Fermentasi daging, seperti bentuk fermentasi lainnya, adalah kebiasaan yang sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Dimulai di masa purba, ketika manusia menemukan cara untuk menyimpan daging hasil buruan mereka agar bisa tahan lama dan dapat digunakan di kemudian hari. Metode yang paling lazim digunakan adalah dengan menggunakan garam yang mengurangi kelembaban dan membuat bakteri tidak dapat berkembang biak. Di kawasan Asia Tenggara, Vietnam terkenal dengan daging fermentasinya yang dikenal dengan nama nem chua , sedangkan di Negeri Thai ada yang disebut naem . Di Indonesia sendiri ada urutan , sosis hasil fermentasi yang terkenal dari Bali. Namun mungkin belum banyak yang mengenal produk fermentasi daging dari Kalimantan Tengah dan Selatan. Wadi adalah istilah dalam bahasa Maanyan, suku yang mendiami wilayah Kalimantan Tengah dan Selatan, akan tetapi suku-suku lain di kedua provinsi tersebut telah mengadopsi jenis makanan ini juga. Unsur utama untuk membuat wadi adalah...
“Hi hi hi!” Suara tawa nenek sihir terdengar menyeramkan. Nenek buruk rupa itu baru saja turun seorang diri dari bukit batu tempatnya balampah. Bukit batu itu berbentuk aneh, batu-batunya seperti disusun dengan rapi. Mendengar suara tawa yang menyeramkan itu, Puteri Intan ketakutan. Jantungnya berdetak kencang. Sambil berjalan mundur, ia mengelus dada. Tak berani ia mengarahkan pandangan ke arah nenek sihir. “Gadis cantik, siapa namamu? Kenapa kamu ada di tengah hutan ini?” tanya si nenek sihir. Dengan ujung tongkat, ia mengangkat dagu Puteri Intan agar dapat melihat wajahnya. “Aku Puteri Intan. Ayahandaku, Raja Kalang, telah mengusirku dari istana,” jawab Puteri Intan dengan suara bergetar. “Emmm, kebetulan sekali aku bertemu dengan gadis yang terbuang. Aku akan menyihirmu menjadi seekor binatang dengan ilmu yang baru kuperoleh, hi hi hi!” tawa nenek sihir. “Ampun, Nek! Jangan sihir aku!...
Alkisah, di sebuah desa tinggallah seorang janda dan dua anak laki-lakinya. Oleh penduduk desa, sang ibu dipanggil Indu Palui, sebab anaknya yang sulung bernama Palui. Setiap hari Indu Palui bekerja di kebun sayur yang terletak di pekarangan belakang rumahnya sambil momong anak bungsunya. Berkat tangan dinginnya, tanaman di kebun itu tumbuh subur sehingga ada saja sayuran yang bisa dijual di pasar. Indu Palui sangat menyayangi kedua anaknya, terutama Palui. Akibatnya, Palui tumbuh menjadi anak yang pemalas. Suatu hari, Indu Palui sedang berada di kebunnya untuk menyiangi rumput liar yang tumbuh di antara tanaman sayurnya. Tiba-tiba ia menemukan dua ekor sangkalap montak, yaitu belalang yang berukuran sangat besar dan biasa dimakan sebagai pengganti daging. Indu Palui sangat senang karena belalang itu bisa dimasak untuk dijadikan makan siang mereka bertiga. Bergegas dibawanya kedua belalang itu ke dapur rumah dan mengurungnya dalam sangkar kayu kecil...
Perkataan Manyipet dalam bahasa Dayak Ngaju jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia berarti menyumpit. Dari nama tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan utama permainan ini adalah menyumpit, yakni suatu kepandaian membidikkan anak sumpitan (damek) ke suatu sasaran dengan menggunakan sebuah sumpitan. Permainan menyumpit sebagai suatu permainan guna melatih keterampilan biasanya dilakukan pada waktu siang hari. Latar Belakang sosial budaya Sumpitan adalah alat berburu dan alat perang yang dipunyai oleh orang dayak dari masa ke masa. Dalam lambang daerah kalimantan tengah juga disisipkan gambar sebuah sumpitan. Karna kedudukan yang penting dari sumpitan dalam kehidupan orang-orang dayak zaman dulu. Mandau, tameng, dan sumpitan merupakan seperangkat peralatan perang yang selalu dibawa para pendekar dayak kemanapun mereka pergi. Sumpitan merupakan senjata yang paling ditakuti lawan karna mempunyai kemampuan serang jarak jauh, yaitu bebrapa puluh meter dan d...
