Museum Sasmitaloka “Museum”nya Jendral Sudirman Museum Sasmitaloka adalah salah satu museum sejarah yang ada di Yogyakarta. Dulunya merupakan tempat tinggal Jendral Sudirman terletak di Jalan Bintaran No.3 Yogyakarta . Jendral Sudirman lahir di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas pada tanggal 24 Januari 1916. Bapak dan Ibunya yang bernama Karsid Kartawiraji dan Siyem menamakan bocah tersebut Sudirman. Selanjutnya ayah angkatnya Raden Cokro Sunaryo menambahkan nama Raden pada nama Sudirman. Raden Sudirman mengikuti pendidikan formal di Taman Siswa kemudian melanjutkan pendidikan di HIK Muhammadiyah Solo. Selanjutnya tahun 1934 Raden Sudirman aktif dalam organisasi kepanduan Islam Hizbul Wathon . Karena prestasinya akhirnya beliau menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah di Cilacap. Selain itu beliau juga menjadi pengajar di Sekolah Menengah Muhammadiyah Cilacap. Perjalanan Menjadi Seorang Jende...
Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman No. 75 Yogyakarta. Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama diresmikan oleh Kasad Jenderal TNI Poniman pada tanggal 30 Agustus 1982. Museum ini awalnya merupakan Markas Korem 072/Pamungkas Kodam VII Diponegoro yang diabadikan menjadi gedung Museum Pusat TNI AD, mempunyai riwayat yang cukup panjang sesuai dengan fungsi/pemakaiannya. Koleksi yang digelar merupakan benda-benda bersejarah yang dipergunakan oleh para pejuang dan lascar-laskar rakyat dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan RI. Jumlah koleksinya 4.289 buah. Gedung yang dibangun pemerintahan kolonial Belanda tahun 1904 dengan luas sekitar 1.564 m², pada mulanya dipergunakan sebagai rumah dinas pejabat administrasi perkebunan Belanda di Jawa Tengah dan DIY. Pada zaman Jepang tahun 1942, gedung ini disita dan dipergunakan sebagai Markas Tentara Jepang di Yogyakarta ( Syudokan ). ...
Museum Sasmitaloka “Museum”nya Jendral Sudirman Museum Sasmitaloka adalah salah satu museum sejarah yang ada di Yogyakarta. Dulunya merupakan tempat tinggal Jendral Sudirman terletak di Jalan Bintaran No.3 Yogyakarta . Jendral Sudirman lahir di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas pada tanggal 24 Januari 1916. Bapak dan Ibunya yang bernama Karsid Kartawiraji dan Siyem menamakan bocah tersebut Sudirman. Selanjutnya ayah angkatnya Raden Cokro Sunaryo menambahkan nama Raden pada nama Sudirman. Raden Sudirman mengikuti pendidikan formal di Taman Siswa kemudian melanjutkan pendidikan di HIK Muhammadiyah Solo. Selanjutnya tahun 1934 Raden Sudirman aktif dalam organisasi kepanduan Islam Hizbul Wathon . Karena prestasinya akhirnya beliau menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah di Cilacap. Selain itu beliau juga menjadi pengajar di Sekolah Menengah Muhammadiyah Cilacap. Perjalanan Menjadi Seorang Jende...
Tiket Masuk Museum Gunung Api Merapi 2018 Rp Rp 5.000 Tiket Masuk ke Ruang Audio Visual (menonton film tentang Gunung Merapi) Rp Rp 5.000 Jam Buka Museum Gunung Api Merapi Senin - Kamis: pukul 08.00 - 15.30 WIB Jumat: pukul 08.00 - 14.30 WIB Sabtu - Minggu: pukul 08.00 - 15.30 WIB Berdiri artistik dengan latar agungnya Gunung Merapi, museum 2 lantai yang diresmikan tahun 2010 silam ini menjadi salah satu tempat wisata menarik di daerah Hargobinangun, Sleman. Bentuk bangunannya unik, berbentuk trapesium dengan salah satu sisi puncaknya mengerucut membentuk segitiga. Ketika hari cerah dan Gunung Merapi tak tertutup awan, maka keduanya tampak begitu gagah.Memasuki museum, sebuah replika sebaran awan panas dari tiga buah letusan Gunung Merapi, yakni pada tahun 1969, 1994 dan 2006 akan menyambut para pengunjung. Alat inilah yang membuat seluruh ruangan bergemuruh. Tekan saja salah satu tombolnya, maka sebaran awan panas dan aliran lava pijar...
Museum Dirgantara sering dikunjungi murid sekolah sumber : (Foto: abdsaleh . blogspot . com ) Museum Dirgantara Albertus Sulaksono berada di kompleks Pangkalan TNI AU Lanud Abdulrachman Saleh, tepatnya di seberang Stadion Dirgantara. Letak museum tidak jauh dari pintu masuk utama Lanud Abdulrachman Saleh, atau sekitar 200 meter saja. Museum ini dibangun pada 2013 dan diresmikan pada 8 Mei 2013 oleh Komandan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Gutomo. Pembangunan museum ini, digagas oleh para perwira di Lanud Abdulrachman Saleh. Awalnya, Lanud Abdulrachman Saleh yang memiliki tiga skadron yaitu Skuadron Udara 21, Skuadron 4, dan Skuadron Pemeliharaan 32 telah mempunyai ruang sejarah masing-masing sementara induknya belum ada. Mengacu pada hal tersebut maka didirikanlah Museum Dirgantara ini. Museum ini dinamakan Museum Dirgantara Albertus Sulaksono untuk mengenang dan memberikan penghargaan kepada Almarhum Mar...
ejarah Singkat Pabrik Gula Madukismo Jogja Pabrik Gula Madukismo didirikan pada tahun 1955 pada awalnya bernama Pabrik Gula Padokan . Pada masa pejajahan Belanda pabrik ini hancur lebur dan selanjutnya dirintis kembali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selanjutnya didirikan kembali Pabrik Gula Padokan dengan nama Pabrik Gula Madukismo . Gagasan pendirian Pabrik Gula Madukismo bertujuan menolong rakyat karena banyak dari karyawan pabrik yang kehilangan pekerjaan semenjak pabrik tersebut dihancurkan oleh Belanda. Pembangunan kembali Pabrik Gula Madukismo diharapkan dapat menampung lebih banyak lagi orang bekerja dan terlibat dalam usaha Pabrik Gula Madukismo. Akan banyak para petani terlibat proses penanaman, pemeliharaan, panen dan pabrik sendiri akan banyak menyerap tenaga kerja terutama pada saat musim giling. Perjalanan Wisata Agro Industri adalah melihat proses dari produksi yang dilakukan Pabrik Gula Madukismo. Wisatawan dapat menaiki gerbong yang ditarik lokom...
Sejak mulai mengenal tulisan, orang-orang di seluruh Nusantara banyak sekali menghasilkan karya yang dituliskan dalam berbagai media, seperti lontar, batu, kayu. Tulisan-tulisan yang jumlahnya ribuan tersebut saat ini banyak yang sudah hilang (hanya berupa salinannya saja) atau telah dibawa dan disimpan di museum-museum di luar negeri. Salah satu dari sekian banyak tulisan tersebut adalah Serat Tekawardi . Serat Tekawardi adalah salah satu naskah kuno yang saat ini hanya berupa salinannya, sedangkan naskah aslinya sudah tidak diketahui lagi keberadaannya. Naskah yang tidak diketahui siapa pengarangnya serta tanggal dan tahun berapa ditulis ini, merupakan koleksi Bapak Prodjodiredjo yang bertempat tinggal di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika dilihat dari gaya bahasa mau pun isinya, Serat Tekawardi kemungkinan ditulis pada akhir abad ke-19. Pada waktu itu mungkin sedang terjadi kemerosotan moral, sehingga para pemuka masyarakat berusaha untuk me...
Tentang Monumen Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta Monumen Serangan Umum 1 Maret berada di area sekitar Museum Benteng Vredeburg yaitu tepat di depan Kantor Pos Besar Yogyakarta. Monumen ini dibangun untuk memperingati serangan tentara Indonesia terhadap Belanda pada tanggal 1 Maret 1949. Ketika itu Negara Indonesia telah dianggap lumpuh dan tidak ada oleh Belanda. Untuk membuktikan bahwa Negara Indonesia masih ada maka dilakukan serangan besar-besaran. Serangan ini dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III. Dalam peperangan itu Kota Yogyakarta saat itu berhasil diduduki oleh TNI selama 6 jam sampai dengan pukul 12.00, sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan berhasilnya Serangan Umum 1 Maret ini maka moril TNI semakin meningkat dan mampu mematahkan propaganda yang dilakukan Belanda. Saat ini Monumen Serangan Umum 1 Maret ini merupakan sa...
Salah satu permainan tradisional yang populer di kalangan anak-anak di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Sumbar suru. Adapula yang menyebut permainan ini dengan Sebar suru atau Simbar suru. Dinamakan sumbar suru, karena permainan ini dilakukan dengan menyebarkan biji-bijian. Setelah biji-bijian itu disebarkan, lalu disendok dengan daun yang sifatnya kaku, yang istilah Jawanya adalah " disuru ". Daun yang digunakan bisa daun sawo kecik atau daun sawo manila. Jumlah pemain dalam permainan ini terdiri atas 2-5 orang anak, dan biasanya dijadikan dua kelompok. Setiap pemain berkewajiban memiliki sejumlah biji sawo kecik atau biji tanjung, yang cukup untuk bermain dan bagus kondisinya, misalnya sebanyak 50, 60, atau 100 biji. Untuk tempat kecik, biasanya dipergunakan kantong dari kain, atau sebuah besek kecil. Selain biji sawo kecik, setiap pemain juga memiliki suru dari daun yang hanya diambil bagian tengahnya saja. Bagian ujung dan pangkalnya dibuang. Sedangkan untuk tempat permainan di...