 
            Legenda Tanduk Alam – Cerita Rakyat Sulawesi Tengah Tanduk Alam adalah seorang penyebar agama yang berasal dari Palembang. Dia dikenal orang yang bijaksana dan berwawasan luas. Untuk menyebarkan ajaran agama, ia berlayar sampai ke Negeri Banggai, Sulawesi Tengah Di tempat tinggalnya yang baru ini, ia bekerja sebagai ahli emas. Ia membuat bermacam- macam perhiasan emas dan salah satu pelanggannya adalah Adi Cokro, raja Banggai. Selain membuat perhiasan, Tanduk Alam juga mengajarkan agama dan memberikan nasihat kepada rakyat Banggai. Hal itulah yang membuat Baginda Adi Cokro menyukai Tanduk Alam. Menurutnya, Tanduk Alam membuat kehidupan rakyatnya menjadi Iebih balk. Suatu hari, Baginda Adi Cokro kebingungan. Putri kesayangannya hilang. Ia segera mengerahkan empat orang basalo atau pembantunya untuk mencari sang putri. Setelah melakukan pencarian selama beberapa hari, para basalo itu melaporkan bahwa putri telah diculik oleh orang-orang Tobelo. Menurut kabar, putri d...
 
                    Salah satu upacara pada usia menjelang usia baligh dewasa ini ialah upacara nokeso, yaitu upacara menggosok gigi bagian depan sampai rata, baik bagian atas maupun bagian bawah bagi seorang anak perempuan menjelang baligh (nabalego). Teknis upacara nokeso ini ditentukan oleh vati sesuai status sosial dan atau warisan yang pernah diterimanya dari orang tua atau nenek moyangnya. Bagi keturunan raja/bangsawan vati, ditentukan oleh ketua dewan adat. Tujuan Upacara Tujuan upacara ini adalah mengantar anak perempuan memasuki masa gadis ( karandaa ) agar dapat bahagia tanpa gangguan mental dan phisik, serta harapan memasuki pintu perkawinan dengan baik, panjang umur, murah rezeki, ataupun menjaga dirinya, tutur katanya serta adat istiadat leluhurnya. Sesungguhnya upacara ini adalah suatu upacara peresmian/pernyataan orang tua bahwa putrinya telah mengakhiri masa kanak-kanaknya dan memasuki alam kedewasaan. Waktu Upacara Upacara ini biasanya dilaksanakan pada masa sebelum...
 
                    Pungut artinya sanggul. Dalam bahasa Buol adalah pelepah, sejenis daun palam yang masih kuncup, apabila dibuka seperti setengah bulan (bulan sabit). Ciri-ciri sanggul : Betuk sanggul seperti bulan sabit dan terlihat dari depan Letak sanggul dibelakang simetris Rambut model harus panjang ( ± sebatas bahu) OMU : berwarna emas masih keturunan raja berwarna perak keturunan rakyat biasa Ornamen Sanggul: OMU, hiasan yang berbentuk pohon, batangnya berwarna hijau melambangkan kebesaran, pohon berarti perlindungan (teduh). Cara Membuat Sanggul: Rambut disisir yang rapi di arahkan ke belakang, dijepit pada batas hair line bawah. Buat cetakan berbentuk bulan sabit yang sudah ditutup dengan rambut. Letakkan cetakan pada batas hair line bawah. Rambut dilekuk ke atas, dibentuk menutupi cetakan. Ditutup dengan harnet. Sumber: http://slideplayer.info/slid...
 
                     
            Luwuk - Di Luwuk, Sulawesi Tengah ada ritual adat Tumpe yang menarik untuk dilihat traveler. Lebih menarik lagi, ada kisah anak ajaib nan mistis yang menyelimutinya. Ritual adat Tumpe adalah ritual adat tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat Batui dan Banggai. Tumpe adalah telur pertama dari burung Maleo. Awal mula diadakannya ritual adat Tumpe ini ternyata diselimuti nuansa mistis. Dikumpulkan detikTravel, Kamis (10/8/2017), kisah ini berawal dari perjalanan Adisoko dari tanah Jawa ke Sulawesi Tengah, dan kemudian menjadikannya sebagai Raja Pertama di Banggai. Sebutannya adalah Mumbu Doi Jawa yang artinya Tuan dari Jawa. Adisoko pun menikah dengan perempuan gaib yang memberikannya anak ajaib yaitu Abu Kasim. Saat Abu Kasim di dalam kandungan, Adisoko memutuskan untuk kembali ke tanah Jawa. Selama 10 tahun, rakyat Banggai hidup tanpa adanya kepala pemerintahan. Masyarakat pun jadi resah karena menginginkan sosok pemimpin untuk Keraton Banggai. Telur burung Maleo (Bon...
 
                     
            Pohon sagu dan palem merupakan jenis tanaman dataran rendah tropik yang banyak ditemukan tumbuh liar di kawasan hutan Dolo, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, asal usul kedua jenis pohon ini berasal dari tubuh manusia atau penjelmaan manusia. Hal ini dikisahkan dalam sebuah legenda yang hingga kini masih dipercayai kebenarannya oleh masyarakat setempat. Bagaimana manusia dapat menjelma menjadi pohon sagu dan palem? Ikuti kisahnya dalam cerita Asal Usul Pohon Sagu dan Palem berikut ini! * * * Alkisah, di daerah Donggala, Sulawesi Tengah, hidup sepasang suami-istri bersama seorang anak lelakinya. Mereka tinggal di sebuah rumah tua yang terletak di pinggir hutan Dolo. Hidup mereka sangat miskin. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka mencari buah-buahan dan hasil hutan lainnya yang tersedia di sekitar mereka. Semakin lama sang Suami pun merasa bosan hidup dengan keadaan seperti itu. Akhirnya, timbullah niatnya ingin me...
 
                     
            Alkisah Rakyat ~ Dahulu kala, jauh sebelum Belanda masuk ke Tanah Mori, Tanah Mori terdiri dari berpuluh-puluh suku bangsa atau suku kecil yang tidak mempunyai raja tertentu. Tiap-tiap suku itu mempunyai Mokole tersendiri dan tiap-tiap Mokole tidak mau takluk satu sama lain (Mokole ialah organisasi Pemerintahan dari satu suku yang dipimpin atau dikepalai oleh seorang Kepala suku yang bergelar "Mokolempalili"). Dari sekian banyak suku-suku di tanah Mori itu, ada beberapa suku yang dianggap besar pengaruhnya dan luas wilayahnya, yakni Suku Moleta bagian Mori atas, Suku Petasia dan Suku Lembo bagian Mori bawah, Suku Murungkuni, Suku Tovatu dan Suku Musimbatu. Oleh karena tidak ada raja yang mampu mempersatukan suku-suku atau Mokole-mokole itu, maka sering terjadi kekacauan dan selalu timbul peperangan antara satu Mokole dengan Mokole yang lain. Oleh sebab itu, beberapa Mokole yang besar di Tanah Mori itu mengadakan musyawarah untuk mencari dan men...
 
                     
            Manusia Menjadi Burung Pipit ~ Ada seorang naluo kapuruna (besar pantatnya) yang dijual. Kemudian ada pula seorang anak raja perempuan bernama Gigimani. Ada tunangannya seorang anak raja dari Jawa bernama Datirijawa. Anak ini menangis, dia ingin dibeli (dijadikan budak). Maka ibunya berkata; "Bagai mana kamu dibeli (dijadikan budak), sedang engkau anak raja mempunyai banyak pengasuh, bahkan ada yang khusus mengangkat kotoranmu?" Dibelinya orang yang besar pantatnya. Tujuh bulan kemudian terjadilah peristiwa yang ajaib di kampung itu. Semua orang di Kampung itu menjadi burung pipit termasuk ibu Gigimani. Bertepatan dengan peristiwa ini datang tunangan Gigimani, yaitu Datirijawa untuk menjemput tunangannya. Maka disiapkanlah segala pakaian dan perhiasannnya, semjua barang-barang serta makanan yang akan menjadi bekal dalam perjalanan nanti. Setelah segala sesuatunya siap, maka berangkatlah ia. Ditinggalkannya kampung itu sebab tidak ada gunanya lagi tinggal di sana oleh karena ti...
 
                     
            Cerita Ngolodio Luka Seluruh Badan ~ Adalah seorang laki-laki namanya To Baka Keo. Ia diasingkan, karena orang merasa jijik bersamanya dikampung itu. Semua badannya luka-luka dan berbau busuk, sehinga perlu diasingkan dan dibuatkan pondok tersendiri. Kemudian datang seekor burung yang bertengger disudut kayu rumahnya. Sementara bertengger, maka menyanyilah burung tersebut. O Ngolodio sumpitlah saya. Sumpitlah saya Ngolodio (Ngolodio adalah panggilan yang diberikan oleh burung kepada To Baka Keo). He siapa yang banyak tahi matanya, dialah yang menyumpit saya," Seru burung tadi, kemudian bernyanyi dan berlagu pula. O Ngolodio sumpitlah saya. Sumpitlah saya Ngolodio. Dengan perasaan marah Ngolodio terus menyumpit burung tersebut. Sementara Ngolodio membidik burung itu menyanyi lagi. O Ngolodio sumpitlah saya. Dalam mata saya yang di sumpit. Begitu disumpit, tepat kena matanya, sehingga jatuh ke...
 
                     
            Cerita Putri Lumbung Kapas ~ Seorang raja yang isterinya sedang hamil pergi meninggalkan isterinya menuju tujuh negeri, dengan meninggalkan pesan apabila isterinya melahirkan anak perempuan, maka anak itu harus dibunuh. Setelah tujuh negeri dikunjunginya, ia kembali ke negerinya. Setiba di rumah, langsung ditanyai isterinya, apakah ia telah melahirkan. Maka menantunyalah yang menjawab bahwa isterinya telah melahirkan. Kata raja, yang lahir anak lelaki atau perempuan. Menantunya menjawab bahwa anak itu anak perempuan dan telah dibunuh dan dikuburkan di bawah tangga rumah. Setelah itu, ayam jantan pun berkokok dengan seruan bahwa tidak benar mereka membunuh anak perempuan itu. Yang mereka bunuh hanya seekor anak kambing. Dan anak perempuan yang diberi nama Putri Lumbung Kapas itu ada di ujung kampung bersama Nenek Kubayang. Maka marahlah sang raja. Katanya, "Ambil kemari." Maka sang mertua bersama isterinya dan bibi si Putri Lumbung Kapas, pergi men...
