Beliau lahir di Migrab, dekat Hazam, Hadramaut, Datang di Betawi sekitar tahun 1746 M. Berdasarkan cerita, bahwa beliau wafat di Luar Batang, Betawi tanggal 24 Juni 1756 M. bertepatan dengan 17 Ramadhan 1169 Hijriyah dalam usia lebih dari 30 tahun ( dibawah 40 tahun ). Jadi diduga sewaktu tiba di Betawi berumur 20 tahun. Habib Husein bin Abubakar Alaydrus memperoleh ilmu tanpa belajar atau dalam istilah Arabnya “ Ilmu Wahbi “ , yaitu pemberian dari Allah tanpa belajar dahulu. Silsilah beliau : Habib Husein bin Abubakar bin Abdullah bin Husein bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Husein bin Abdullah bin Abubakar Al-Sakran bin Abdurrahman Assaqqaf bin Muhammad Maula Al-Dawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath. Habib Husein yang lebih terkenal dengan sebutan Habib Keramat Luar Batang, mempunyai perilaku “ Aulia “ (para wali) yang di mata umum seperti ganjil. Seperti keganjilan yang dilakukan beliau, adalah...
Kuliner khas Betawi bagi masyarakat identik dengan Soto Betawi, Kerak Telor, Es Putu Mayang serta beberapa hidangan khas Betawi lain pada umumnya. Namun di Posdaya Kenanga Setu, pengurus coba melihat apa ciri khas kuliner kaum Betawi Setu Cipayung yang bisa diangkat ke permukaan. Akhirnya, pada awal berdirinya Posdaya Kenanga Setu, Oktober 2011, pengurus Posdaya menghimpun ibu-ibu PKK RW05 untuk menyajikan sebuah hidangan menarik bernama ‘Ikan Pecak Bohong’ dengan lalap tauge dan daun mede sebagai pelengkap. Sejak saat itu, bagi Posdaya Kenanga Setu, Ikan Pecak Bohong bersama lalap tauge dan daun mede menjadi hidangan khas Posdaya untuk menyambut tamu-tamu yang datang berkunjung. Mulai dari kunjungan dari Posdaya dari luar pulau, Bapak Camat, Walikota, Pak Lurah sampai acara-acara RW. Pecak itu bumbunya, terdiri dari cabai, bawang, tomat dan jahe. Masing-masing diiris halus lalu ditumbuk sebentar saja, dicampur serta taburi garam dan perasan jeruk limo secukupnya...
Dalam khazanah cerita rakyat Betawi terdapat sebuah cerita yang terkenal yaitu “Nyai Dasima”. Ketenaran cerita ini dapat dibuktikan dengan kemunculan dalam berbagai bentuk : prosa (novel, bacaan anak – anak), puisi (syair, pantun), drama (Komedie Stamboel, Miss Riboet), film dan sinetron. Cerita ini semakin bertambah popular karena adanya lintas budaya. Cerita ini tidak saja terdapat dalam budaya Betawi dengan ditampilkan dalam pertunjukan lenong, misalnya, tetapi juga dalam budaya Sunda (Gending Karasmen), dan budaya Jawa (Rombongan Sandiwara Lokaria). Pada tahun 1896 G. Francis menerbitkan novel yang diberi judul Tjerita Njai Dasima . Henry Chambert – Loir dalam “Malay Literature in the 19th Century” menyebutkan bahwa di Leningraad terdapat cerita “Nyai Dasima” dalam koleksi Akhmad Beramka tentang syair nomor 68. Tidak disebutkan tahun penciptaan manuskrip ini, namun Akhmad Beramka aktif menulis antara tahun 1906 sampa...
Berbicara tentang maenpukulan (silat) Cingkrik tidak akan terlepas dari kampung Rawa Belong, begitupun sebaliknya. Keduanya identik tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena tidak dapat dipungkiri, bahwa di Rawa Belong lah maenpukulan Cingkrik dilahirkan dan dikembangkan. Perkembangan yang demikian pesat merupakan jasa-jasa sesepuh para pendahulu maenpukulan Cingkrik di Rawa Belong dan sekitarnya. Fenomena Cingkrik sebagai maenpukulan asli Betawi Rawa Belong, membawa nama tokoh legendaris Betawi Si Pitung, yang memang terkenal sebagai Jawara Rawa Belong. Cingkrik dianggap sebagai salah satu silatnya Si Pitung, dan ini merupakan salah satu dari sekian banyak hal tentang Cingkrik yang perlu diluruskan. Para sesepuh maenpukulan Rawa Belong meragukan bahwa Cingkrik merupakan ‘maenan’ nya Si Pitung, sekalipun dia dilahirkan dan dibesarkan disana. Bang Nunung sebagai salah satu sesepuh maenpukulan Rawa Belong berargumen, bahwa masa Si Pitung jauh mendahului masa lahirn...
