Perkataan Manyipet dalam bahasa Dayak Ngaju jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia berarti menyumpit. Dari nama tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan utama permainan ini adalah menyumpit, yakni suatu kepandaian membidikkan anak sumpitan (damek) ke suatu sasaran dengan menggunakan sebuah sumpitan. Permainan menyumpit sebagai suatu permainan guna melatih keterampilan biasanya dilakukan pada waktu siang hari.
Latar Belakang sosial budaya
Sumpitan adalah alat berburu dan alat perang yang dipunyai oleh orang dayak dari masa ke masa. Dalam lambang daerah kalimantan tengah juga disisipkan gambar sebuah sumpitan. Karna kedudukan yang penting dari sumpitan dalam kehidupan orang-orang dayak zaman dulu. Mandau, tameng, dan sumpitan merupakan seperangkat peralatan perang yang selalu dibawa para pendekar dayak kemanapun mereka pergi.
Sumpitan merupakan senjata yang paling ditakuti lawan karna mempunyai kemampuan serang jarak jauh, yaitu bebrapa puluh meter dan dapat dilancarkan tanpa mengeluarkan bunyi. Jadi serangan sumpitan merupakan serangan jarak jauh yang tak berbunyi.
Senjata sumpitan juga mempunyai racun yang disebut ipu pada ujung anak sumpitan yang disebut damek. Kadar racun ipu amat tinggi dan mampu membunuh dalam tempo beberapa detik atau beberapa menit saja.
Latar Belakang sejarah perkembangan
Yang melatarbelakangi perkembangan dan pertumbuhan permainan menyumpit ini adalah tuntutan kehidupan sehari-hari baik untuk kepentingan berburu atau berperang, dan kepandaian menyumpit ini harus ditempa hingga tercapai suatu tingkat keterampilan yang dapat diandalkan.
Setelah orang dayak mengenal senjata api, sumpitan mulai terdesak. Orang mulai beralih ke senjata api. Sumpitan kemudian digunakan hanya untuk berburu burung atau binatang kecil lainnya. Kemudian sumpitan jarang diperoleh dan sumpitan menjadi barang antik. Sejalan dengan itu, anak-anak mengembangkan jenis sumpitan baru, yaitu yang dibuat dari buluh yang bernama tamiang. Buluh ini hanya mempunyi garis tengah hanya bebrapa centi meter dan mempunyai ruas yang anjang serta buku yang tipis.
Karna sumpitan berubah bentuk, anak sumpitan juga berubah bentuk. Kini anak sumpitan dibuat dari tanah liat yang lembek dibentuk berupa bola-bola kecil. Sasaran pun berubah yakni binatang kecil yang terdapat di pantai sungai-sungai besar yang dangkal.
Deskripsi permainan
Permainan menyumpit ini biasanya dapat dilakukan sendirian dan dapat dilakukan bersama-sama dalam bentuk pertandingan. Dan jika dimainkan dengan pertandingan maka jumlah peserta tergantung kepada jumlah peminatnya. Pemain biasanya laki-laki berusia antara 9-15 tahun. Kalau pertandingan dengan sumpitan biasanya pesertanya laki-laki dewasa
Peralatan/perlengkapan permainan
Peralatan pokok permainan ini adalah sebuah sumpitan serta beberapa buah anak sumpitan. Lapangan bermain tidak menuntut pengadaan secara khusus karna alam terbuka merupakan lapangan bermain yang telah tersedia.
Cara permaianan
a) Setiap haruslah mempunyai sebuah sumpitan. Sumpitan ini biasanya terbuat dari kayu besia (tabalien/ulin) yang merupakan sebuah silinder yang berlubang di tengahnya sehingga menjadi sebuah pipa. Panjang kira-kira 2 meter. Pada ujung sumpitan terdapat mata tombak. Manfaat mata tombak ini sebagai alat berburu binatang. Anak sumpitan hanya dibuat dari bambu yang diraut halus dan salah satunya diruncingkan. Pada ujung lainya dipasang kertas yang membentuk kerucut.
b) Setelah masing-masing memegang pemain lalu bersama-sama mencari sasaran yang dianggap baik. Dalam hal ini sasaran yang sengaja disiapkan seperti pada perlombaan memanah tidak ada. Jarak antara penyumpit dan sasaran juga tidak terdapat ketentuan pasti/baku. Jarak tergantung pada tingkat kemahiran para pemain atau penyumpit. Semakin mahir maka jarak sasaran akan semakin kecil dan jauh.
Kadang-kadang sasaran menyumpit tidak sama, msalnya kalau para pemain sepakat untuk menyumpit burung, maka mereka pergi ke tempat yang banyak burung berkumpul, lalu disitu membagi giliran, seorang penyumpit lalu giliran penyumpit berikutnya. Kadang mereka juga bersepakat untuk menyumpit satu ekor burung, dan yang berhasil menjatuhkan maka dia yang jadi pemenangnya.
Pada anak-anak dengan sumpitan dengan bulu tamiang, sasaran mereka adalah binatang melata amphibia yang disebut tempakul. Anak sumpitannya dari tanah liat. Penentuan juara sama seperti di atas.
c) Permainan ini bukanlah permainan yang rumit, pentahapannya hanya dua, yaitu tahap persiapan dan pertandingan.
d) Sebegitu jauh belum diketahui konsekuensi menang-kalah, karna permaianan ini hanya lebih banyak bersifat memperagakan keterampilan. Jadi hanya sebutan juara atau jago itulah yang menjadi kebanggaan setiap pemenang.
sumber: http://choirulfuadi.blogspot.co.id/2015/10/permainan-tradisional-khas-kalteng.html
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.