Ratusan pemuda di Desa Adat Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem melaksanakan sebuah tradisi unik yang disebut Neruna yang memiliki makna sebagai bentuk memperkenalkan lingkungan atau wewidangan Desa Adat kepada para pemuda Desa yang nantinya akan mewarisi tradisi atau ayah-ayah desa Adat. Ratusan pemuda di Desa Adat Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem pagi ini Kamis (20/09) melaksanakan sebuah tradisi unik yang disebut Neruna yang memiliki makna sebagai bentuk memperkenalkan lingkungan atau wewidangan Desa Adat kepada para pemuda Desa yang nantinya akan mewarisi tradisi atau ayah-ayah desa Adat. Tidak hanya untuk memperkenalkan wilayah Desa, menurut cerita, dahulu tradisi neruna ini juga dijadikan sebagai ajang silaturahmi apabila di satu rumah terdapat seorang gadis maka itu bisa dijadikan momen perkenalan truna truni mengingat keterbatasan sarana komunikasi pada masa itu. Tradisi Neruna merupakan rangkaian dari piodalan...
Adalah suatu dongeng, yaitu mengenai Batara Siwa yang beristana di Gunung Mahameru. Beliau mempunyai tiga orang putera di Bali. Tabik pekulun 1) putera yang paling tua beristana di Gunung Agung putra yang kedua beristana di Andakasa. Putera yang ketiga atau yang terkecil di Pura Batur. Ketiga orang Putra yang bersaudara itu diberi nasehat oleh Betara Siwa.”Wahai putra-puteraku bertiga hendaklah kamu mengerti dan baik-baiklah kamu bersaudara di sini, di Bali. Kamu memerintah pulau Bali ini jangan sampai sekali –kali bertengkar antar saudara, Hendaklah kalian selalu rukun !”. Aku sekarang beristana di Gunung Semeru dan dari sanalah aku akan memperhatikan caramu memerintah pulau Bali ini”, demikian perkataan Batara Siwa. Lalu berkata ketiga putera beliau, “Ya,baiklah Betara, hamba akan menuruti sebagai yang Betara wejangkan. Hamba akan mengurus dan mengatur daerah Bali ini, demikian perkataan ketiga putera tersebut. Sesudah itu Batara Siwa pergi ke Gun...
Dalam tembang yang menggunakan bahasa kawi, terdapat Cerita Malat Panji. Disanalah kita dapat mempelajari bagaimana menjadi seorang yang wibawa, mempelajari kekuasaan dan romantika.Cerita Malat sendiri merupakan sastra kuno yang berkembang di Bali seperti halnya Kitab Sutasoma, Mahabrata, dan yang lainnya. Menariknya juga Gambuh disebut sebagai kesenian total teater, dan juga total untuk penarinya. Ini dikarenakan pelakon Gambuh setidaknya harus bisa ngigel (menari) dan megending (bernyanyi) menggunakan Bahasa Kawi. Gambuh merupakan kesenian Bali yang sudah ada setelah runtuhnya Majapahit, yakni kisaran tahun 700an masehi. Gambuh merupakan kesenian puri dan mencapai puncak kejayaannya ketika Dalem Waturenggong memimpin. Kesenian yang tersebar di Pedungan (Denpasar), Batuan, Kedisan, Bungkulan (Buleleng), Buda Keling (Karangasem) ini kini bergantung pada masyarakat pendukung. Sekaa Gambuh di Desa Batuan terdapat tujuh kelompok, sedangkan di tempat lain, kata dia belum tentu a...
Lingga Yoni tak sebatas sebuah simbolisasi, namun mengandung pesan kehidupan yang sangat luas. Lingga identik dengan simbol dari Energi Maskulin, "Yang", Pria dan Yoni sebagai simbol dari Energi Feminim, "Yin", Wanita. Jadi Lingga dan Yoni merupakan jalur energi Ilahi di tubuh manusia dan di alam semesta. penyatuan Lingga dan Yoni melahirkan sesuatu yang baru, yaitu penciptaan. Perpaduan lingga dan yoni tersebut melambangkan penciptaan dunia dan kesuburan. Tanpa Dengan adanya penyatuan dan penciptaan maka ada generasi yang berkelanjutan atau kehidupan yang berkelanjutan. Lingga menyerupai alat kelamin laki-laki, karena bentuknya seperti Phallus lambang kesuburan. Dalam Tradisi Megalithik, dan dalam perkembangan Hindu merupakan simbol dari Dewa Siwa. Lingga berfungsi sebagi penyalur air pembasuh arca. Dalam manifestasinya Lingga terdapat 2 bentuk. Pertama, Lingga Cala adalah Lingga yang merupaka...
Warga Desa Kedisan, Abang, Trunyan, dan Songan (Batur) Bangli disebut berhubungan saudara lewat beberapa kisah. Salah satunya cerita versi Desa Trunyan. Menurut legenda, ini berkaitan dengan kisah pencarian Pohon Taru Menyan yang keharumannya hingga ke Pulau Jawa. Cerita ini dirangkum Thomas A. Reuter dalam bukunya Custodians of The Sacred Mountains. Dikisahkan, Raja Solo mengirimkan empat orang anaknya ke Bali untuk mencari sumber minyak wangi aneh yang keharumannya mencapai sejauh istananya di Jawa Tengah. Ketiga orang saudara laki-laki dan perempuan yang paling muda mengikuti bau yang tidak begitu keras itu. Bau itu berasal dari sebuah pohon kapur barus (taru menyan) yang terdapat di Trunyan, di tepi Danau Batur yang jauh. Ketika mereka pada akhirnya sampai di danau itu, saudara perempuan mereka yang paling muda memutuskan untuk tinggal di Pura Dewi Danu dengan tempat keramat bernama Ratu Ayu Mas Makateg. Saud...
