|
|
|
|
Tedhak Siten : Upacara di Tahap Awal Kehidupan Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16918164_Rafif . |
Tedhak Siten atau yang bisa disebut juga pitonan merupakan upacara adat jawa yang dilakukan ketika anak baru memasuki usia tujuh bulan. Itulah mengapa penulis membuat judul di tahap awal kehidupan karena upacara ini dilakukan saat anak berumur kurang dari satu tahun meskipun ada beberapa upacara yang dilakukan juga sebelum itu. Upacara ini dilakukan dengan tujuan agar anak tumbuh menjadi seorang yang mandiri.
Tedhak Siten sendiri diambil dari Bahasa jawa, ‘tedhak’ berarti turun dan ‘siten’ yang berarti tanah. Upacara ini dilakukan di bulan ketujuh dari kelahirannya. Dalam kalender jawa satu bulan terdiri dari 36 hari maka 7 bulan kalender jawa kira-kira setara dengan 8 bulan pada tahun masehi. Untuk para leluhur, upacara ini dilaksanakan untuk menghormati bumi tempat anak pertama kali berpijak atau berjalan. Selain itu upacara ini juga diiringi doa oleh orang tuanya agar anak tersebut kelak menjadi anak yang sukses.
Prosesi Tedhak Siten bermula pada pagi hari dengan beberapa makanan tradisional jawa yang juga disebut ‘jadah/tetel’ tujuh warna. Makanan ini terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa muda dan ditumbuk hingga bercampur menjadi satu dan bias diiris, lalu diberi pewarna merah, putih, hitam, biru, jingga, dan ungu. Jadah ini menjadi symbol kehidupan bagi anak, sedangkan warna yang ada pada makanan tersebut menggambarkan jalan kehidupan yang harus dilewati oleh anak pada nantinya. Penyusunan jadah ini dimulai dari warna hitam sampai ke putih. Hal tersebut merupakan symbol bahwa masalah berat nantinya aka nada jalan keluar/titik terang.
Tumpeng juga menjadi makanan tradisional lain yang tersedia pada upacara tedhak siten. Tumpeng tersebut dilengkapi dengan lauk pelengkapnya dan ayam utuh. Tumpeng disediakan sebagai symbol permohonan orang tua agar si bayi kelak menjadi anak yang berguna bagi lingkungan sekitarnya. Sayur kacang panjang melambangkan umur yang panjang. Sayur kangkung melambangkan kesejahteraan. Kecambah melambangkan kesuburan dan ayam melambangkan kemandirian.
Setelah acara di atas selesai, maka prosesi selanjutnya adalah menapakkan kaki bayi di atas jadah 7 warna. Setelah itu prosesi naik tangga. Tangga tradisional tersebut dibuat dari tebu jenis ‘arjuna’ dengan dihiasi kertas warna-warni. Ritual ini dilaksanakan sebagi symbol harapan agar bayi memiliki sifat kesatria Arjuna, salah satu tokoh pewayangan yang dikenal tangguh. Dalam Bahasa Jawa ‘tebu’ merupakan kependekan dari ‘antebing kalbu’ yang bermakna kemantaban hati.
Setelah prosesi tersebut, dilaksanakn prosesi dimana bayi dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang telah dihiasi kertas warna-warni. Prosesi ini dilakukan sebagai symbol pada nantinya anak akan dihadapkan pada berbagai macam jenis pekerjaan. Lalu setelah bayi keluar dari kurungan bayi diberikan barang untuk dipilih seperti cincin, alat tulis, kapas, cermin, buku, dan pensil. Barang yang akan dipiluh bayi akan menunjukkan gambaran hobi dan masa depan bayi. Selanjutnya, ibu dari si bayi akan menebarkan beras kuning yang dicampur dengan uang logam untuk diperebutkan oleh anak-anak yang diundang, ritual ini ditujukan agar anak memiliki sifat yang dermawan
Prosesi upacara ini diakhiri dengan memandikan bayi dengan air bunga setaman lalu dipakaikan baju baru. Baju baru yang disediakan pun berjumlah 7 baju yang pada akhirnya baju ke-7 yang akan dipakai bayi. Prosesi ini melambangkan pengharapan bayi agar selalu sehat, membawa nama baik untuk keluarga, dan berguna bagi orang-orang sekitarnya.
Tulisan ini penulis ambil dari beberapa situs serta wawancara sederhana dengan orang tua penulis. Semoga tulisan ini bermanfaat
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |