Bandrek merupakan minuman yang sering diincar bagi teman-teman yang ingin menikmati kehangatan di malam hari bagi beberapa orang di Kota Medan. Salah satu bandrek yang paling sering dikunjungi di Kota Medan adalah Bandrek Sorbat yang lokasinya berada di Jalan Gatot Subroto (Sebelum Plaza Medan Fair). Bandrek merupakan sejenis minuman yang dimasak dengan bahan kaya rempah seperti jahe, serai, kayu manis, buah pala, dan lain sebagainya. Kata Sorbat sendiri merupakan bahasa Pakistan yang artinya bandrek. Owner Bandrek Sorbat (biasa dipanggil Umar), merupakan generasi kedua dari Bandrek Sorbat yang pada awalnya berjualan di kaki lima Plaza Medan Fair dengan menggunakan sepeda ontel tahun 1986. Bisnis Bandrek ini dimulai oleh Bapak Salim (ayah dari bang Umar), yang tetap gigih berjualan hingga tahun 1992. Perjalanan kisah Bandrek Sorbat ini bisa dibilang mengesankan, kata bang Umar, sejak tahun 1997 mereka mengganti sepeda ontel dengan becak barang, lalu tahun 2005 upgrade ke Becak Motor...
Tunggal Panaluan adalah salah satu tongkat sakti yang dimiliki oleh orang Batak. Munculnya tongkat ini disebabkan karena sepasang kembar lakilaki dan perempuan; Si Aji Donda Hatahutan dan Si Boru Sopak Panaluan, dan beberapa orang lainnya melakat kepada pohon keramat. Cerita selengkapnya ada pada lampiran berikut. https://www.youtube.com/playlist?list=PLZSvrAl-BcaOaljXzxJl5putWTmhJg9ed
MERAMAL KARAKTER MANUSIA MENURUT PARMESA NA SAMPULU DUA (VERSI ZODIAK BATAK) TRANSLITERASI: MESA hambing ma inon ale datu. (Kambing) MARSOBA saba saba ma i (kupu-kupu) NITUNA goea ma inon. (cacing tanah) HARAHATA tohuk ma inon (Kodok besar) SINGA babiat ma inon ale datu (harimau) HANIA lali ma i ale amang datu nami (Elang) TULA (Tola?) hayu ma inon (Pohon) MENA bulan hurung denghe (Ikan) MORTIHA batu. (Batu) DANO ayok. (air) MAHARA sigurampang (kepiting) MARHUMBA hajo ma inon. (Guci) Zodiak merupakan astrologi yang digunakan untuk meramalkan nasib dan kepribadian seseorang. Zodiak dengan nama rasi bintang ini berasal dari tradisi Yunani. Nah, Leluhur orang Batak juga memiliki kearifan untuk meramalkan krakter seseorang dengan membaca ramalan "Parmesa Na Sampulu Dua". Zodiak dalam tradisi peramalan Batak disebut dengan PARMESA NA-12, adalah 12 rasi bintang dalam bahasa Sansekerta yang biasa dituliskan para datu pada Pustaha-nya. Zod...
Raja Silahisabungan memiliki dua istri. Istri pertama bernama Pinggan Matio boru Padang Batangari dan bermukim di Silalahi Nabolak, sedangkan istri kedua bernama Milingling boru Mangarerak. Dari boru Pinggan Matio, Raja Silahisabungan memiliki tujuh putra dan satu putri, sementara dari boru Milingling, Raja Silahisabungan memiliki seorang putra. Total anak keturunan dari Raja Silahisabungan yakni delapan putra dan satu putri. Anak-anak dari istri pertama : Haloho (Loho Raja) Tungkir (Tungkir Raja) Rumasondi (Sondi Raja) Dabutar (Butar Raja) Dabariba (Bariba Raja) Debang (Debang Raja) Pintubatu (Batu Raja) Siboru Deang Namora (putri satu-satunya) Anak dari sitri kedua: Tambun (Tambun Raja) Keterangan Anak-anak dari Raja Silahisabungan: Haloho Raja (Loho Raja) menikah dengan boru tulangnya Rumbani boru Padang Batangari dan bermukim di Silalahi Nabolak. Keturunannya sebagian bermigrasi ke Paropo, Tolping, Pangururan, Parbaba. Haloho memilik...
PANE NA BOLON adalah dewa dalam mitologi Batak sebagai penguasa dunia tengah/Banua Tonga. Pane nabolon berbentuk seekor ular naga. Karena kekuasaannya adalah dunia tempat manusia tinggal, ia juga memiliki simbol delapan arah mata angin. Cahayanya Pane Nabolon bisa kelihatan kasat mata di kejauhan langit pada malam hari. Dalam siklus tahunan dia bergerak dari arah; Timur - Selatan - Barat, dan ke Utara. Pada setiap "desa" itu (namanya desa na ualu) dia berdiam dan mendirikan kampung menetap selama kurun waktu 3 (tiga) bulan. Sejak zaman dahulu orang batak sudah mengetahui perjalanan bulan dan bintang setiap harinya. Nujumnya selalu berhubungan dan berdasarkan astrologi. Parhalaan Batak adalah cerminan Pane Na Bolon terkait hukum alam terhadap setiap manusia. Hal-hal apa yang akan terjadi, kelak seperti apa kehidupan seorang anak yang lahir, bagaimana nasib seseorang, sembuh atau tidak penyakit seseorang, dimana posisi barang hilang, serta langkah mujur atau sial kah...
