Tradisi Malam Selikuran merupakan salah satu wajah Islam Nusantara yang mewarisi semangat akulturasi Islam-Jawa versi Wali Songo dalam berdakwah. Selepas salat tarawih, ratusan prajurit Kasunan Surakarta berbaris membawa pedang, tombak, dan panah di depan Kori Kamandungan memimpin Kirab Malam Selikuran. Mereka berjalan menuju Masjid Agung Kauman, diikuti para punggawa keraton dan abdi dalem yang memikul 1.000 nasi tumpeng dan membawa 1.000 lampu ting (lentera). Sebagian abdi dalem berbaris sambil menabuh gamelan, sementara lainnya menyanyikan tembang Macapat Dandhangula , yang diambil dari Serat Wulangreh karya Sunan Pakubuwono IV yang bertutur tentang Al-Qur’an sebagai sumber ajaran sejati serta rahasia malam seribu bulan. Tidak seperti tahun sebelumnya, kirab tumpeng sewu dan lampu ting tidak berakhir di Masjid Agung, melainkan berlanjut menuju Kebonraja Taman Sriwedari yang berjarak sekitar tiga kilometer. Tahun ini, kirab dikembalikan mengikuti kebiasaan Sun...
Coke’an termasuk seni tradisional adalah milik bangsa Indonesia yang harus di kembangkan dan dilestarikan khususnya seni-seni tradisional yang ada di Kabupaten Jombang. MGMP Seni Budaya Kabupaten Jombang menjelaskan bahwa Ki Anom Suroto adalah salah satu seniman Indonesia yang mempopulerkan Coke’an. Ki Anom Suroto adalah dalang kondang dari Surakarta yang banyak berjasa dalam melestarikan kebudayaan Jawa. Beliau adalah legenda hidup yang banyak memberi pengaruh terhadap kaderisasi seniman muda Indonesia. Diceritakan bahwa pada jaman dahulu raja-raja di Jawa mengundang para seniman untuk menghibur para keluarga raja. Seniman-seniman itu juga diundang dalam acaraacara keluarga terutama di dalam keraton. Pertunjukan musik tradisional dimainkan oleh kerabat keraton dengan memainkan peralatan yang sederhana yang terdiri dari kendang, siter dan gong. Para penabuh alat musik itu dibantu oleh beberapa orang waranggono untuk melantunkan sastra-sastra jawa dengan diiringi pera...
Mayu Desa adalah persembahan alam yang sederhana untuk memastikan hubungan yang harmonis antara manusia dan lingkungannya. Ini adalah ungkapan iman dan rasa terima kasih yang tak tergoyahkan oleh orang-orang Tengger, yang diadakan setiap lima tahun sekali di desa-desa di dataran tinggi. Gunung Bromo di Jawa Timur dan padang pasirnya sudah menjadi tujuan yang terkenal di dunia. Bekas kaldera dengan berbagai pegunungan di pusatnya menawarkan pemandangan yang megah ke pengunjung. Tapi kali ini saya mengunjungi tempat tidak hanya untuk bernapas dalam panorama. Setiap lima tahun sekali menurut kalender Tengger, masyarakat setempat merayakan Mayu Desa. Orang Tengger, yang diyakini sebagai satu-satunya komunitas Hindu asli di Jawa modern, melakukan beberapa upacara sakral yang mengasyikkan sepanjang tahun. Tapi Mayu Desa mengambil sebuah tempat khusus karena melambangkan prinsip dasar gaya hidup orang Tengger, yang menandakan kelemahan manusia di hadapan Ibu Alam. Mengenakan kostum...
TRADISI ngateraken (mengantar) tidak hanya diperuntukkan bagi warga Pulau Bawean yang hendak menjalankan rukun Islam kelima, yakni haji. Di pulau tersebut, tradisi itu juga dilakukan untuk mengantar warga yang hendak "berlayar" ke Jawa.Sampai saat ini, budaya tersebut masih berlaku, terutama kepada warga Bawean yang kali pertama hendak meninggalkan pulau tersebut. Bedanya dengan tradisi terdahulu adalah sarana pengantarnya. Dulu, kata Mustain, warga Desa Kumalasa, Sangkapura, masyarakat yang hendak pergi ke Pulau Jawa diantar secara berombongan dengan jalan kaki alias long march sampai di perbatasan desa. "Tapi, sekarang kami menggunakan mobil dan motor dan mengantar sampai dermaga," ujarnya. Tradisi turun-temurun yang guyup itu mungkin sangat langka. Namun, di Pulau Putri -sebutan lain Pulau Bawean- tradisi tersebut masih lestari. (yad/c8/ruk) Sumber: http://www.bawean.net/2010/07/tradisi-ngateraken-perantau.html
Bahan-bahan 2 peres gelas mejikom ketan 2 gelas mejikom air 1/3 gelas mejikom gula sejumput garam Langkah Cuci ketan smpe bersih disebuah wadah, masukkan air, gula n garam aduk2 smpe rata lalu kukus d panci listrik atau gunakan mejikom. Jgn lupa d aduk ketannya agar matang merata. Setelah matang siapkan loyang alasi plastik makanan ratakan lalu diamkan smpai dingin. Potong2 dan sajikan. Ada lagi ketan coklat pke gula merah setau saya 2 ini...
