Ini merupakan salah satu tradisi yang biasa dilakukan di acara pernikahan yang berasal dari Sumatera Selatan. Biasa disebut “Ngarak” berasal dari bahasa daerah Empat Lawang, Palembang. Jika anda menghadiri pernikahan dari pengantin yg salah satu atau keduanya berasal dari Sumatra Selatan, maka tidak heran jika anda akan melihat arak-arakan awal-awal prosesi pernikahan. Arak-arakan biasa dilakukan sebelum pengantin naik ke pelaminan. Jadi dari mobil/pintu depan gedung pernikahan menuju ke pelaminan pengantin pria dan wanita akan di arak oleh beberapa anak muda yg menari diiringi lagu marawis Bahasa Palembang. Mereka juga akan diiringi oleh keluarga dibelakang yang membawa mas kawin dan berbagai hadiah pernikahan lainnya. Arak-arakan ini juga bisa dilakukan untuk sunatan anak laki-laki. Tradisi ini be...
            PEDE Kepayang ( Pangium edule ) adalah tumbuhan liar yang menghasilkan bahan bumbu sejumlah masakan nusantara. Biji kepayang mengandung asam sianida dan bila dimakan dalam jumlah tertentu akan menyebabkan mabuk. Di Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan, kepayang diolah menjadi masakan tradisional yang disebut “ Pede”. Cara membuat masakan “ Pede” : 1. Pilih buah kepayang yang sudah jatuh sendiri dari pohon (umumnya sudah matang , bewarna kehitaman). Keluarkan buah kepayang dari batoknya lalu dicuci bersih dengan air mengalir ± 1 jam sambil dibolak balik ( di desa masyarakat memanfaatkan aliaran air di sungai). Lalu buah kepayang di campur dengan air garam secukupnya. 2. Bahan kepayang ini dapat diolah dengan ditambah ikan (ikan sepat atau ikan seluang). Ikan tersebut juga di campur dengan garam halus secukupnya. Kepayang dan ikan tersebut disimpan dalam wadah tertutup berbahan kaca, te...
                    
            Rumah limas Palembang adalah rumah adat khas Palembang. Dengan atapnya yang berbentuk limas serta bentuk rumah yang seperti panggung tentunya merupakan keunikan tersendiri. Bentuk rumah tersebut juga memiliki beberapa manfaat serta kelebihan bagi masyarakat di daerah Palembang, karena pada zaman dulu, hutan yang luas di daerah Sumatera Selatan khususnya Palembang menjadi habitat dari berbagai macam makhluk hidup termasuk hewan, beberapa hewan buas seperti harimau, macan ataupun singa juga bertempat tinggal di hutan. Hal itu menjadi ancaman bagi keamanan dan keselamatan warga di daerah tersebut, namun dengan struktur rumah limas dengan lantai yang berundak undak (bertingkat seperti panggung) dapat melindungi masyarakat dari serangan binatang buas yang ada. Bahan pembuat rumah limas yaitu kayu dengan struktur kuat contohnya kayu seru. Sehingga rumah adat Limas asal Palembang inil kuat terhadap gempa #OSKMITB2018 sumber dokumentasi : https://www.kamerabudaya....
                    
            Indonesia memiliki berbagai adat istiadat yang sangat beragam dan memiliki norma - norma tersendiri sehingga setiap daerah memiliki istilah - istilah berbeda. Namun adat istiadat tersebut memiliki kesamaan nilai - nilai luhur sehingga membuat penganutnya memilik nilai moral yang tinggi. Jadi, adat istiadat di Indonesia menjadi salah satu kekuatan harus dilestarikan dan dijaga dengan baik. Salah satu adat di Palembang yang cukup lestari ialah "Uya Sahang". Uya Sahang merupakan sebuah istilah yang menyatakan adat istiadat seseorang dengan memberi upah kepada tenaga jasa tertentu (biasanya tenaga jasa tradisional). Istilah ini berasal dari kata "Uya" yang berarti garam; dan "Sahang" yang berarti merica. Dikarenakan garam dan merica menjadi mata uang tradisional pada era kuno terutama di Palembang, maka terciptalah istilah Uya Sahang yang menjadi adat istiadat di Palembang. Uya Sahang berbeda dengan upah jasa, gaji, ataupun laba yang telah dibanderol harga -dan bukan juga tips....
                    
            "PINDANG PATIN" Pindang patin adalah makanan yang cukup terkenal di palembang namun agak awam bagi masyarakat luar palembang, pindang patin menghiasi variasi kuliner nusantara khususnya sumatera selatan, pindang patin adalah makanan yang berkuah dengan ikan patin sebagai komposisi utama, kuah pindang patin berwarna kemerah-merahan dengan rasa pedas,asam,dan gurih yang membuat siapapun yang mengonsumsinya merasa segar dan juga ingin mencoba lagi. Sumatera selatan yang kaya akan sumber daya laut seperti banyaknya jumlah ikan membuat masyarkat sumatera selatan banyak yang memproduksi produk-produk berbahan dasar ikan salah satunya ikan patin, saya dan keluarga saya sebagai orang sumatera sering makan pindang patin, mama saya sudah sering sekali masak masakan khas palembang dan salah satunya adalah pindang patin yang sangat enak dan memyegarkan, artikel ini pula didukumg narasumber yang sudah paham betul dalam bidang kuliner khas palembang yakni mama saya sendiri. Terima kasih.
                    
