masyarakat adat
1.030 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Upacara Sepasaran Bayi
Ritual Ritual
Jawa Tengah

               Sepasaran bayi merupakan sebuah ritual atau upacara adat Jawa yang umumnya dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah ketika bayi berumur 5 hari. Upacara ini dilaksanakan berdasarkan pancawara atau sistem lima hari masyarakat jawa yang terdiri dari Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing. Jadi, jika misalnya bayi lahir pada hari Senin-Pon, maka upacara Sepasaran ini akan dilaksanakan pada hari Jum’at-Pahing. Namun, terkadang upacara ini dilakukan setelah tali pusar bayi putus yang biasanya terjadi dalam waktu 5 hari setelah kelahiran.                 Selama 5 hari setelah kelahiran bayi, tetangga serta keluarga besar akan datang bertamu pada malam hari, menunggu sang bayi untuk dinamakan serta memohon keselamatan bagi sang bayi. Tradisi ini disebut juga sebagai jagong bayen atau jagong bayi . Pada malam kelima upacara sepasaran bayi ini tamu yang data...

avatar
OSKM18_16518086_jonet Wira Murti
Gambar Entri
Festival Barikan Kubro
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Tengah

Festival Barikan Kubro lebih dikenal dengan istilah Barikan. Festival ini dilakukan oleh masyarakat Karimunjawa secara turun temurun sebagai wujud syukur masyarakat Desa Karimunjawa atas hasil bumi dan laut yang mereka peroleh. Selain itu, tradisi barikan juga sebagai wadah berbagi kepada sesama makhluk hidup yang ada di Karimunjawa. Festival Barikan Kubro ini diikuti oleh sejumlah suku dan etnis yang ada di daerah tersebut. Selain itu, Festival Barikan ini juga dimaksudkan untuk menyambut musim baratan atau musim ombak besar dan angin kencang. Acara Barikan ini juga bertujuan untuk lebih memperkenalkan wisata budaya Karimunjawa sebagai potensi pariwisata Pulau Karimunjawa. Acara barikan ini dilakukan dengan mengarak satu tumpeng besar ke pelabuhan ikan Karimunjawa, dan mengarak delapan tumpeng lainnya ke tengah alun-alun Karimunjawa. Tumpeng yang dibuat untuk acara Barikan ini tidak hanya berisi makanan hasil bumi, tetapi juga makanan hasil Laut karena masyarakat Karimunjaw...

avatar
OSKM18_16018216_Hana Amalia Kushandini
Gambar Entri
Kecap THG Khas Kudus
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

Berjalan-jalan santai di kota Kudus, menyusuri jalan yang sepi ditemani oleh aroma khas kota Kudus yang mengundang para pelancong untuk bernostalgia akan kisah lama yang dibalut akan keramahtamahan kota kretek ini. Jika anda berjalan-jalan mengunjungi kota ini, sempatkanlah untuk sekedar mencicipi berbagai makanan khas kota Kudus yang lezat. Di kota kretek ini, tersedia berbagai macam pilihan makanan yang dapat membuat anda akan teringat makanan khas rumahan. Beberapa di antaranya adalah soto kudus, lentog tanjung, dan nasi pindang. Makanan lezat tersebut dibumbui oleh cita rasa yang khas, bukan lain adalah kecap khas kudus THG. Kecap yang didirikan oleh Tan Hwie Gong pada tahun 1950an ini sudah berakar ke dapur-dapur di Pulau Jawa, terutama di kota Kudus. Kecap yang diproduksi di pabrik yang berlokasi di alan Lingkar Selatan, Desa Tanjung karang, Kecamatan Jati, Kudus ini dapat dibeli di warung-warung tempat membeli oleh-oleh khas kudus. Jika anda berminat untuk membelikan...

avatar
OSKM18_16418043_Muhammad Akbar Sighab
Gambar Entri
Tari Ebeg, tarian asal Banyumas
Tarian Tarian
Jawa Tengah

Tari Ebeg merupakan suatu budaya yang berasal dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Ebeg ialah boneka berbentuk kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan ijuk sebagai bagian dari kepala kuda, yakni rambutnya. Ebeg juga biasa disebut kuda kepang. Kalau bagi orang yang tidak terlalu mengenal properti tari Ebeg, propertinya seperti kuda lumping, namun asal Banyumas. Tarian Ebeg menunjukkan kegagahan prajurit penunggang kuda dalam segala atraksi yang ada dalam tarian tersebut. Tari Ebeg diperkirakan sudah ada sejak dahulu kala karena tarian ini menganut animisme dan dinamisme. Dalam tarian ini, para penari juga akan kesurupan sehingga membuat tarian ini bersifat magis. Saat para penari kesurupan, kadangkala mereka melakukan hal-hal yang cukup berbahaya dan dapat menimbulkan kecelakaan , namun mereka tidak merasa sakit karena mereka sedang dimasuki oleh indang atau roh lain. Dalam kesenian ini harus menggunakan sesaji untuk para arwah sehingga dapat mendukung pementasan, namun efek sampi...

avatar
OSKM18_16518270_Sabrina adeline lukita
Gambar Entri
Seni Cekokan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Tengah

           Awal Mei 2018 lalu, masyarakat Cilacap berkesempatan menikmati berbagai kesenian tradisional pada Gelar Budaya Cilacap yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Cilacap. Salah satu kebudayaan Indonesia yang mengisi kegiatan tersebut adalah seni cokekan. Kesenian Jawa ini sempat menjadi favorit masyarakat Indonesia pada era tahun 1960 hingga 1970, namun mulai dilupakan oleh generasi muda Indonesia.              Pada masa lalu, seni cokekan banyak terdengar di daerah Cilacap yang merupakan daerah agraris. Suara pukulan alu, sejenis alat tumbuk tradisional, dan lesung mengiringi lagu-lagu yang dibawakan oleh sejumlah perempuan paruh baya. Beberapa lagu diantaranya adalah ‘Jaran Kepang’, ‘Kopat Kopet’, dan ‘Dawet Ayu’. Cokekan acap kali dimainkan sebagai seruan untuk berangkat ke sawah, ketika masa panen ataupun seusai panen, dan seruan berkumpul untuk meme...