Siwaratri biasa lumrah diyakini masyarakat sebagai malam peleburan dosa. Lantas, benarkah demikian? Siwaratri ini erat kaitannya dengan sebuah kisah seorang pemburu bernama Lubdhaka yang diuraikan sebuah Karya Sastra Jawa Kuna, Kekawin Siwaratri Kalpa karya Empu Tanakung dan di Bali lebih dikenal dengan Kekawin Lubdhaka. Dari kisah itu, masyarakat kemudian mempersepsikan bahwa cerita Lubdhaka sebagai usaha umat Hindu dalam melakukan Dharma peleburan dosa atau malam penebusan dosa. Namun setalah dikaji dengan hati-hati dan lebih mendalam ternyata nilai yang terkandung di dalamnya tidaklah sesempit, sedangkal dan semudah itu orang-orang dapat menebus dosa-dosanya, serta tampaknya sangat bertentangan dengan Srddha hukum karma atau Karma Phala. Perlu diingat bahwa si pemburu Lubdhaka sebagai orang yang hidupnya papa. Kata Papa disini tidak sama maknanya di sini dengan kata dosa kendatipun kata-kata itu dapat diterjemahkan dengan dosa. Dalam hal ini kepapaa...
Pura Luhur Pucak Kembar merupakan salah satu pura kahyangan jagat di Pulau Bali. Pura ini sangat mudah dijangkau oleh umat mengingat lokasinya sangat strategis jalur utama Denpasar-Singaraja, tepatnya di Desa Pakraman Pacung, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Pura ini memiliki keunikan tersendiri dimana terdapat pralingga berupa tapakan Nawa Sanga serta baris Nawa Sanga dengan Ratu Lingsir. Menariknya tapakan Nawa Sanga itu menjelang pujawali ageng berlangsung anggara kasih prangbakat, setiap tiga tahun sekali dilaksanakan tradisi melancaran ke-110 pura di Bali dalam waktu empat puluh dua hari. Melancaran tersebut dilakukan secara estafet dari satu pura ke pura yang lain di empat kabupaten seperti Kab. Tabanan, Kab. Badung, Kab. Gianyar, dan Kab. Bangli. Tradisi melancaran tersebut dapat dijadikan sebagai sarana integrasi bagi umat Hindu di era globalisasi sekarang ini. Di samping itu, mengandung nilai spiritual-religius untuk mensejahterakan umat manusia...
Pura Luhur Pucak Kembar merupakan salah satu pura kahyangan jagat di Pulau Bali. Pura ini sangat mudah dijangkau oleh umat mengingat lokasinya sangat strategis jalur utama Denpasar-Singaraja, tepatnya di Desa Pakraman Pacung, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Pura yang diempon oleh masyarakat Desa Pakraman Pacung dan krama Subak Gede Poyan/ Peneng ini memiliki keunikan tersendiri pada saat pujawali ageng berlangsung setiap satu setengah tahun sekali tepatnya anggara kasih prangbakat berlangsung pementasan wayang niskala. Pementasan wayang niskala dilaksanakan tanpa dalang tanpa wayang. Hanya saja dilengkapi dengan api blencong, upakara, kelir (layar), gender dengan penabuhnya. Pada saat pementasan wayang tersebut terlihat bayangan berupa wayang pada kelir yang telah disiapkan. Bayangan tersebut munculnya tidak terlalu lama dan tidak bersuara mengingat bersifat niskala yang tentu tidak sama seperti pementasan wayang oleh seorang dalang. Penampakan wayang niskal...
Bunga merupakan salah satu sarana persembahyangan dan sarana upacara Yadnya dalam agama Hindu . Bunga merupakan lambang kesucian, sehingga diharapkan dalam penggunaannya menggunakan bunga yang masih segar, bersih dan harum. Dalam Agastyaparwa telah dijelaskan jenis-jenis bunga berdasarkan kondisi dan tempatnya, yang tidak baik digunakan untuk persembahyangan. yaitu sebagai berikut: Bunga yang berulat, Bunga yang gugur tanpa digoncang, Bunga-bunga yang berisi semut, Bunga yang layu, yaitu bunga yang lewat masa mekarnya, dan Bunga yang tumbuh di kuburan. Penggunaan Bunga Mitir Bunga Mitir/ Gemitir seringkali ditemukan dalam canang ataupun upacara yadnya. Penggunaan tentang Bunga Mitir telah dijelaskan dalam Lontar Kunti Yadnya. Dikatakan bahwa Bunga Mitir berasal dari darah Bhatari Durga. Sehingga bunga ini dinyatakan tidak patut dipersembahkan sebagai sarana Dewa Yadnya. Dalam Lontar Aji Jananta...