Poda Sagu-Sagu Marlangan diadakan untuk mencegah pertengkaran antara keturunan Raja Silahisabungan dengan Keturunan Si Raja Tambun. Untuk menyelenggarakan Poda Sagu-Sagu Marlangan ini, Raja Silahisabungan meminta istrinya, Pinggan Matio menempa Sagu-Sagu Marlangan berbentuk manusia yang ditaruh di kedalaman ampang (bakul). Raja Silahisabungan lantas memanggil seluruh putra-putri dan istrinya mengelilingi Sagu-Sagu Marlangan tersebut, sembari menyampaikan pesan (wasiat) berikut. ***Hamu Anakku Na Ualu Ingkon masihaholongan ma hamu sama hamu ro di pomparanmu, sisada anak sisada boru na so tupa masiolian, tarlumobi pomparanmu na pitu dohot pomparan ni si Raja Tambun on. Ingkon Humolong rohamu na pitu dohot pomparanmu tu boru pomparan ni anggimu Si Raja Tambun on, suang songon i nang ho Raja Tambun dohot pomparanmu ingkon humolong roham di boru pomparan ni haham na pitu on. Tongka dohononmu na ualu na so saama saina hamu tu pudian ni ari. Tongka pungkaon bada manang salisi t...
BATU SIGADAP atau BATU PENGADILAN Batu Sigadap atau yang dikenal dengan nama Batu Pengadilan yaitu berupa dua buah batu keramat yang dipercayai mempunyai kekuatan mistik. Batu ini berbentuk memanjang dengan posisi, satu berdiri ( jongjong ) dan satu lagi tergelatak ( gadap ). Oleh penduduk Desa Silalahi, kedua batu tersebut dinamakan Batu Sijongjong dan Batu Sigadap , batu ini disebut Batu Panungkunan . Hingga sekarang batu ini masih masih ada dan dipercaya kebenarannya. Apabila kebenaran dan ketidakbenaran seseorang hendak diuji, maka dibawa-lah orang tersebut datang ke batu tersebut. Seseorang yang berani meletakkan sirih di kedua batu ini dan ingin mengetahui kebenaran dan ketidakbenarannya dalam suatu perkara, maka apabila dia benar maka dia akan selamat seperti batu yang berdiri, namun apabila dia bersalah , dia akan gadap alias mati. Sumber: http://pomparanrajasilahisabungan.blogspot.com/2012/06/nilai-nilai-prasejarah-di-silalahi.html
Aek Sipaulak Hosa merupakan salah satu tempat wisata yang akhir-akhir ini banyak dikunjungi oleh wisatawan. Dalam bahasa Batak, Aek Sipaulak Hosa memiliki arti yaitu air pengembali napas. Air pengembali napas yang dimaksud adalah bahwa setiap orang yang meminum air ini akan merasakan kelegaan dan kesejukan. Berdasarkan hasil penelitian UNESCO, kandungan mineral yang terdapat dalam Aek Sipaulak Hosa lebih tinggi dibandingkan dengan air minum kemasan yang dijual. Masyarakat setempat meyakini bahwa air ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang ada. Selain itu juga masyarakat yang memiliki permintaan tertentu diyakini akan terkabul, baik yang memiliki permintaan mengenai jodoh, rezeki, dan lainnya. Kisah Aek Sipaulak Hosa ini berawal dari Raja Silahisabungan dengan sang istri Pinggan Matio yang akan pergi ke tempat mertuanya, yaitu Raja Pakpak. Sang Raja berangkat dengan berjalan kaki bersama istrinya yang sedang mengandung. Di tengah perjalanan, istrinya merasa kehausan dan...
Ornamen Tapak Raja Sulaiman ini bisa dibilang yang paling sering dijumpai di Rumah Adat Batak Karo. Ornamen ini bermotif geometris yang membentuk segi empat dan di setiap sisinya membentuk simpul. Konon nama ornamen ini diambil dari nama seorang raja yang dianggap sakti, dihormati dan ditakuti oleh makhluk – makhluk jahat. Bahkan dahulu, Ornamen ini dipercaya sebagai pelindung dari hal-hal jahat yang ingin menyerang suatu keluarga baik itu kejahatan yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat. Selain itu, bagi masyarakat Batak Karo, Ornamen Tapak Raja Sulaiman ini juga memiliki makna kekuatan dan kekeluargaan, hingga saat ini ornamen ini kerap menghiasi rumah-ruma warga suku Batak Karo. Sumber: https://medan.tribunnews.com/2021/04/17/5-fungsi-ornamen-suku-karo-ada-yang-dipercaya-dapat-menolak-bala