1
670 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Lebah Bergantung (Lebah Bergayut)
Ornamen Ornamen
Riau

              Di adat melayu terdapat motif-motif unik yang sering dipakai masyarakat melayu dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk motif dari banyaknya motif di budaya melayu itu ialah motif "Lebah Bergantung". Jika kalian pernah jalan-jalan ke Riau, pasti pernah melihat motif "Lebah Bergantung" ini baik dari hiasan atap bangunan sampai hiasan dekoratif di kain songket yang juga merupakan salah satu aspek kebudayaan melayu Riau. Contohnya seperti ini.                   Motif ini bukan hanya sekedar motif yang sembarangan dibuat begitu saja melainkan motif ini memiliki artinya sendiri.  Motif Lebah Bergantung ini mencerminkan tentang rumah lebah madu yang biasanya menggantung di dahan pohon. Hal ini mengingat bumi Melayu Riau dahulunya sangat kaya akan pepohonan besar yang kebanyakan dari mereka dijadikan tempat menggantungkan r...

avatar
OSKM_16718145_Prama #OSKMITB2018
Gambar Entri
Makna Makan Sirih
Tarian Tarian
Riau

Tari Makan Sirih atau juga disebut juga dengan Tari Persembahan merupakan salah satu tari khas Riau. Tari ini diciptakan pada tahun 1957 berdasarkan hasil musyarawah. Tari ini bertujuan sebagai persembahan bagi tamu. Tari ini diciptakan oleh para seniman-seniman dari Riau. Dalam tari ini, salah satu penari Tari Makan Sirih membawa sebuah kotak yang berisi sirih. Sirih tersebut kemudian diberikan kepada para tamu. Tamu yang pertama mengambil sirih dianggap sebagi tamu terhormat yang kemudian diikuti oleh tamu yang lainnya. Tak jarang pula tarian ini disebut dengan Tari Sekapur Sirih. Dalam budaya Riau, sirih merupakan suatu media pengikat pergaulan.  Melalui tarian ini, masyarkat Riau telah menunjukkan kesadaran akan hubungan manusia yang satu dengan yang lain. Kesadaran sosial itulah yang mampu menumbuhkan rasa hormat pada sesama. Tari Makan Sirih ini juga berfungsi untuk menghibur para tamu.    #OSKMITB2018

avatar
OSKM18_16718100_larosa Larosa
Gambar Entri
Riau dan pedang jenawi
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Riau

pedang jenawi... mungkin kita jarang mendengar nama tersebut, selama ini kita hanya familiar dengan nama keris, mandau, dan lain-lain. pedang jenawi sendiri merupakan senjata tradisional khas riau. awalnya senjata ini diduga berasal dari jepang dikarenakan bentuknya yang mirip seperti katana. akan tetapi, setelah para ahli merundingkan ambigu pedang jenawi, mereka berpendapat bahwa pedang ini hasil akulturasi budaya jepang kuno dan melayu. konon panglima perang melayu kerapkali menggunakan pedang tersebut saat berperang, terutama berperang jarak dekat sebab pedang ini berukuran 1 meter. pedang jenawi juga biasa digunakan untuk melindungi diri. biasanya digunakan untuk melawan binatang buas karena faktor geografi. selain untuk melawan binatang buas, senjata ini digunakan untuk melawan suku-suku lain.

avatar
Steven_ig
Gambar Entri
Sejarah Bakar Tongkang
Ritual Ritual
Riau

Ritual Bakar Tongkang atau singkatnya dalam Bahasa Hokkien dikenal sebagai Go Gek Cap Lak (Tanggal 16 bulan 5) adalah sebuah ritual tahunan masyarakat di Bagansiapiapi yang telah terkenal di mancanegara. Bakar Tongkang menjadi tradisi sejak ratusan tahun lalu dan salah satu wisata andalan Bumi Lancang Kuning. Di Riau, festival tahunan ini menjadi salah satu destinasi andalan dan masuk 10 besar agenda wisata Kementerian Pariwisata. Ritual ini sudah berlangsung selama 134 tahun silam. Seperti namanya, rangkaian dalam ritual ini berupa kegiatan membakar kapal yang disebut tongkang. Bakar tongkang berasal dari negara Cina. Ritual ini diawali karena adanya tuntutan kualitas hidup yang lebih baik di Negara Cina. Etnis Tionghoa dari Provinsi Fujian di Cina memulai perantauan menuju lautan dengan sebuah kapal kayu yang sederhana. Di saat mereka dalam keadaan bimbang mereka meminta pertolongan kepada dewa Kie Ong Ya untuk memandu mereka menuju suatu daratan. Suatu malam,...

avatar
OSKM_16218027_Jayson Wilbert
Gambar Entri
oskm18_16518414_steven.ignacia
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Riau

pedang jenawi... mungkin kita jarang mendengar nama tersebut, selama ini kita hanya familiar dengan nama keris, mandau, dan lain-lain. pedang jenawi sendiri merupakan senjata tradisional khas riau. awalnya senjata ini diduga berasal dari jepang dikarenakan bentuknya yang mirip seperti katana. akan tetapi, setelah para ahli merundingkan ambigu pedang jenawi, mereka berpendapat bahwa pedang ini hasil akulturasi budaya jepang kuno dan melayu. konon panglima perang melayu kerapkali menggunakan pedang tersebut saat berperang, terutama berperang jarak dekat sebab pedang ini berukuran 1 meter. pedang jenawi juga biasa digunakan untuk melindungi diri. biasanya digunakan untuk melawan binatang buas karena faktor geografi. selain untuk melawan binatang buas, senjata ini digunakan untuk melawan suku-suku lain. #OSKMITB2018

avatar
Steven_ig
Gambar Entri
Sedapnya Gulai Siput
Makanan Minuman Makanan Minuman
Riau

