasal dari nama Edang Eor (istri Uyolewun) . Musik tatong diperkirakan lebih tua dari musik sasando . Tatong terbuat dari bambu; dimainkan dengan cara dipetik atau dipukul dan pernah mendapat penghargaan karya budaya bangsa tingkat nasional pada 17 Oktober 2017 lalu.   Musik tatong dimainkan oleh satu orang tetapi menghasilkan tiga jenis bunyi yang berbeda. Sebenarnya dipetik/dipukul dengan menggunakan tangan tetapi belakangan sudah diganti dengan kayu. Biasanya, musik tatong diiringi dengan gendang. Pada zaman nenek moyang, musik ini digunakan untuk acara memuji dewa Lia (anak dari dewa matahari/loyo) sehingga dikenal dengan istilah edang tatong lia namang yang artinya “Kami memukul tatong untuk mengiringi namang...

avatar
Aze
Gambar Entri
Kalender Masyarakat Lewotala
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

omunitas masyarakat adat di desa Lewotala, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur mempunyai bentuk unik pemberian nama-nama bulan. Tak seperti dalam kalender masehi yang didasarkan pada pengitaran bulan mengelilingi bumi, penyebutan nama-nama bulan ini mempunyai relasi erat dengan aspek sosiokultural masyarakat di desa Lewotala. Adapun keunikan penyebutan dan penggolongan nama-nama bulan ini tersimpan konsep pengetahuan masyarakat lokal di desa Lewotala khususnya konsep pengetahuan  dalam dunia pertanian. Berikut nama-nama bulan dalam komunitas masyarakat adat di desa Lewotala. Bulan pertama adalah ‘Wulan Nikat’ atau bulan menanam. Bulan menanam ini ditandai dengan penghantaran benih padi dari lumbung padi desa yang disebut ‘Keba’ menuju ke ladang atau kebun adat ‘Ma Ora’. Proses penghantaran benih padi ini dimulai dengan upacara atau ritual adat yang diiringi dengan nyanyian yang mengisahkan Asal-usul Dewi Padi ‘...

avatar
Aze
Gambar Entri
Prosesi Naifeto Lale’an
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Naifeto Lale’an  berasal dari tiga kata yakni Nai, Feto dan Lale’an . Nai berarti yang mulia,  Feto  artinya bunda dan Lale’an  berarti surga. Naifeto Lali’an  dapat diartikan Bunda Surgawi. Prosesi ini berupa perarakan patung Bunda Maria Stella Maris mengelilingi wilayah paroki tertua di pulau Timor tersebut. Selain untuk memperkokoh iman dan persaudaraan kristiani, Prosesi Naifeto Lale’an  dilangsungkan untuk mengenang sejarah Kekatolikan di wilayah Atapupu. Kala itu para misionaris Jesuit datang ke tanah Atapupu dari arah laut membawa salib, Kitab Suci, Arca Bunda Perawan Maria serta sarana-sarana rohani lainnya.   Tahun ini, prosesi Naifeto Lale’an berlangsung sejak 25 Juli hingga 31 Juli 2018 dimana terdapat dua rute perarakan yakni darat dan laut. Pada masa prosesi ini,  Naifeto Lale’an atau Bunda Maria Stella Maris diarak mengunjungi umat di setiap k...

avatar
Aze
Gambar Entri
Pa Eri Wee atau Kalarat Wai
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Dalam konteks budaya Marapu Kalarat Wai merupakan proses ibadah untuk meminta restu kepada sang leluhur, ini dilakukan agar setiap kegitan berjalan dengan lancar dan baik tanpa ada halangan. Kalarat Wai dalam Festival Wai Humba ditandai dengan adanya dialog antara para Rato untuk memastikan tata cara pelaksanaan ritual sejalan dengan budaya. Dialog yang dilakukan oleh para Rato akan menghasilkan sebuah keputusan dengan melihat hati ayam dimana masing-masing Rato menterjemahkan hati ayam tersebut sesuai dengan konteks kegiatan apakah dilanjutkan atau tidak tergantung  dari hasil penglihatan secara ritual oleh para Rato. Pada kegiatan Wai Humba kali ini hasil yang diterjemahkan oleh para Rato menunjukan ada dukungan leluhur sehingga kegiatan terus dilakukan sampai pada proses akhir. Kalarat Wai atau Pengkeramatan Air sebagai bentuk penghormatan dan pelestarian alam terhadap sumber-sumber mata air yang selama ini mendapat ancaman serius. Kalarat Wai meru...