Prasasti Tugu berasal dari pertengahan abad ke-5 M dengan menggunakan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sansekerta dengan metrum Anustubh yang terdiri dari lima baris melingkari mengikuti bentuk permukaan batu. Prasasti ini dipahatkan pada batu berbentuk bulat telur berukuran sekitar 1 meter. Dalam prasasti ini, terdapat pahatan hiasan tongkat yang ada pada ujungnya dilengkapi semacam trisula. Gambar tongkat tersebut dipahatkan tegak memanjang ke bawah seakan berfungsi sebagai batas pemisah antara awal dan akhir kalimat-kalimat pada prasastinya. Prasasti ini ditemukan di tepi sungai Cakung, daerah Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Informasi sejarah yang terdapat di dalam Prasasti Tugu paling lengkap dan panjang apabila dibandingkan dengan prasasti-prasasti Tarumanegara yang lain. Prasasti Tugu dikeluarkan pada era pemerintahan Purnawamman pada tahun ke-22 sehubungan dengan peristiwa atau selesai dibangunnya p...
Tempat pemakaman umum (TPU) Jeruk Purut memang sudah tidak asing lagi di telinga kita, perihal mistis yang hadir di dalam kehidupan manusia. Semua percaya akan lahirnya kisah-kisah mistis yang tertegun di dalam pikiran. Entah itu perihal dari sebuah cerita hikayat ataupun dongeng di malam hari. Ketika itu usia saya masih seumur jagung, di kala senja menyambut, angin bertiup sangat lembut, pergantian musim begitu cepat seperti putaran roda pedati. Cerita hikayat tentang kisah mistis yang lahir di TPU Jeruk Purut telah menjadi alas kehidupan yang menakutkan. Pohon Kembar Sumur Tua Pohon Benda Makam Keramat Tetapi kini, tiba-tiba perihal tersebut berubah, membangkitkan rasa penasaran saya, rasa keingintahuan yang besar lahir dari dalam hati. Sejak mulai tahun 70-an kisah mistis TPU Jeruk purut mulai menyebar di kalangan masyarakat. Menurut kepercayaan setempat, TPU Jeruk Purut yang terletak di jalan Cilandak, Jakarta Selatan selain banyak menyimp...
Di kisahkan pada tahun 1986, seorang penjaga tempat makam TPU Jeruk Purut yang saat itu sedang jaga malam, ia melihat sesosok pastur tak berkepala sedang berjalan melintas melalui di antara makam perkuburan. Pastur itu sedang menenteng kepalanya sendiri dan di belakangnya, diikuti seekor anjing. Konon, pastur ini “salah pulang”. Ia mencari-cari tempat makam kuburannya yang sebenarnya bukan berada di situ, melainkan di unit Kristen TPU Tanah Kusir, sedangkan disini TPU Jeruk Purut hanya ada pemakaman unit Islam. Sapri Saputra, adalah salah satu penjaga makam yang melihat hantu pastur kepala buntung itu, hingga kini dia masih tetap menjaga makam TPU Jeruk Purut tersebut dan dianggap menjadi juru kunci atau kuncen serta orang yang dituakan di TPU Jeruk Purut. Kesaksian dari Bapak Sapri ini kemudian membuat ceritanya menyebar luas se-Jakarta dan hingga kini sosok hantu “Sang Pastur Kepala Bunt...
Si Jampang adalah pendekar legendaris dari Betawi yang dikenal sebagai “Perampok Budiman Dari Betawi”. Dengan kepiawaiannya bermain silat, ia kerap merampok harta milik tuan-tuan tanah maupun orang kaya yang tamak di seantero Betawi. Lalu, hasil rampokannya dibagi-bagikan kepada rakyat jelata. Bagi, tuan tanah dan orang kaya, si Jampang adalah momok yang menakutkan. Namun, ia merupakan sosok pahlawan bagi rakyat kecil. Dahulu di tanah Betawi ada seorang pendekar legendaris yang dijuluki sebagai “Perampok Budiman Dari Betawi ”. Ia adalah si Jampang yang terkenal tampan, gagah perkasa, dan sakti. Nama si Jampang diambil dari nama daerah asal ibunya yaitu daerah Jampang di Sukabumi, Jawa Barat. Ayahnya berasal dari Banten. Si Jampang dan istrinya tinggal di daerah Grogol (sekarang wilayah Jakarta Barat). Mereka hidup berbahagia dan dikaruniai anak laki-laki yang sering dipanggil si Jampang Muda. Namun, kebahagiaan tersebut tidak...
Si Pitung adalah salah satu pendekar Betawi berasal dari kampung Rawabelong Jakarta Barat. Selain itu Si Pitung menggambarkan sosok pendekar yang suka membela kebenaran dalam menghadapi ketidakadilan yang ditimbulkan oleh penguasa Hindia Belanda pada masa itu. Kisah pendekar Si Pitung ini diyakini nyata keberadaannya oleh para tokoh masyarakat Betawi terutama di daerah Kampung Marunda di mana terdapat Rumah dan Masjid lama yang dibangun oleh si Pitung, di Jakarta Utara. Si Pitung lahir di daerah Pengumben, di sebuah kampung di Rawabelong yang pada saat ini berada di sekitar lokasi Stasiun Kereta Api Palmerah. Ayahnya bernama Bang Piung dan ibunya bernama Mpok Pinah. Pitung menerima pendidikan di pesantren yang dipimpin oleh Haji Naipin, seorang pedagang kambing. Si Pitung merupakan nama panggilan asal kata dari bahasa Sunda pitulung (minta tolong atau penolong). Kemudian, nama panggilan ini menjadi Pitung. Nama asli si Pitung sendiri adalah Salihun (Salih...