Ritual
Ritual
Ritual Adat Bali Bali
Tradisi Melancaran Tapakan Nawa Sanga Ida Bhatara Luhur Pucak Kembar
- 25 Desember 2018

Pura Luhur Pucak Kembar merupakan salah satu pura kahyangan jagat di Pulau Bali. Pura ini sangat mudah dijangkau oleh umat mengingat lokasinya sangat strategis jalur utama Denpasar-Singaraja, tepatnya di Desa Pakraman Pacung, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.

Pura ini memiliki keunikan tersendiri dimana terdapat pralingga berupa tapakan Nawa Sanga serta baris Nawa Sanga dengan Ratu Lingsir. Menariknya tapakan Nawa Sanga itu menjelang pujawali ageng berlangsung anggara kasih prangbakat, setiap tiga tahun sekali dilaksanakan tradisi melancaran ke-110 pura di Bali dalam waktu empat puluh dua hari. Melancaran tersebut dilakukan secara estafet dari satu pura ke pura yang lain di empat kabupaten seperti Kab. Tabanan, Kab. Badung, Kab. Gianyar, dan Kab. Bangli.

Tradisi melancaran tersebut dapat dijadikan sebagai sarana integrasi bagi umat Hindu di era globalisasi sekarang ini. Di samping itu, mengandung nilai spiritual-religius untuk mensejahterakan umat manusia dari gangguan bhuta kala. Sebagaimana disebutkan dalam rontal Bhuwana Bangsul bahwa: “Haneng nagara karma ing bumya Bangsul yania rikala ning thani kasanggraha dening kawinayan ira kala Joti srana, wenang ta sira tumedhun Bhatara Sakti Amurbeng Rat mareng thani-thani inaturaken sopacara sajangkepnia, matangia awalik iang sarwa durjana, mwang gering ika sadaya…..dst” (Pada saat bhumi Bali pada setiap desa-desa terserang wabah penyakit, beliau Bhatara Gede Sakti Amurbeng Rat turun ke dunia untuk menyelamatkan umatnya dari serangan wabah penyakit dengan menghaturkan upacara sesuai dengan tradisi dan adat kebiasaan sehingga mara bahaya dapat dihindari baik berupa penyakit maupun lainnya yang mengganggu ketentraman umat manusia).

Apabila dalam rangkaian piodalan ageng tapakan Ida Bhatara Luhur Pucak Kembar tidak melancaran ke-110 pura di Bali, maka tapakan Ida Bhatara tiga hari menjelang piodalan lunga masucian (mandi) ke Pura Luhur Tanah Lot, Kab. Tabanan, Bali.

Sejarah Tapakan Nawa Sanga Pura Pucak Kembar

Tapakan Nawa Sanga atau tapakan Gunung Sia merupakan perwujudan dari manifestasi Tuhan dalam bentuk Dewata Nawa Sanga yang disimboliskan dengan tokoh pewayangan dimana terdapat dua pihak berbeda (Rahwana dipihak adharma dan Wre/Kera dipihak dharma) dalam konteks cerita Ramayana. Ini jelas merupakan simbol rwa bhineda yang dalam kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan. Rahwana mengisi dua tempat karena sangat relevan dengan konsepsi Sad Winayaka yaitu Cambhu sebagai Siwa atau sebaliknya. Adapun kesembilan tapakan tersebut yakni:

  1. Delem warnanya hitam sebagai perwujudan Sanghyang Wisnu di utara
  2. Rahwana warnanya abu-abu sebagai perwujudan Sanghyang Sambhu di timur laut
  3. Anoman warnanya putih sebagai perwujudan Sanghyang Iswara di timur
  4. Menda warnanya merah muda/dadu sebagai perwujudan Sanghyang Maheswara di tenggara
  5. Anggada dan Anala warnanya merah sebagai perwujudan Sanghyang Brahma di selatan
  6. Sugriwa warnanya jingga sebagai perwujudan Sanghyang Rudra di barat daya
  7. Sangut warnanya kuning sebagai perwujudan Sanghyang Mahadewa di barat
  8. Anila warnanya hijau sebagai perwujudan Sanghyang Sangkara di barat laut
  9. Rahwana warnanya manca warna sebagai perwujudan Sanghyang Siwa di tengah

Asal-usul dari pembuatan tapakan Nawa Sanga, baris Nawa Sanga dan tapakan Ratu Lingsir berawal dari krama Subak Gede Poyan/Peneng berkehendak membuat empelan (empangan).  Akan tetapi selalu mengalami kegagalan sehingga krama subak mengajak I Gusti Agung Nyoman Gede di Puri Perean pergi ke tempat pembuatan empelan tersebut. Sebelum dimulai pekerjaannya mereka berdoa bersama agar pembuatan empelan tersebut berhasil dengan baik. Ketika berdoa terdengarlah sabda: “Ida Bhatara Pucak Rsi, Ida Bhatara Trate Bang, dan Ida Bhatara Beratan agar dibuatkan pelinggih subak, tapakan Nawa Sanga, baris Nawa Sanga dengan Ratu Lingsirnya bila pembuatan empelan tersebut berhasil dengan baik yang distanakan di Pura Pucak Kembar”.

Akhirnya pekerjaan pembuatan empelan tersebut berhasil sehingga dapat mengairi sawah krama subak. Dengan demikian, akhirnya pada tahun 1883 Masehi dibuatkan pelinggih Subak dan tahun 1885 Masehi dibuatkan tapakan Nawa Sanga, baris Nawa Sanga dengan Ratu Lingsir yang sampai sekarang dilestarikan oleh kramat adat Pacung dengan krama Subak Gede Poyan/Peneng.

Berdasarkan uraian di atas, sangatlah jelas Pura Luhur Pucak Kembar sebagai tempat pemujaan kepada Bhatara Gede Sakti Amurbeng Rat (nama lain Bhatara Wisnu)  sebagai pemelihara. Di samping itu, sebagai tempat krama subak memohon keselamatan tanaman karena stana dari Sanghyang Tri Murti Sukla Dewi (Dewi Kemakmuran dan Kesuburan). Dan jika mengacu kepada tapakan Nawa Sanga tentu sebagai tempat pemujaan kepada Dewata Nawa Sanga.

sumber : http://inputbali.com/budaya-bali/tradisi-melancaran-tapakan-nawa-sanga-ida-bhatara-luhur-pucak-kembar-ke-110-pura-di-bali

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline