Nayuh merupakan pesta adat Lampung pesisir yang dilaksanakan secara besar-besaran. Banyak rangkaian prosesi yang harus dijalani oleh “Maju” dan “Bunnting”. Maju merupakan sebutan untuk pengantin perempuan sedangkan bunnting merupakan sebutan untuk pengantin pria. Prosesi ngarak maju diawali dengan mengarak kedua pengantin dari gedong dalom menuju rumah sesepuh adat setempat. Gedong dalom sendiri merupakan rumah mempelai pria yang akan melaksanakan nayuh. Kebetulan mempelai pria merupakan keturunan saibatin atau pimpinan tertinggi di kebandaran setempat. Sesampainya di rumah sesepuh adat setempat, mempelai langsung berganti pakaian adat Lampung Pesisir. Begitu pun para Panakauan akan berganti pakaian juga. Panakauan merupakan muli dan bebai yang masih memiliki garis keturunan saibatin. Merekalah akan ikut dalam prosesi ngarak maju. Selepas berganti pakaian mereka langsung diarak menuju gedung dalom. Ciri yang paling menonjol yakni maju dan panakauan meng...
Sesuai dengan namanya, Nuwou Sesat digunakan sebagai balai pertemuan adat antar penyimbang (tetua masing-masing marga) pada saat mengadakan pepung adat atau musyawarah. Oleh karena itu, Nuwou Sesat juga disebut Sesat Balai Agung. Bagian-bagian yang terdapat pada bangunan ini adalah ijan geladak (tangga masuk yang dilengkapi dengan atap). Sedangkan Atap itu disebut Rurung Agung. Kemudian anjungan atau serambi, biasa digunakan untuk pertemuan kecil. Pusiban atau ruang tempat musyawarah resmi. Ruang tetabuhan tempat menyimpan alat musik tradisional, dan ruang gajah merem (tempat istirahat bagi para tetua). Pada sisi depan bangunan ini terdapat ukiran ornamen bermotif perahu. Hal lain yang khas di bangunan ini adalah hiasan payung-payung besar berwarna putih, kuning, dan merah pada bagian atapnya. Payung-payung tersebut merupakan lambang dari tingkat tetua adat bagi masyarakat tradisional Lampung. Secara fisik Nowou Sesat berbentuk rumah panggung bertiang. Sebagian besar materialnya ter...
Pepadun diambil dari kata “Cakak Pepadun” yang berarti kursi kebesaran tempat kedudukan kepala adat waktu upacara adat. Sedangkan Cakak pepadun sendiri merupakan upacara pengangkatan derajat seseorang ke derajat yang lebih tinggi. Berbeda dengan Saibatin, adat pepadun lebih terbuka terhadap masyarakat di luar suku Lampung. Karena mereka menilai derajat seseorang dinilai dari kemampuan secara ekonomi dan intelektual, serta diakui oleh umum. Jadi tidak berdasarkan keturunan seperti adat Saibatin. Dalam hal ini, masyarakat yang ingin mengambil gelar “Suttan”, wajib melakukan upacara Begawi Cakak Pepadun agar diakui oleh masyarakat sebagai pembuktian kemampuannya. Namun tetap harus melalui persetujuan Punyimbang, Pembuat keputusan adat. Berikut adalah tahapan Begawi Cakak Pepadun Tahapan-tahapan Begawi Cakak Pepadun diantaranya adalah: 1. Mempersiapkan perlengkapan Cakak Pepadun seperti: · S...
PERNIKAHANA ADAT LAMPUNG PEPADUN LAMPUNG dikenal dengan sebutan “Sai Bumi Khua Jukhai”, secara Bahasa artinya Satu Bumi Dua Cabang. Sedangkan berdasarkan Makna yaitu “Sai Bumi (satu Bumi)” bermakna suku bangsa yang mendiami satu wilayah yang berasal dari keturunan yang sama, dan “Khua Jukhai (Dua Cabang)” bermakna dua jenis adat istiadat yang dikenal di masyarakat. Dari semboyan diatas kita mengenal dua adat istiadat yang ada di masyarakat Lampung yaitu Sai Batin dan Pepadun. “Sai Batin” berarti Satu Penguasa (Raja) sedangkan “Pepadun” berarti Tempat Duduk Penobatan Penguasa. Dalam tata cara masyarakat Lampung Pepadun, pernikahan bisa di lakukan dalam dua cara yaitu cara pernikahan biasa (yang berlaku secara umum) atau pernikahan semanda yaitu pihak laki-laki tidak membayar uang jujur tetapi suami & anak-anaknya kelak akan menjadi anggota keluarga garis istri. Dengan demikian ketika ayah si istri meninggal,...