Salah satu makanan khas Kota Madiun adalah Kripik Tempe. Makanan ini sudah di buat turun menurun sejak puluhan tahun lalu. Dan siapa sangka makanan tradisional ini masih ada hingga sekarang, produsennya pun sudah menyaber ke berbagai daerah dan cita rasanya pun sudah beraneka ragam disesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini. Kripik Tempe dapat kita dapatkan di berbagai toko oleh-oleh di Madiun ataupun di luar kota Madiun. Salah satu Industi Kripik Tempe yang saya rekomendasikan adalah Industri Kripik Tempe KD. Meskipun masih home industri kecil namun cita rasa dan kerenyahan Kripik Tempe tersebut digemari oleh banyak orang. Kripik Tempe tersebut sudah melalang buana ke berbagai kota untuk oleh-oleh. Untuk menjaga kualitas jika kita ingin memesan dalam jumlah banyak kita harus memesan terlebih dahulu karena home industri tersebut tidak ingin menyetok terlalu banyak di rumah. Jika Anda tertarik Anda dapat datang ke Jl. Wonoasri no. 31A Kota Madiun atau menggubungi no tlf 03...
Bahan-bahan Bahan petis kangkung : 1 unting kangkung 1 bgks petis udang 1 bh jeruk limau Bawang putih, cabe, garam, gula merah Bahan Telur dadar : 2 bh telur Daun bawang Wortel/sayuran lain (kali ini sy skip, pake bahan seadanya) Garam, penyedap Bahan Tahu walik : 5 bh tahu berkulit coklat 2 sdm terigu 2 sdm tapioka Daun bawang...
Upacara Kebo-Keboan Di Banyu Wangi Setiap tahun masyarakat Banyuwangi berupaya keras mempertahankan kemurnian dan kesakralan kebudayaan mereka yang bernama upacara adat Kebo-Keboan Di Banyu Wangi. Munculnya ritual kebo-keboan berawal terjadinya musibah pagebluk. Ketika itu semua warga diserang penyakit dan tanaman diserang hama. Banyak warga kelaparan dan mati akibat penyakit misterius. Seorang sesepuh, bernama Mbah Karti mendapat wangsit dari semedinya di bukit untuk menggelar ritual kebo-keboan dan mengagungkan Dewi Sri. Keajaiban muncul ketika warga menggelar ritual kebo-keboan. Warga yang sakit mendadak sembuh. Hama yang menyerang tanaman padi sirna. Sejak itu, ritual kebo-keboan dilestarikan. Mereka takut terkena musibah jika tidak melaksanakannya. https://www.silontong.com/2018/11/12/upacara-adat-jawa-timur/
Seperti halny a tari Glipang, Tarian Gembu/Gambuh menggambarkan prajurit yang berlatih perang dengan berbekal senjata keris dan perisai kecil. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu agung dan para raja di daerah Sumenep , Madura . Dahulu tarian Gembu/Gambu lebih dikenal dengan Tari keris, dalam catatan Serat Pararaton tari Gambu disebut dengan Tari Silat Sudukan Dhuwung, yang diciptakan oleh Arya Wiraraja dan diajarkan pada para pengikut Raden Wijaya kala mengungsi di keraton Sumenep. Tarian tersebut pernah ditampilkan di keraton Daha oleh para pengikut Raden Wijaya pada perayaan Wuku Galungan yang dilaksanakan oleh Raja Jayakatong dalam suatu acara pasasraman di Manguntur Keraton Daha yang selalu dilaksanakan setiap akhir tahun pada Wuku Galungan. Para pengikut Raden Wijaya antara lain Lembusora, Ranggalawe dan Nambi diadu dengan para Senopati Daha yakni Kebo Mundarang, Mahesa Rubuh dan Pangelet,...