avatar
Aze
Gambar Entri
Tarian Tua Reta Lo’u
Tarian Tarian
Nusa Tenggara Timur

Pemandangan seorang pria dalam balutan busana tradisional sedang meliuk-liuk di udara dengan bertumpu pada sebatang bambu setinggi 3-4 meter, tentu saja akan mengundang decak kagum. Apalagi bila sang penari mengayunkan pedang panjang mengkilap. Sementara di bawahnya terdapat beberapa orang penari memegang erat-erat tiang bambu tersebut. Menakutkan sekaligus menakjubkan. Itulah tarian tua reta lo’u. Tarian ini merupakan tarian tradisional dari Maumere yang menggambarkan teknik perang leluhur orang Maumere dan etnik Sikka Krowe di masa lampau.Tua reta lo’u lebih banyak ditarikan oleh masyarakat adat Hewokloang. Tarian tersebut terdiri atas 3 tarian yang dikombinasikan yakni tarian awi alu, tarian mage mot dan tarian tua reta lo’u itu sendiri yang ditarikan secara berurutan oleh belasan penari perempuan dan laki-laki. Biasanya para penari akan diiringi dengan tabuhan irama gong waning dengan berbagai jenis pukuan. Ketiga tarian tersebut berkaitan d...

avatar
Aze
Gambar Entri
Manatika
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Timur

Di atas panggung berukuran 8×4 meter itu, tampak Paulus Kapitan dan Rifna Bana, hanya mengenakan kain adat. Dua petarung asal Kecamatan Miomafo Timur ini berusaha saling menyerang di bagian kaki lawan tandingnya. Kedua pria tersebut berusaha saling menyerang dengan menggunakan kaki pada bagian lutut ke bawah serta pada paha lawan. Apris Bana selaku wasit dalam pertandingan tersebut sesekali menghentikan pertandingan apabila salah satu petarung menyerang bagian tubuh lawan yang dilarang. Bagian kemaluan,bokong serta bagian badan dan kepala merupakan area tubuh yang tidak boleh diserang lawan. Sedangkan wasit yang memimpin pertandingan dijuluki dengan nama Apaot Mat Panat (menjaga dan melindungi).   Tugas wasit menjaga agar dua petarung Manatika tidak keluar dari arena atau ring tinju, melerai bila kedua petarung `terbawa emosi’ lalu lepas kendali. Selain itu, wasit juga memberi peringatan keras kepada petarung bila melanggar...

avatar
Aze
Gambar Entri
Ako Woja
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

dalam ako woja semua orang yang mengikuti acara itu beramai-ramai turun ke ladang sambil bergotong royong mulai dari mengetam sampai pada proses menjadi padi yang utuh.   Ada beberapa keunikan dari rangkaian kegiatan ini yakni peserta sebagian besar  didominasi oleh para perempuan, lengkap dengan pisau dan keranjang dalam jinjingannya. Selain itu, peserta acara ako woja ini juga tidak hanya berasal dari daerah Manggarai tetapi juga dari luar Manggarai.  Jika kaum hawa mengetam padi, para lelaki bertugas untuk mengangkut padi itu dengan karung ke tempat yang sudah disiapkan. Setelah acara  ako selesai, proses selanjutnya adalah rik. Rik  berarti injak sambil mengucak padi dengan kaki. Tujuannya untuk melepaskan bulir padi dari tangkainya. Dalam rik peserta mengucak padi sambil menyanyikan lagu khusus dalam bahasa Manggarai yang dibawakan dalam gaya danding, salah satu tarian adat Ma...

avatar
Aze