Gasing Pantau merupakan satu diantara jenis gasing tradisional khas Provinsi Kalimantan Tengah, Dalam budaya masyarakat Dayak Kalteng tradisi memainkan gasing ini dikenal dengan istilah "Bagasing". Gasing Pantau adalah gasing yang dimainkan sedemikian rupa agar dapat berputar dalam waktu yang cukup lama. Ciri khas Gasing Pantau yang membedakannya dengan jenis gasing tradisional khas Kalteng lainnya yakni Gasing Balanga adalah Gasing Pantau mampu mengeluarkan bunyi. Perpaduan antara lamanya perputaran gasing pada suatu poros dengan dinamika nada yang dikeluarkan oleh Gasing Pantau inilah yang membuat jenis gasing ini cukup menarik dan sering diperlombakan pada berbagai festival seni dan budaya Suku Dayak. Gasing Pantau yang mampu berputar lebih lama dan mengeluarkan bunyi yang nyaring biasanya akan keluar sebagai pemenang. Pada zaman dahulu, sebelum Gasing Pantau dikenal sebagai salah satu perlombaan yang sering dipertunjukan pada berbagai festival kebudayaan Dayak, Gasing...
Upacara "Pakanan Sahur Lewu" Suku Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng) merupakan satu dari lima macam upacara ritual besar khas Suku Dayak Kalteng. "Pakanan" berarti memberikan persembahan berupa sesajen kepada para leluhur atau orang-orang suci. "Sahur" diartikan sebagai leluhur atau dewa yang dipercaya menjaga kehidupan manusia, memberikan kesehatan, keselamatan, perdamaian, berkah dan anugerah bagi yang percaya kepada-Nya. "Lewu" sendiri dalam bahasa Indonesia adalah berarti kampung atau desa tempat bermukimnya suatu penduduk pada sebuah wilayah. Dengan demikian, Pakanan Sahur Lewu Dayak berarti memberikan sesajen kepada para leluhur atau para dewa yang melindungi warga desa atau kampung sebagai tanda terimakasih atas berkat dunia. Lewat ritual Pakanan Sahur Lewu Dayak ini diharapkan masyarakat luas dapat hidup tentram, rukun dan damai serta mendapatkan rejeki berlimpah dalam mengarungi hidup. Upacara ritual yang disebut Pakanan Sahur Lewu bagi Suku Dayak ini bi...
Danau Malawen adalah sebuah danau yang terletak di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Indonesia. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat setempat, danau yang di tepiannya terdapat beragam jenis anggrek ini dahulu merupakan sebuah aliran sungai yang di dalamnya hidup berbagai jenis ikan. Namun karena terjadi peristiwa yang mengerikan, sungai itu berubah menjadi danau. Peristiwa apakah yang menyebabkan sungai itu berubah menjadi danau? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Asal Mula Danau Malawen berikut ini. * * * Alkisah, di tepi sebuah hutan di daerah Kalimantan Tengah, Indonesia, hidup sepasang suami-istri miskin. Meskipun hidup serba pas-pasan, mereka senantiasa saling menyayangi dan mencintai. Sudah sepuluh tahun mereka berumah tangga, namun belum juga dikaruniai seorang anak. Sepasang suami-istri tersebut sangat merindukan kehadiran seorang buah hati belaian jiwa untuk melengkapi keluarga mereka. Untuk itu, hampir setiap mal...
Alat musik kecapi yang satu ini memiliki bentuk yang unik yaitu seperti burung enggang, hewan sakral bagi masyarakat Dayak. Inilah kecapi Kalimantan Tengah, alat musik petik berdawai dua jenis lut yang biasa digunakan dimainkan saat menyambut tamu kehormatan. Kecapi Kalimantan Tengah terbuat dari kayu ringan yang berasal dari pohon hanjalulung. Dawai atau senar kecapi ini menggunakan bahan dari kawat maupun benang nilon. Dahulu, dawai-dawai untuk kecapi ini dibuat menggunakan rotan atau kulit kayu karena lebih tahan lama, kuat, dan memiliki suara yang khas. Selain dimainkan untuk menyambut tamu kehormatan, kecapi juga biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian seperti tari perang, dan nyanyian-nyanyian tradisional khas Kalimantan Tengah. Kecapi juga biasa dimainkan masyarakat di sana saat santai. Sambil mengisi waktu senggang, orang-orang di Kalimantan biasanya bermain alat musik yang sekilas mirip gitar ini. Belakangan, kecapi juga dikolaborasikan dengan al...
Ayu amah ayu umbu coba ngarenge lengan pesen ku pesen sabujur melang ketuhu aku mampesen nampe panalu pesen here ga kawan nakia ada una kangakan atei balang bebas ada natetei amun nabakat ta'u nampatei bagi kaon kawan nakia ada bangah welum sa hura-hura apa lagi sangkutan narkoba welum sehat deke bahaya ingat pesen itak ti kakah takam welum ada hampe lengah belenglah awe leon panyusah ada bapikir bangat gagabah Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/06/lirik-lagu-daerah-kalimantan-tengah.html