budaya
51 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Kain Tenun Ternate
Motif Kain Motif Kain
Maluku Utara

Kain tenun ikat adalah jenis kain tua yang sudah dikenal di Indonesia sejak jaman dahulu kala. Hampir di setiap wilayah Indonesia memiliki kain tenunnya sendiri. Mulai dari wilayah Indonesia Barat hingga Timur memiliki ciri khas tersendiri pada kain tenunnya. Kain tenun biasanya memiliki harga yang tidak murah, namun sangat wajar karena proses pengerjaan yang rumit dan memakan waktu berhari-hari. Salah satu kain tenun yang unik dan memiliki karakter kuat adalah kain tenun asli Ternate. Kain Tenun Ternate memang jarang kita dengar dan kurang populer di dunia busana Indonesia. Namun demikian, kain ini adalah sesuatu yang langka dan sudah ada cukup lama di Ternate. Satu daerah di Ternate yang bernama Koloncucu adalah pusat pembuatannya dan kerajinan kain ini telah diturunkan secara turun-temurun di tempat ini. Banyak pengrajin kain tenun Ternate yang berasal dari tempat ini, dan biasanya menenun tidak hanya mereka jadikan sumber pemasukan uang tetapi sebuah hobi yang akan mengisi s...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
7_ DANAU TOLIRE, DANAU MELEGENDA DI TERNATE MALUKU UTARA
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Maluku Utara

Pulau Ternate merupakan pulau yang tidak hanya sangat kaya akan rempah-rempahnya, tetapi juga mengenai cerita rakyat dan tradisi yang diwariskan para leluhurnya secara turun-temurun. Salah satu kisah rakyat Ternate yang menjadi sebuah legenda dan selalu dikenang sampai saat ini adalah cerita mengenai asal-usul terjadinya Danau Tolire. Nuansa mistis bercampur dengan rasa haru mewarnai kisah klasik rakyat di Ternate ini. Uniknya lagi, lokasi yang menjadi bagian dari cerita ini masih bisa disaksikan sampai saat ini. Alkisah ada seorang ayah yang berhubungan intim dengan putri kandungnya sampai-sampai sang putri tersebut mengandung. Padahal, konon katanya sang ayah merupakan seorang pemimpin desa yang berada tepat di kaki Gunung Gamalama, serta cukup dihormati oleh masyarakatnya. Setelah kejadian tersebut diketahui oleh para penduduk desa, sang ayah dan si putrinya itu pun mendapatkan hukuman sosial dengan cara diusir dari desa. Dalam kondisi perasaaan sangat malu, sang ayah dan si...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Tari Lelehe
Tarian Tarian
Maluku Utara

Tari Lelehe adalah tarian tradisional yang berasal dari kebudayaan masyarakat suku Tobelo. Tarian ini umumnya dibawakan oleh seorang penari pria dan wanita, dimana para penari tersebut bisa orang dewasa maupun anak-anak. Para penari Tari Lelehe umumnya akan memakai 2 alat yang berbahan dasar dari bambu dan berukuran 2 sampai 3 meter sebagai perlengkapan tarian. Dalam perkembangannya tarian ini biasanya dipertunjukan diacara-acara adat, malam perkawinan, dan di acara festival budaya. Sumber: https://www.kamerabudaya.com/2017/12/inilah-8-tarian-tradisional-dari-maluku-utara-dan-penjelasannya.html

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Tari Dengedenge
Tarian Tarian
Maluku Utara

Tari Dengedenge merupakan tarian pergaulan yang berasal dari Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Tarian ini umumnya dibawakan oleh sekelompok para penari pria dan wanita. Dalam pertunjukannya, para penari tersebut akan diiringi oleh nyanyiannyanyian yang berupa syair pantun dan mempunyai makna cinta dan harapan dimasa depan, dimana nyayian-nyanyian tersebut dibawakan dengan cara saling berbalas-balasan. Bahkan tidak jarang pula Tari Dengedenge ini diakhiri dengan sebuah kesepakatan untuk menikah diantara si penari wanita dan pria. Nyanyian pengiring ini biasanya dibawakan dengan cara saling berbalas-balasan. Sumber: https://www.kamerabudaya.com/2017/12/inilah-8-tarian-tradisional-dari-maluku-utara-dan-penjelasannya.html

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Tari Gumatere
Tarian Tarian
Maluku Utara

Tari Gumatre merupakan tarian tradisional rakyat Morotai yang dimaksudkan untuk meminta petunjuk terhadap suatu persoalan maupun fenomena alam yang sedang terjadi. Tarian tradisional ini biasanya akan dibawakan oleh sekitar 30 orang penari pria dan wanita, dimana penari pria memakai tombak dan pedang sebagai propertinya, sedangkan untuk penari wanita memakai lenso. Yang unik pada tarian ini yaitu salah seorang penari akan memakai kain berwarna hitam, nyiru, serta lilin untuk ritual meminta petunjuk atas suatu kejadian Sumber: https://www.kamerabudaya.com/2017/12/inilah-8-tarian-tradisional-dari-maluku-utara-dan-penjelasannya.html