avatar
Oskm18_16718383_Jovanka
Gambar Entri
Tedhak Siten : Upacara di Tahap Awal Kehidupan
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Tedhak Siten atau yang bisa disebut juga pitonan merupakan upacara adat jawa yang dilakukan ketika anak baru memasuki usia tujuh bulan. Itulah mengapa penulis membuat judul di tahap awal kehidupan karena upacara ini dilakukan saat anak berumur kurang dari satu tahun meskipun ada beberapa upacara yang dilakukan juga sebelum itu. Upacara ini dilakukan dengan tujuan agar anak tumbuh menjadi seorang yang mandiri. Tedhak Siten sendiri diambil dari Bahasa jawa, ‘tedhak’ berarti turun dan ‘siten’ yang berarti tanah. Upacara ini dilakukan di bulan ketujuh dari kelahirannya. Dalam kalender jawa satu bulan terdiri dari 36 hari maka 7 bulan kalender jawa kira-kira setara dengan 8 bulan pada tahun masehi. Untuk para leluhur, upacara ini dilaksanakan untuk menghormati bumi tempat anak pertama kali berpijak atau berjalan. Selain itu upacara ini juga diiringi doa oleh orang tuanya agar anak tersebut kelak menjadi anak yang sukses. Prosesi Tedhak Siten bermula pada p...

avatar
OSKM18_16918164_Rafif
Gambar Entri
Ruwatan
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Apa itu Ruwatan? Ruwatan adalah salah satu upacara adat Jawa yang bertujuan untuk membebaskan orang dan/atau komunitas yang wilayahnya rawan marabahaya. Inti upacara ini adalah berdoa, meminta perlindungan dari Gusti Allah dari ancaman bahaya mulai dari bencana alam hingga pengampunan dosa-dosa dan kesalahan yang telah dilakukan hingga mengakibatkan bencana.   Upacara yang berasal dari ajaran budaya Jawa ini bersifat sinkretis yang sekarang diadaptasikan sesuai ajaran agama.   Apa makna dari Ruwatan? Ruwatan berarti ‘mengembalikan kepada keadaan sebelumnya’—jika keadaannya yang sekarang kurang baik, maka dikembalikan ke keadaan sebelumnya yang baik. Ruwatan bisa juga dianggap upacara adat untuk menolak bala, hingga membuang sial.   Apa sejarah dari Ruwatan? Upacara adat ini berasal dari cerita Bathara Kala, yaitu buto  (raksasa) yang doyan memakan manusia.   Sesajen Sesajen ya...

avatar
OSKM18_16818109_ Tiara
Gambar Entri
Ketemtuan upacara cowongan
Ritual Ritual
Jawa Tengah

pelaku cowongan yang harus terdiri dari wanita yang tengah dalam keadaan suci (tidak sedang haid,nifas ataupun habis bersetubuh). Pelaku upacara akan menyanyikan tembang-tembang tertentu yang sesungguhnya itu adalah do’a-do’a/mantra. Cowongan hanya dilakukan pada musim kemarau yang sangat panjang . biasanya ritual ini dilaksanakan mulai pada akhir massa kapat (hitungan dalam kalender jawa) atau sekitar bulan september. Pelaksanaanya setiap pada malam jum’at dimulai pada malam jum’at kliwon. Dalam tradisi masyarakat banyumas, cowongan dilakukan pada itungan ganjil misalnya, 1 kali,3 kali,5 kali, atau 7 kali. Apabila ketika dilaksanakan cowongan satu kali belum turun hujan maka dilaksanakan  kali. Begitu pula jika pada ke 3 kali tak lagi turu hujan maka dilaksanakan 5 kali demikian seterusnya hingga turun hujan.             Ritual cowongan dimulai dengan mempersiapkan siwur/irus, kemudian irus yang disiapkan ditancapka...

avatar
OSKM_16018267_Hatta Rais Adiwidya
Gambar Entri
Telur Asin dan Brebes, Sesuatu yang Tidak Dapat Dipisahkan
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

Telur asin dan Kabupaten Brebes adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Siapa yang tidak tahu bahwa Telur asin adalah makanan khas dari Brebes? Hampir semua orang pasti tahu bahwa Telur asin layaknya "DNA" dari Kabupaten yang berasal dari Jawa Tengah tersebut, yaitu sesuatu yang sudah menjadi identitas. Terkenalnya Telur asin tidak terlepas dari peran warga Brebes itu sendiri. Masyarakat Brebes selalu berusaha melestarikan kebudayaan yang berbentuk makanan tersebut. Selain dijadikan makanan oleh masyarakat Brebes, mereka juga banyak yang mendirikan industri Telur asin untuk dijual sebagai oleh-oleh khas Brebes. Oleh karena itu, masyarakat yang berasal dari luar kota banyak yang mengetahui bahwa telur asin berasal dari Brebes. Telur asin, sesuai namanya adalah telur yang telah melewati proses pengasinan. Adapun telur yang digunakan sebagai Telur asin adalah telur bebek. Untuk mengetahui tentang Telur asin ini lebih lanjut, penulis mencoba menanyakan beberapa hal kepada temanny...

avatar
OSKM18_19818041_Swega Nahal Mahendra