            Asal Usul kata pempek Dimasa Kerajaan Sriwijaya,pempek sering disebut kelesan yang berarti panganan adat khas palembang yang mempunyai sifat dan kegunaan tertentu.Pempek sudah dijual masal pada saat zaman kolinial. Setelah populer,pempek dijual ke orang China di Palembang yang kemudian sering dipanggil empek. Empek adalah sebutan bagi orang China yang menjajakan kelesan .Oleh karena itu,kelesan lebih populer disebut dengan nama pempek. Pada saat itu juga, orang Palembang menggunakan cuka sebagai saos untuk pempek yang berasa pedas dan manis. Macam-macam pempek Ada beberapa macam pempek yang biasa dimakan oleh orang Palembang seperti : kapal selam(atau biasanya disebut pempek telur besar), keriting(dikarenakan berbentuk keriting),bulat (berbentuk bulat),lenjer (berbentuk balok lonjong) dan adaan/dos(pempek yang dibuat dengam menggunakan sagu) Mengapa pempek kapal selam? &nbs...
                    
            Dalam pernikahan suku Komering, terdapat rangkaian prosesi pemberian gelar adat. Adok atau biasanya kita kenal dengan gelar merupakan sebagai bentuk penghargaan dan pemberian adok ini diserahkan kepada tetua adat dengan diskusi oleh orangtua kedua belah pihak pengantin. Adok sendiri bisa mengandung makna, doa ataupun harapan. Namun bisa juga merupakan adok turunan dari orangtua mereka. Dalam upacara pemberian gelar, biasanya diucapkan dalam bahasa Komering dan bahasa Indonesia.Tiap bait dalam pembacaannya, diselingi juga suara gong yang dipukul. Gelar hanya diperoleh jika seseorang menikah lelaki asal Komering. Gelar hanya diberikan kepada suami. Untuk istri, diberi tambahan 'Nai' di depan gelar suami yang memiliki arti 'Nyonya'. Seperti contohnya, ayah saya mempunyai gelar 'Raden Putra Igama' yang memiliki arti 'putra pemimpin agama' sehingga ibu saya mempunyai gelar 'Nai Raden Putra Igama'. Kedua kakak laki-laki saya mempunyai gelar...
                    
            Asal Mula Nama Jembatan Ampera Jempatan Ampera adalah ikon dari kota yang berada di ujung selatan pulau Sumatera yang dibuat untuk menghubungkan dua kawasan yakni seberang ilir dan seberang ulu. Ide pembuatan Jembatan Ampera ini sudah mulai mucul sejak tahun 1906, namun hingga awal masa kemerdekaan ide ini belum bisa direalisasikan. Pada Masa Kemerdekaan, masyarakat seberang ulu dan seberang ilir memiliki gagasan untuk membuat jembatan yang dapat memudahkan akses transportasi penyeberangan. Akhirya permintaan masyarakat Palembang tentang gagasan Pembangunan jembatan tersebut sampai Kepada Presiden RI Ir. Soekarno dan gagasan tersebut disetujui. Pada April 1962 di mulai pembangunan Pembuatan Jembatan atas biaya pemerintah Jepang.Proses Pembuatan Jembatan memakan waktu sekitar 3 tahun lama nya.Akhirnya di tahun 1965 Jembatan pun diresmi oleh Letjen Ahmad Yan dan dinamai Jembatan Bung Karno. Tetapi pada tahun 1966 terjadi pergolakan gera...
                    
            Sastra Lisan dari Sumatera Selatan termasuk sastra lisan rumpun Melayu, sebagaimana juga orang-orang Sumatera Selatan adalah rumpun/suku Melayu, dengan sub-suku Melayu Ogan, Melayu Komering, Melayu Musi, Melayu Palembang, dll. Adapun jenis-jenis sastra lisan Sumatera Selatan : 1. Mantra, dengan nama-nama lainnya adalah Jampi, Sepengucap, Ilmu Tumbuk, Pengasihan, Penawar, dll. 2. Pantun, dengan nama-nama lainnya adalah Guritan, dll 3. Dongeng, dengan nama-nama lainnya adalah Cerita, Kisah, dll 4. Tembang (Nyanyian) yang dikenal dengan nama Tembang Batanghari Sembilan, Senjang, dll. Sastra Lisan di Sumatera Selatan diekspresikan dalam berbagai bentuk dengan nama khusus sesuai dengan tradisi daerah masing masing. Ada bermacam-macam sastra tutur di Sumatera Selatan antara lain Njang Panjang dan Bujang Jelihim yang berkembang di daerah Ogan Komering Ulu, Jelihiman di Ogan Ilir, Senjang di Musi Banyuasin, terdapat Geguritan, Be...