Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sulawesi Tengah Luwuk, Banggai
Legenda Tanduk Alam
- 18 Januari 2018

Legenda Tanduk Alam – Cerita Rakyat Sulawesi Tengah

Tanduk Alam adalah seorang penyebar agama yang berasal dari Palembang. Dia dikenal orang yang bijaksana dan berwawasan luas. Untuk menyebarkan ajaran agama, ia berlayar sampai ke Negeri Banggai, Sulawesi Tengah

Di tempat tinggalnya yang baru ini, ia bekerja sebagai ahli emas. Ia membuat bermacam- macam perhiasan emas dan salah satu pelanggannya adalah Adi Cokro, raja Banggai. Selain membuat perhiasan, Tanduk Alam juga mengajarkan agama dan memberikan nasihat kepada rakyat Banggai. Hal itulah yang membuat Baginda Adi Cokro menyukai Tanduk Alam. Menurutnya, Tanduk Alam membuat kehidupan rakyatnya menjadi Iebih balk.

Suatu hari, Baginda Adi Cokro kebingungan. Putri kesayangannya hilang. Ia segera mengerahkan empat orang basalo atau pembantunya untuk mencari sang putri. Setelah melakukan pencarian selama beberapa hari, para basalo itu melaporkan bahwa putri telah diculik oleh orang-orang Tobelo. Menurut kabar, putri disembunyikan di Pulau Sagu.

Orang-orang Tobelo melakukan itu atas perintah Raja Ternate karena ingin menguasai kerajaan Banggai.

"Pergilah ke Pulau Sagu. Selamatkan putriku," perintah Baginda Adi Cokro kepada keempat basalonya.

Dengan membawa pasukan, keempat basalo itu berlayar ke Pulau Sagu. Terjadi pertempuran hebat antara pasukan Kerajaan Banggai yang dipimpin empat orang Basalo dengan pasukan dari Kerajaan Ternate. Walaupun pasukan Kerajaan Banggai bertempur dengan gagah berani, namun pada akhir pertempuran mereka gagal membebaskan sang Putri.

Pasukan musuh yang ada di Pulau Sagu sangat besar jumlahnya. Keempat basalo dan pasukannya yang masih tersisa kembali ke negeri Banggai untuk menghadap Baginda Adi Cokro.

"Maafkan kami Baginda, jumlah mereka jauh lebih banyak," kata salah seorang basalo. Baginda Adi Cokro duduk termenung dengan wajah sedih, ia sungguh mencemaskan keselamatan putrinya

Tiba-tiba basalo lain bernama Tano Bonunungan berkata, "Bagaimana jika kita minta pendapat Tanduk Alam? Ia adalah orang yang bijaksana dan cerdas, hamba yakin ia pasti dapat membantu kita."

"Hmm, kau benar juga. Selama ini ia selalu membantu kita memecahkan masalah. Cepat kau panggil dia untuk menghadapku," perintah Baginda Adi Cokro.

Tano Bonunungan segera bergegas menuju kediaman Tanduk Alam.

"Ampun Baginda, hamba siap menerima perintah dari Baginda," kata Tanduk Alam saat menghadap Baginda Adi Cokro.

"Tolong temukan putriku, aku sangat mencemaskannya," keluh Baginda Adi Cokro. "Baiklah Baginda, hamba akan berusaha membantu. Namun sebaiknya hamba tak usah membawa pasukan, karena semakin banyak pasukan akan semakin banyak pula korban yang berjatuhan," jawab Tanduk Alam.

"Jika begitu, kami semua akan menemanimu," sahutTano Bonunungan. Baginda Adi Cokro dan Tanduk Alam setuju.

Keesokan harinya, Tanduk Alam dan keempat basalo berangkat menuju Pulau Sagu. Mereka sudah memutuskan, bahwa hanya Tanduk Alam yang akan memasuki Pulau Sagu. Keempat basalo akan berjaga-jaga di perahu jika seandainya orang-orang Tobelo memergoki Tanduk Alam. Tak terasa, perahu mereka telah tiba di pinggir Pulau Sagu.

"Tanduk Alam, apakah tidak berbahaya jika kau pergi sendiri?" tanya salah seorang basalo. "Bila Tuhan mengizinkan, aku pasti bisa menyelamatkan tuan putri," jawab Tanduk Alam.

Setelah berkata demikian, Tanduk Alam memanjatkan doa. Tiba-tiba, keajaiban terjadi. Tubuh Tanduk Alam menghilang dari perahu. Rupanya Tanduk Alam memiliki kesaktian untuk menghilang. Dengan mudahnya ia melewati orang-orang Tobelo yang menjaga rumah tempat persembunyian putri.

Tanduk Alam memasuki satu kamar. Dilihatnya, Putri sedang tidur. Dengan berbisik, ia membangunkan Putri.

"Putri, bangunlah. Aku diutus oleh Baginda untuk menyelamatkanmu."

Putri mengucek matanya tak percaya, "Bagaimana kau bisa masuk ke sini? Dan bagaimana kita bisa keluar tanpa ketahuan?" bisik sang Putri.

"Percaya saja padaku. Sekarang pejamkan mata dan peganglah tanganku," jawab Tanduk Alam.

Putri menurut saja. Ia memejamkan matanya, sambil menggenggam kedua tangan sang Putri, Tanduk Alam melayangkan doa. Sesaat kemudian, keduanya menghilang dari ruangan itu. Saat Putri membuka mata, mereka sudah berada di atas perahu. Keempat basalo itu terkejut bukan kepalang saat melihat Tanduk Alam dan Putri muncul secara tiba-tiba di samping mereka.

"Ayo Basalo, kita harus segera meninggalkan pulau ini," perintah Tanduk Alam. Keempat basalo itu dengan sigap menuruti perintah Tanduk Alam, mereka segera berlayar kembali ke Negeri Banggai.

Baginda Adi Cokro menyambut kedatangan putrinya dengan suka-cita. Sebagai ucapan terima kasih, ia menawarkan hadiah pada Tanduk Alam.

"Sebutkan saja apa yang kau mau, aku akan mengabulkannya," kata Raja.

"Hamba tidak memiliki keinginan muluk-muluk. Jika Baginda berkenan, hamba membutuhkan sebidang tanah untuk ditanami buah-buahan," jawab Tanduk Alam.

Baginda Adi Cokro terkesan dengan permintaan Tanduk Alam yang sederhana itu. Ia segera memerintahkan prajuritnya untuk membuka lahan yang akan diberikan pada Tanduk Alam.

Beberapa tahun kemudian, lahan pemberian Baginda Adi Cokro telah berubah menjadi kebun buah-buahan yang subur.

Kebun itu tidak hanya membawa manfaat bagi Tanduk Alam sendiri, tapi juga pada orang-orang di sekitarnya. Mereka yang bekerja membantu Tanduk Alam mendapat upah atas jerih payah mereka.

Tanduk Alam juga tak pelit berbagi ilmu berkebun, banyak penduduk yang kemudian sukses menanam di kebun mereka sendiri. Sambil berkebun, Tanduk Alam tetap menyebarkan agama pada penduduk di sekitarnya. Tanduk Alam hidup di negeri Banggai hingga akhir hayatnya.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Taman Lansia Ceria
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Pecel Mie
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap

avatar
Netizen
Gambar Entri
Wisma Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Rumah Indis Wisma RRI
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.

avatar
Seraphimuriel