Tanjung Pinang dulunya merupakan ibu kota provinsi Riau. Namun, dengan seiring berjalannya waktu, ibu kota Riau diganti menjadi pekanbaru. Sekarang, Tanjung Pinang merupakan pusat pengolahan atau sumber bahan baku. Buktinya, Pada tahun 2001, sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam membangun perekonomian Kota Tanjungpinang yaitu sebesar 35,54% kemudian diikuti oleh sektor industri pengolahan 15,37%, sektor bangunan 13,29%, sektor jasa-jasa 12,51%, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 10,82%. Sedangkan sektor lainnya meliputi sektor listrik, gas, dan air bersih, keuangan, pertanian, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 12,47%.  Tanjung Pinang terkenal dengan berbagai macam makanan yang menggunakan bahan-bahan yang tidak biasanya digunakan dalam masakan sehari-hari. Contohnya seperti; bambu (muda) dan siput. Siput seringkali diolah menjadi makanan gulai, yang dikenal dengan gulai siput. Meskipun banyak orang yang t...

avatar
OSKM18_19718169_Syifa
Gambar Entri
Istana Kerajaan Rokan
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Riau

            Istana Rokan terletak sekitar 159 kilometer dari Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau dan sekitar 69 Kilometer dari Pasir Pengaraian, Ibu kota Kabupaten Rohul, dan hanya 33 kilometer dari Kota Ujung Batu. Istana Rokan terletak tepatnya di Negeri atau Luhak Rokan IV Koto, kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Istana ini di sebut juga dengan nama istana berukir naga karena hampir di setiap bagian sisi dari istana ini terdapat kayu yang berukiran gambar naga.             Diperkirakan, kerajaan Rokan sudah berdiri sejak abad ke 18, usai runtuhnya kerajaan Rokan Tua. Kini, Istana Rokan IV koto satu-satunya istana kerajaan yang tersisa di kabupaten Rohul. Kerajaan Rokan IV koto terletak berdampingan dengan Kerajaan Kunto Darussalam yang sama-sama terletak di kawasan Rokan Kiri. Sementara tiga kerajaan lainnya terletak di kawasan Rokan kanan, yakni kerajaan Tambusai, kerajaan Ra...

avatar
OSKM_16718038_Hanif Muhammad Dhiya Ulhaq
Gambar Entri
Mengenal Bubur Khas Riau "Kuih Qasidah"
Makanan Minuman Makanan Minuman
Riau

Mengenal Bubur Khas Riau “Kuih Qasidah”               Kuih Qasidah merupakan masakan khas melayu yang sering ditemui saat ke Provinsi Riau. Kuih ini seringkali dihidangkan saat lebaran atau bulan puasa. Ciri utama yang melekat dari kuih ini adalah rasanya yang manis dan sedikit berminyak serta bertekstur kenyal. Dalam penyajiannya kuih ini diberi taburan bawang goreng di atasnya.                 Dalam pembuatan Kuih Qasidah ini dibutuhkan tenaga yang ekstra dan waktu yang relative lama. Hal ini dikarenakan dalam pengadukannya, kuih ini akan sangat kenyal dan lengket sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memadukan adonannya. Kita tidak boleh terlalu lama membiarkan kuih ini di atas api tanpa mengaduknya karena kuih ini akan gosong dan teksturnya akan berubah. Butuh kesabaran yang ekstra dan kesungguhan untuk memb...

avatar
Oskm18_16518220_debi
Gambar Entri
Hari Raya Enam Kab. Kampar
Ritual Ritual
Riau

Hari Raya Enam atau biasa disebut Aghi Ghayo Onam adalah tradisi masyarakat Kabupaten Kampar di Provinsi Riau yang masih diturun-temurunkan sampai saat ini. Peringatan ini dirayakan sehari setelah Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal), dan dinamakan ‘enam’ karena dilaksanakan selama 6 hari berturut-turut, yaitu dari tanggal 2 Syawal – 7 Syawal. Selama periode tersebut, masyarakat Kampar berpuasa sunnah kembali walaupun sudah melakukannya selama 1 bulan penuh di bulan Ramadhan. Namun esensi dari tradisi ini bukan sekadar berpuasa, tetapi mereka juga berziarah secara berkelompok ke setiap desa atau dusun terdekat, dimana jumlahnya bisa mencapai ratusan orang. Aghi Ghayo Onam atau juga dapat disebut Aghi Ghayo Zorah (Hari Raya Ziarah) menganggap tradisi beramai-ramai ke kuburan ini tidak hanya untuk mendoakan sanak saudara yang telah di alam kubur, namun ini juga sebuah ajang silaturahmi bagi warga Kampar setempat. Masyarakat yang merantau dan jarang bertemu seti...

avatar
OSKM18_19718117_Palita Rana Putinagari