Hukum Adat Cepalo semula disebut Cepalo Dua Belas. Hukum Adat Cepalo ini berisi larangan-larangan dengan sangsi-sangsi bagi setiap pelanggaran, serta hukuman mati. Cepalo Dua Belas ini diwujudkan dalam bentuk Kain Tabir (Lassai) sapu tangan dan taplak dengan cara menyambungkan satu dengan lain, terdiri bermacam-macam warna : Isi Cepalo Dua Belas sebagai berikut : Dilarang melihat isteri dan anak gadis orang lain dengan pandangan mencurigakan. Dilarang berbicara yang kotor, menghasut, memfitnah orang lain. Dilarang duduk lebih tinggi tempatnya dari pada orang yang lebih tua Dilarang terbuka kemaluannya ditempat orang ramai. Dilaran tidur tengkurap di gardu kampung pada waktu siang hari, sedangkan para ibu dan gadis lewat di situ. Dilarang memulkul perut sendiri di dekat wanita yang sedang hamil. Dilarang naik ruma orang lain dari pintu belakang. Dilarang seorang tamu masuk ruang tanmu atau tengah rumah tanpa izin tuan rumah....
Bledukan merupakan salah satu permainan tradisional yang terdapat di Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung. Pada masa lalu, bledukan terbuat dari bambu dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah, Bledukan biasa digunakan masyarakat Lampung Utara ketika sedang manjau pada saat upacara adat atau begawi . Pada saat ada kunjungan besan sewaktu lamaran ataupun pernikahan selalu ditandai dengan bunyi bledukan kemudian diikuti dengan alunan musik kolintang. Pada saat ini, permainan biasa dilakukan secara beramai-ramai baik oleh anak laki-laki, anak perempuan maupun orang dewasa. Bentuk dari bledukan seperti senapan dengan panjang sekitar 120 -150 cm dan memiliki 2 pegangan yang berukuran sekitar 30-50 cm. Bledukan terbuat dari kaleng-kaleng bekas makanan dan botol-botol bekas minuman yang disambung satu per satu kemudian dibalut oleh kain dan direkatkan oleh karet. Pada masa...
Bahan-bahan 4 porsi secukupnya keong (kuol) santan cair (aq pake kara dikasih air 1 gelas) secukupnya bawang bombai secukupnya batang daun kucai 6 biji cabe hijau (biar gk pedas jdi bisa di makan anak) minat Langkah 15 menit Bersihkan keong (kuol) ya Iris bawang bombai, dan batang daun kucai serta cabai hijau di belah 2 Masuk kan keong (kuol),bawang, cabai, batang bawang kucai dan santan menjadi 1 masak dengan api kecil Tunggu sampai matang dan masakan siap di sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/873990-sayur-santan-keong-kuol-lampung-nya-%F0%9F%98%80%F0%9F%98%81
Upacara Ngebabali merupakan salah satu upacara tradisional yang berasal dari Lampung. Upacara ini bertujuan untuk melindungi hutan pada masyarakat Lampung Barat. Ngebabali dilaksanakan saat membuka sawah atau perladangan baru disaat membersihkan lahan untuk ditanami atau pada saat mendirikan rumah dan kediaman yang baru atau juga untuk membersihkan tempat angker yang mempunyai aura gaib jahat. sumber : https://www.sumber.com/jalan-jalan-kuliner/lampung/budaya-lampung/sumber/upacara-ngebabali.html
"Tolooong! tolooong! Aminah hilang....Aminah hilang!" Masyarakat Tulang Bawang digegerkan oleh teriakan sepasang suami istri yang kalut dan berlari kesana kemari. "Tenang, Pak, Bu. Ceritakan apa yang terjadi," Pak Kepala Kampung menghampiri dan mencoba menenangkan mereka. Kedua orangtua itu pun bercerita bahwa Aminah, anak perempuan mereka satu-satunya hilang di sungai Tulang Bawang. Ada yang melihat dia didorong oleh seekor buaya. "Tolonglah, Pak, selamatkan anak kami. Hu.. hu.. hu," Ibu Aminah memohon sambil terisak. Dengan sigap, Pak Kepala kampung langsung membagi kelompok dan menginstruksikan agar para pemuda dan lelaki yang masih gagah berpencar untuk mencari Aminah. Tentu saja mereka bersedia, apalagi ini bukan kejadian yang pertama kali. Sudah banyak korban yang hilang di sungai Tulang bawang dan tak ada yang pernah ditemukan. Di manakah Aminah? Kita lihat tempat yang lain. Tampak sesosok tubuh tergolek lunglai di sebuah gua. Ya, dia lah Aminah. "Ah, dimana aku? Umi? Buya?"...