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Sasadu
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Maluku Utara

Sasadu merupakan sebuah rumah sederhana dibentuk dari bahan kayu dan anyaman daun sagu. Sekilas mirip pendopo khas Jawa tetapi jelasnya ini adalah rumah adat peninggalan leluhur suku Sahu di Pulau Halmahera, Maluku Utara. Rumah adat ini menjadi tempat warganya berkumpul, bersantap, dan berbagi nilai-nilai leluhur dan kearifan lokal yang terus dipegang teguh melekat dalam kesehariannya. Rumah adat ini b ermakna kestabilan dan kerendahan hati. Pembangunan rumah adat ini tanpa menggunakan paku tetapi sepenuhnya berbahankan alam dan kearifan lokal.  Tanpa paku logam, tali ijuk tak terputus. B angunannya didominasi batang pohon sagu sebagai tiang dan kolom serta daun sagu sebagai pelapis atap. Pohon sagu sendiri mudah didapat di Halmahera dan menjadi makanan pokok. Selain itu, pohon sagu juga dilambangkan sebagai pohon kesejahteraan. Rumah adat ini memiliki enam pintu untuk jalan masuk dan keluar, meskipun setiap sisinya tidak berdinding. Dua pintu untuk jalan masuk keluar...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Benteng Kastela
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Maluku Utara

Hampir di seluruh tempat bersejarah di Ternate, Provinsi Maluku Utara, mempunyai kaitan erat dengan para penjajah, kesultanan ternate, dan juga masyarakat lokal. Seperti halnya dengan benteng bernama Kastela ini. Sesuai dengan namanya, Benteng ini terletak di kelurahan Kastela, Kecamatan Pulau Ternate. Lokasi dari benteng ini berada tepat ditengah-tengah pemukiman dan bentuknya pun sudah tidak utuh lagi. Di masa lalu, Benteng Kastela ini sebenarnya mempunyai kisah yang sangat luar biasa. Meskipun Benteng ini hanya mempunyai lahan seluas 2.724 meter persegi dan saat ini hanya tersisa tidak lebih dari setengahnya, tetapi di lokasi ini pernah terjadi peristiwa yang menjadi salah satu tonggak bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan masyarakat Ternate. Kebanggaan tersebut terekam di dalam sejumlah dokumen serta bukti nyata dalam keberadaan Benteng Kastela. Benteng yang dibangun dengan beberapa tahap dan dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun ini pada awalnya bernama "Nostra Senho...

avatar
Fennec_fox
Gambar Entri
Sicoho
Ritual Ritual
Maluku Utara

Sicoho atau Kawin Tangkap merupakan salah satu bentuk pernikahan adat Maluku. Bentuk perkawinan ini sebenarnya hampir sama dengan Wosa Suba hanya saja kawin tangkap bisa saja terjadi di luar rumah, misalnya di tempat gelap dan sepi, berduaan serta berbuat diluar batas norma susila. Dalam kasus seperti ini, keluarga pihak gadis menurut adat tidak dibenarkan melakukan tindak kekerasan atau penganiyaan terhadap si pemuda walaupun dalam keadaan tertangkap basah. Maka untuk menjaga nama baik anak gadis dan keluarganya terpaksalah mereka dikawinkan juga menurut hukum adat secara islam yang berlaku pada masyarakat Ternate. Perkawinan bentuk ini dianggap sah menurut adat apabila si pemuda atau pihak keluarga laki-laki terlebih dahulu meminta maaf atas perbuatan anaknya terhadap keluarga si gadis dan membayar denda (Bobango) kepada keluarga si gadis. Bentuk perkawinan ini masih sering ditemui di Ternate.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Kofu’u
Ritual Ritual
Maluku Utara

Bentuk perkawinan ini terjadi apabila telah terlebih dahulu terjadi kesepakatan antara orang tua atau kerabat dekat dari masing-masing kedua belah pihak untuk mengawinkan kedua anak mereka. Bentuk perkawinan dijodohkan ini tidak terlalu jauh berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia, hanya saja perbedaan yang paling prinsipil adalah; Kalau di Ternate, terjadi antara anak-anak yang bapaknya bersaudara dekat/jauh atau ibunya bersaudara dekat/jauh. Kebanyakan bentuk perkawinan ini tidak disetujui oleh anak muda jaman sekarang sehingga jalan yang mereka tempuh adalah bentuk “ Masibiri ” atau Kawin Lari. Bentuk perkawinan Kofu’u ini sudah jarang terjadi dalam masyarakat Ternate.

avatar
Arum Tunjung