|
|
|
|
Nyai Dasima Tanggal 09 Jul 2018 oleh Deni Andrian. |
Ringkasan Cerita Nyai Dasima
Tjurug, Tanggerang 1813 Njai Dasima, seorang warga Kuripan, Jawa Barat menjadi gundik tuan tanah bernama Edward W yang berkebangsaan Inggris. Toean W terpikat padanya karena ia cantik, pandai menjahit dan memasak. Dari hubungan mereka lahirlah seorang bayi perempuan yang diberi nama, Nanci.
Setelah tinggal selama delapan tahun di sana, rumah di Tjurug pun dijual dan mereka pindah ke Betawi. Mereka tinggal di Gambir, di pinggir Kali Tjiliwoeng. Dalam dua tahun menetap di tempat tinggal yang baru, kecantikan Nyai Dasima sudah merebak. Banyak lelaki datang menggoda dan berniat merampas hartanya.
Demikian pula dengan niat terselubung seorang lelaki muda, Samioen namanya. Laki – laki ini menyuruh Ma Boejoeng mendekati Njai Dasima. Ma Boejoeng menyamar sebagai penjual telur yang miskin. Njai Dasima merasa iba. Ma Boejoeng disuruh bekerja di tempatnya. Selama tinggal bersama, Ma Boejoeng mulailah mempengaruhi pikiran Njai Dasima bahwa hidup bersama dengan orang kafir dalam ajaran agama Islam adalah perbuatan dosa.
Dalam merebut harta Njai Dasima, Samioen dibantu ibunya, Embok Saleha dan istrinya, Njonja Hajati pula. Berkedok guru mengaji, Embok Saleha mempengaruhi pikiran sang nyai dengan dalih agama. Samioen sendiri tidak tinggal diam. Dalam meraih cita – citanya itu ia meminta bantuan Hadji Salihoen agar menjampi Njai Dasima. Meskipun usaha mengguna – gunai itu tidak mempan, tapi komplotan itu pada akhirnya berhasil menghasut sang nyai.
Njai Dasima “sadar” dan hendak bertobat. Ia bertekad dan nekad meninggalkan Toean W dan anaknya. Sewaktu pergi dibawanya emas, intan, uang dan perabot rumah yang mahal – mahal. Hanya selang tiga hari setelah itu, ia menikah dengan Samioen.
Namun dalam satu bulan Njai Dasima tak tahan diperlakukan bagai budak oleh Njonja Hajati dan Embok Saleha. Karena itu, ia minta cerai. Samioen setuju dengan syarat semua harta istri keduanya itu diserahkan padanya. Tapi Njai Dasima balik mengancam akan mengadukan perbuatan mereka pada hakim melalui perantara Toean W.
Samioen khawatir. Dibujuk rayulah Njai Dasima dengan cara mengajak nonton pembacaan Hikayat Amir Hamzah, padahal tersimpan niat jahatnya untuk menghabisi nyawa Dasima. Dalam perjalanan menuju tempat acara Bang Poasa, orang suruhan Samioen, menghabisi nyawa Dasima dan mayat wanita itu dibuang ke sungai.
Keesokan harinya mayat Dasima yang menyangkut di tempat mandi Toean W ditemukan oleh tuan tanah itu. Polisi mengusut kejadian itu. Dengan kesaksian beberapa orang, maka para pelaku pembunuhan ditangkap. Samioen dan Bang Poasa dijebloskan ke penjara.
Legenda Nyai Dasima
Menurut Bascom (Dananjaya, 1991 : 50), legenda adalah prosa rakyat yang dianggap pernah benar – benar terjadi, ditokohi manusia, tempat terjadinya adalah di dunia seperti yang kita kenal ini. Demikian pula dengan cerita “Njai Dasima” ini. Sebagian masyarakat Betawi, terutama masyarakat Betawi Kwitang sebagai pemilik cerita ini menganggap bahwa tokoh Nyai Dasima pernah hidup. Anggapan itu dilatarbelakangi pula dengan adanya tempat – tempat dalam “Njai Dasima” yang dapat dilihat hingga saat ini.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |