Demung adalah alat musik tradisional sekaligus menjadi salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Dalam sebuah set gamelan, umumnya terdapat dua buah demung yang versi nadanya berbeda ( slendro dan pelog ). Demung mempunyai wilahan yang lebih tipis dibandingkan dengan saron, namun ukurannya sangat nampak lebih lebar sehingga nada yang didengar-pun lebih rendah. Alat memukul demung biasanya terbuat dari kayu yang dibentuk seperti palu atau alat pemukul yang mempunyau ukuran lebih besar dan lebih berat dibandingkan alat pemukul Saron. Demung digunakan dengan cara ditabuh. Teknik menabuhnyapun tak asal, ada yang menabuhnya biasa sesuai dengan aturan nadanya, atau ditabuh dengan cara bergantian antara demung yang pertama dengan yang kedua yang nantinya bisa menghasilkan nada yang bervariasi dan seakan saling menjawab. Polanya pun memiliki aturan sendiri. Pada Gendhing Gangsaran contohnya yang menggambarkan s...
Peking adalah alat musik tradisional Yogyakarta. Gamelan Jawa yang sejenis dengan Saron. Alat musik ini sering disebut dengan “Saron Penerun”. Peking memiliki oktaf tinggal dengan nada suara yang paling tinggi. Di daerah Jawa Tengah, Peking terkenal dengan nama Saron Panacah, Slukat, Penitil, Cente, Tetelile. Ala musik ini berbentuk bilahan dengan 6-7 bilah yang di taruh pada bingkai kayu yang di gunakan sebagai resonatornya. Peking memiliki ukuran yang paling kecil jika dibandingkan dengan Demung atau Saron. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-yogyakarta/#forward Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-yogyakarta/#forward
Salah satu kesenian khas dari daerah Jambon, Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, DIY ini, dikenal dengan nama Panjidor atau Panjidur. Kesenian komunal yang memadukan musik dan tari. Kesenian ini ditarikan oleh para penari laki-laki berkostum laiknya prajurit atau tentara militer sehingga terlihat unik dan khas. Dengan diiringi rampak tetabuhan musik hadrah yang bernuansa Islami. Alunannya terdengar lirih, namun terkadang juga bisa cepat dan keras beriringan mengikuti tabuhan rebana bersama jidor, dan stambul yang saling berganti. Diantara vokal, mirip paduan suara dari para pemusik yang bersarung dan berpeci yang juga terdiri para lelaki. Diantara belasan prajurit-penari yang berseragam militer ini. Ada dua tokoh utama dalam kesenian ini, mereka adalah Umarmaya dan Umarmadi. Kedua tokoh yang diambil dari Babad Menak itu menjadi lakon atau aktor utamanya. Yang membedakan, ujud sosok Umarmadi selalu ditampilkan sebagai tokoh lelaki berperut buncit yang sel...
Wayang kulit Cina - Jawa atau yang lebih dikenal dengan sebutan Wayang Thithi mulai dikenal di Yogyakarta pada tahun 1925 hingga sekitar tahun 1967. Istilah thithi sendiri didapat dari suara alat musik yang terbuat dari kayu berlubang yang biasa mengiringi setiap pertunjukan wayang kulit China yang jika dipukul akan mengeluarkan suara thek…thek…thek.. Suatu bunyi yang terdengar di telinga orang Jawa sebagai thi… thi… thi… Untuk lakon sendiri, berbeda dengan wayang kulit Jawa yang selalu mengangkat lakon dari dua epos terkenal yakni Ramayana dan Mahabarata maka untuk wayang thithi ini lakon atau cerita yang dimainkan adalah mitos dan legenda negeri Tiongkok seperti San Pek Eng Tay, Sam Kok, Thig Jing Nga Ha Ping She, dan sebagainya. Dan karena wayang thithi merupakan sebuah kesenian budaya hasil akulturasi dari kebudayaan China dan Jawa maka tokoh-tokoh yang terdapat dalam lakon wayng thithi inipun perpaduan dari dua kebudayaan...
KI AGENG MANGIR WANABAYA masih keturunan dari raja-raja Majapahit. KI AGENG MANGIR WANABAYA adalah cucu dari Prabu Brawijaya V. KI AGENG MANGIR WANABAYA adalah penguasa daerah Mangir (kini di Kabupaten Bantul, Yogyakarta). Menurut cerita, pangeran yang bernama asli RADEN WANABAYA ini tewas di tangan mertuanya sendiri. Jenazahnya kemudian dikebumikan di Keraton Kotagede, Yogyakarta. Yang aneh, setengah jasadnya dimakamkan di dalam keraton dan setengah yang lainnya di luar keraton. Setelah era Kerajaan Majapahit kemudian Kesultanan Demak dan Kesultanan Pajang berakhir, muncullah Kerajaan Islam Mataram di tanah Jawa yang menjadi penerus garis keturunan dari Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini dipimpin oleh Panembahan Senopati alias DANANG SUTAWIJAYA , putra Ki Ageng Pemanahan. Panembahan Senopati memiliki seorang putri yang cantik bernama SEKAR PEMBAYUN . Pemerintahan Panembahan Senopati dibantu oleh patihnya, K...
Ketika Kraton Yogya menguasai tanah Mataram sekitar tahun 1755 Masehi, pasukan atau bregada tempur dibentuk untuk berperang mengangkat senjata. Tetapi pada pemerintahan Sultan Hamengkubuwono III, prajurit tersebut dibubarkan oleh tentara Inggris. Baru mulai tahun '70-an, Bregada kembali dipergunakan untuk menjaga kraton serta muncul di upacara peringatan Jawa seperti Grebeg Mulud, dan kini masih bertahan sebagai simbol budaya. Setiap pasukan atau bregada dipimpin oleh perwira berpangkat Kapten . Kecuali bregada Bugis dan Surakarsa yang dipimpin oleh seorang Wedana . Keseluruhan perwira dalam semua bregada dipimpin oleh seorang Pandhega , kecuali Bregada Wirabraja dan Bregada Mantrijero yang langsung di bawah Kommandhan . Prajurit Keraton Yogyakarta dapat dibagi ke dalam tiga kelompok. Prajurit yang dimiliki Kepatihan , yaitu Bregada Bugis . Prajuri...
Keroncong merupakan sebuah ansambel tradisional yang terdiri dari berbagai macam alat musik. Sebuah ansambel dapat disebut Keroncong apabila memiliki dua alat musik tradisional yang mendasar yakni ukulele Cuk dan ukulele Cak . Alat musik tambahan yang biasa digunakan dalam ansambel Keroncong adalah Cello dan Double Bass (Bass Betot). Instrumen lainnya dapat ditambahkan sesuai kebutuhan aransemen. Kedua instrumen tradisional ini, ukulele Cak dan Cuk , memiliki spesifikasi yang berbeda dengan spesifikasi ukulele pada umumnya. Kedua alat musik ini Ukulele Cuk merupakan ukulele dengan tiga senar. Senar pertama dan ketiga menggunakan senar nilon gitar klasik, sedangkan senar kedua menggunakan senar raket tenis. Mengejutkan bukan? Senar raket tenis dapat dipakai sebagai senar untuk alat musik tradisional. Tuning untuk ketiga senar ini dimulai dari senar ketiga (atas) adalah sebagai berikut...
Pengertian dan Sejarah Kuda Sembrani Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul termasuk desa yang paling selatan di D.I. Yogyakarta. Jarak dari pusat Kota Yogyakarta yaitu 20 km. Sebagai kecamatan yang cukup maju di daerah Kabupaten Bantul, akses transportasi mudah dijangkau. Kemudahan transportasi mendorong meningkatnya mobilitas sosial. Komposisi penduduk mayoritas orang Jawa asli. Sehingga, mereka masih menjaga warisan-warisan dari leluhur atau nenek moyang. Warisan tersebut berupa pusaka peninggalan yang diwariskan turun temurun. Semua yang diwariskan dijaga dengan baik sesuai tuntunan nenek moyang terdahulu. Kuda Sembrani adalah salah satu warisan nenek moyang yang diturunkan dari nenek moyang sejak berabad-abad lalu. Kuda Sembrani ini dijaga dan dirawat oleh Simbah Sayat. Ada dua macam Kuda Sembrani yang dirawat yaitu kuda betina yang berwarna merah dan kuda jantan yang berwarna hitam. Kuda Sembrani terbuat dari lulang atau kulit kuda asli dengan kara...
Tari Klana Alus merupakan salah satu judul dari tari klasik gaya Yogyakarta. Tarian ini merupakan tarian putra tunggal yang menceritakan seorang raja yang sedang jatuh cinta atau dalam pencarian kekasihnya. Karakter putra yang halus merupakan ciri tarian ini, bukan berarti menunjukan karakter yang lemah melainkan menunjukan karakter yang berwibawa dan tampan. Tari Klana Alus diciptakan oleh KRT. Sasminta Mardawa dan oleh KRT. Condro Radono, adapun tarian ini terbagi menjadi 3 judul dimana musik yang mengiringi dan tokoh yang digambarkan berbeda. Klana Alus Cangklek Klana Alus Cangklek merupakan penggambaran raja yang bernama Prabu Dasalengkara yang ingin menikahi Dewi Siti Sendari. Gending yang mengiringi berjudul Ladrang Cangklek laras slendro Klana Alus Sumyar Klana Alus Sumyar bercerita tentang wanita yang menyamar sebagai laki-laki, yaitu Dewi Arimbi yang menyamar menjadi Prabu Sri Suwela untuk mencari keberadaan Bima. Tari Klana Alus ini mengambil beberapa gerak...