|
|
|
|
Asal Mula dan Keunikan Jembatan Ampera Tanggal 09 Aug 2018 oleh OSKM18_16618269_Saifuddi Mahfuz. |
Asal Mula Nama Jembatan Ampera
Jempatan Ampera adalah ikon dari kota yang berada di ujung selatan pulau Sumatera yang dibuat untuk menghubungkan dua kawasan yakni seberang ilir dan seberang ulu.
Ide pembuatan Jembatan Ampera ini sudah mulai mucul sejak tahun 1906, namun hingga awal masa kemerdekaan ide ini belum bisa direalisasikan. Pada Masa Kemerdekaan, masyarakat seberang ulu dan seberang ilir memiliki gagasan untuk membuat jembatan yang dapat memudahkan akses transportasi penyeberangan. Akhirya permintaan masyarakat Palembang tentang gagasan Pembangunan jembatan tersebut sampai Kepada Presiden RI Ir. Soekarno dan gagasan tersebut disetujui.
Pada April 1962 di mulai pembangunan Pembuatan Jembatan atas biaya pemerintah Jepang.Proses Pembuatan Jembatan memakan waktu sekitar 3 tahun lama nya.Akhirnya di tahun 1965 Jembatan pun diresmi oleh Letjen Ahmad Yan dan dinamai Jembatan Bung Karno. Tetapi pada tahun 1966 terjadi pergolakan gerakan Anti-Soekarno, Nama jembatan pun diubah menjadi Jembatan Amanat Penderitaan Rakyat yang biasa disingkat “Ampera” yang kini kita kenal sampai sekarang.
Keunikan Jembatan Ampera
Jembatan Ampera memiliki panjang total 1.117 meter dan lebar 22 meter serta tinggi 63 meter. Jembatan Ampera juga memiliki dua menara yang terpisah sejauh 75 m satu sama lain. Daerah yang berada diantara dua menara ini pada awalnya dirancang agar bagian tengah jembatan bisa diangkat sehingga kapal-kapal besar bisa melintas sungai musi tanpa tersangkut badan jembatan. Hal ini adalah salah satu keunikan Jembatan Ampera yang mungkin kini sudah jarang diketahui.
Pengangkatan badan jembatan dilakukan dengan cara mekanis, yaitu degan menggunakan dua bandul pemberat yang masing-masing mempunyai bobot sekitar 500 ton, bandul tersebut terdapat di kedua menaranya. Kecepatan membukan jembatan sekitar 10 meter/ menit, dan dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk membuka jembatan secara penuh.
Ukuran maksimum kapal yang dapat melewati jembatan ampera pada saat posisi terangkat sempurna berukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi 44,50 meter.Bila tidak diangkat, maka tinggi kapal maksimum yang bisa melewati di bawah Jembatan Ampera hanyalah 9 meter dari permukaan air sungai.Sayangnya aktivitas turun naik bagian tengah jembatan Ampera ini hanya berlangsung selama kurang lebih 5 tahun
Di tahun 1970 aktivitas ini di hentikan dengan alasan waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan yang berlangsung sekitar 30 menit itu dianggap mengganggu arus lalu lintas transportasi penyebrangan darat dari ulu ke ilir jembatan.Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat.
Warna jembatan pun sudah mengalami 3 kali perubahan dari awal berdiri berwarna abu-abu terus tahun 1992 di ganti kuning dan terakhir di tahun 2002 menjadi merah sampai sekarang.
Narasumber: M. Farhanudin
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |